Salah satu penyebab utama dari radikalisme
20 sifat wajib ada bagi Allah ta’ala adalah hasil istiqro (telaah) para ulama yang sholeh yang mengikuti Imam mazhab yang empat yang bersumber dari Al Qur’an dan Hadits .
Aqidatul Khomsin, Lima puluh Aqidah dimana di dalamnya ada 20 sifat wajib ada bagi Allah ta’ala, ada sedikit dikupas pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/08/07/50-aqidah/
Dalam tulisan pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/09/20/penyesalan-tuanku/ terurai wasiat Tuanku Imam Bonjol untuk mempelajari kembali “dua puluh sifat-sifat Allah” adalah pengakuan beliau bahwa “pembagian tauhid jadi tiga” telah menjadi faktor terpenting dan dominan yang menjadi sebab munculnya ekstremisme atau radikalisme dalam perang paderi.
Hal ini sesuai dengan apa yang disampaikan oleh ulama yang sholeh keturunan cucu Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, Abuya Prof. Dr. Assayyid Muhammad Bin Assayyid Alwi Bin Assayyid Abbas Bin Assayyid Abdul Aziz Almaliki Alhasani Almakki Alasy’ari Assyadzili dalam makalahnya pada pertemuan nasional dan dialog pemikiran yang kedua, 5 s.d. 9 Dzulqo’dah 1424 H di Makkah al Mukarromah mengatakan
***** awal kutipan *****
“Tiga Pembagian Tauhid sebagai faktor dominan di antara faktor terpenting dan dominan yang menjadi sebab munculnya ekstremisme atau radikalisme adalah apa yang kita saksikan bersama pada metode pembelajaran tauhid dalam kurikulum sekolah. Dalam materi tersebut terdapat pembagian tauhid menjadi tiga bagian:
1) Tauhid Rububiyyah,
2) Tauhid Uluhiyyah,
3) Tauhid Asma’ was Shifaat.
(Padahal pembagian seperti ini), tidak pernah dikenal oleh generasi salaf dari masa Sahabat, Tabi’in maupun Tabi’it Taabi’in. Bahkan, pembagian dengan format seperti ini tidak terdapat dalam al Qur’an atau Sunnah Nabawiyyah.
Jadi, pembagian (taqsiim) tersebut tak lebih merupakan ijtihad yang dipaksakan dalam masalah ushuluddin serta tak ubahnya seperti tongkat yang berfungsi membuat perpecahan di antara umat Islam dengan konsekuensi hukumnya yang memunculkan sebuah konklusi bahwa kebanyakan umat Islam telah kafir, menyekutukan Allah, dan lepas dari tali tauhid.”
***** akhir kutipan *****
Contoh radikalisme dapat kita ketahui dari tulisan pada http://allangkati.blogspot.com/2010/07/keganasan-wahabi-di-pakistan.html
***** awal kutipan ****
Para pengikut ajaran wahhabi adalah kelompok yang sangat membencikan orang-orang sufi dan mengkafirkan mereka, mereka menganggap bahwa orang -orang sufi menyembah kuburan-kubura wali sehingga halal darahnya di bunuh, pemahaman ini bersumber dari aqidah mereka yang menyatakan bahwa tauhd itu terbagi kepada tiga bahagian, tauhid Rububiyah, tauhid Uluhiyah, tauhid asma` dan sifat, orang-orang sufi hanya percaya dengan tauhid rububiyyah dan tidak menyakini tauhid uluhiyyah, sebab itulah mereka kafir dan boleh di bunuh, bahkan mereka mengatakan bahwa orang-orang kafir qurasy lebih bagus tauhidnya daripada orang-orang sufi
*****akhir kutipan *****
Begitu pula kita dapat belajar dari Somalia bahwa kehancuran negara tersebut terjadi justru setelah penerapan syariat Islam namun karena perbedaan pemahaman akan syariat Islam mengakibatkan terjadi perselisihan di antara faksi di Somalia. Hal ini telah disampaikan dalam tulisan pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/09/20/2011/08/29/belajar-dari-somalia/
Sebagaimana diketahui, setelah Syarif diangkat menjadi pemimpin Somalia pada Januari 2009 lalu, faksi pejuang Somalia terbagi menjadi dua, antara pendukung dan penentang.
Sebagian kelompok Mahakim Al Islami, yang dipimpin oleh Syeikh Abdul Qadir Ali Umar, Harakah Al Ishlah (Ikhwan Al Muslimun), Harakah Tajammu’ Al Islami dan Jama’ah Ahlu Sunnah wa al Jama’ah adalah 4 faksi menyatakan dukungan kepada Syarif.
Sedangkan Harakah As Syabab Al Mujahidin serta Al Mahakim Al Islami wilayah Asmarah, Al Jabhah Al Islamiyah serta Mu’askar Anuli, yang bergabung dalam Hizb Al Islami.
Syeikh Syarif sebagai kepala pemerintahan transisi menegaskan, “Islam adalah dasar dalam setiap gerak pemerintah Somalia.” Akan tetapi Syeikh Syarif menolak pemikiran Syabab Mujahidin yang menurutnya masih jauh dari konsep Islam ideal
Contohnya pemikiran radikalisme Syabab Mujahidin melakukan perngrusakan kuburan kaum muslim yang tidak pernah temukan pada masa Salafush Sholeh.
Berikut kutipan yang bersumber dari http://m.arrahmah.com/read/2010/03/24/7300-menjadi-pusat-kesyirikan-al-shabaab-hancurkan-kuburan.html
***** awal kutipan *****
Pejuang Islam dari harakah Al-Shabaab telah menghancurkan sebuah kuburan yang diyakini merupakan kuburan dari Sheikh Mohudin Eli, seorang ulama besar di Somalia. Jenazahnya dikuburkan di distrik Karan, utara Mogadishu, Selasa (23/3).
Mujahidin Al-Shabaab selain menghancurkan kuburan Sheikh Mohidin Eli, juga menghancurkan kuburan Sheikh Ahmed Haji.
“Orang-orang melakukan pemujaan di kuburan ini. Untuk pertama kalinya kami membongkar kedua kuburan tersebut. Kami akan terus melanjutkan operasi seperti ini untuk menghancurkan kuburan yang dijadikan tempat pemujaan,” ujar salah seorang petinggi Al-Shabaab.
Di sisi lain, Sheikh Abdukadir Sheik Abukar (Somow), salah seorang petinggi kelompok “Ahlu Sunnah wal Jama’ah” yang ikut memerangi Mujahidin Al-Shabaab dan bekerjasama dengan pemerintah mengutuk keras perusakan kedua kuburan tersebut.
**** akhir kutipan *****
Begitupula sikap radikalisme yang terjadi di Libya pada akhir-akhir ini seperti perusakan masjid dan kuburan kaum muslim adalah disebabkan oleh pembagian tauhid menjadi tiga seperti yang diberitakan pada
***** awal kutipan *****
REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI – Kelompok bersenjata membuldoser sebuah Masjid yang di dalamnya terdapat makam para Muslim Sufi di pusat kota Tripoli, Sabtu (25/8). Serangan yang terjadi di siang hari tersebut merupakan serangan sektarian terang-terangan yang terjadi sejak Muammar Gadhafi tersingkir.
Pejabat pemerintah mengecam aksi penghancuran Masjid Sha’ab dan menuding kelompok bersenjata melakukan tindakan anti-Islam. Penyerangan terhadap situs Sufi itu adalah yang kedua kalinya dalam dua hari. Islamis ultrakonservatif menghancurkan tempat-tempat suci milik Sufi dengan bom. Selain itu, mereka juga membuldoser dan membakar perpustakaan Masjid di kota Zlitan, Jumat (24/8).
***** akhir kutipan *****
***** awal kutipan *****
Di dalam Masjid Sha’ab terdapat makam 50 sufi. Di luarnya juga ada kuburan tokoh Sufi Libya Abdullah al-Sha’ab dan pejuang Libya yang bertempur melawan kolonialis. Juru Bicara Dewan Tertinggi Keamanan Libya (SSC), Abdel Moneim al-Hurr, mengecam tindakan tersebut.
Pemimpin Libya terus berusaha mengendalikan kelompok bersenjata yang ingin menguasai Libya sejak Qadafi dilengserkan setahun yang lalu. Salah satu yang menjadi masalah, yakni konflik antara pendukung tradisi sufi dan mereka penganut Islam Konservatif.
**** akhir kutipan *****
Semakin jelaslah akibat kesesatan pembagian tauhid menjadi tiga. Jadi lebih baik kita mengikuti hasil istiqro (telaah) para ulama yang sholeh bersumber dari Al Qur’an dan Hadits serta berdasarkan penyaksian Allah ta’ala dengan hati mereka seperti 20 sifat wajib ada bagi Allah ta’ala
Dengan mendalami, memahami dan meyakini 20 sifat wajib ada bagi Allah ta’ala maka syahadat yang merupakan kesaksian awal secara lisan bahwa tiada tuhan selain Allah, dalam perjalanannya akan dapat berubah mencapai shiddiqin yakni menyaksikan Allah ta’ala dengan hati (ain bashiroh) sehingga membenarkan dan menyaksikan bahwa selain Allah ta’ala adalah tiada. Selain Allah ta’ala adalah tiada apa apanya. Selain Allah ta’ala adalah bergantung padaNya.
Buya Hamka penulis buku “Tasawuf Modern” setelah mengikuti Tarekat Qodiriyah Naqsabandiyah pernah berujar di Pesantren Suryalaya Tasikmalaya bahwa dirinya bukanlah Hamka, tetapi “Hampa” sebagaimana yang dituturkan oleh Dr Sri Mulyati, pengajar tasawwuf UIN Syarif Hidayatullah
“Dirinya bukanlah Hamka tetapi “hampa” adalah ungkapan penyaksian Allah ta’ala dengan hati (ain bashiroh) atau bermakrifat.
Muslim yang bermakrifat atau muslim yang menyaksikan Allah ta’ala dengan hati (ain bashiroh) adalah muslim yang selalu meyakini kehadiranNya, selalu sadar dan ingat kepadaNya.
Imam Qusyairi mengatakan “Asy-Syahid untuk menunjukkan sesuatu yang hadir dalam hati, yaitu sesuatu yang membuatnya selalu sadar dan ingat, sehingga seakan-akan pemilik hati tersebut senantiasa melihat dan menyaksikan-Nya, sekalipun Dia tidak tampak. Setiap apa yang membuat ingatannya menguasai hati seseorang maka dia adalah seorang syahid (penyaksi)”
Ubadah bin as-shamit ra. berkata, bahwa Rasulullah shallallahu alaihi wasallam berkata: “Seutama-utama iman seseorang, jika ia telah mengetahui (menyaksikan) bahwa Allah selalu bersamanya, di mana pun ia berada“
Rasulullah shallallahu alaihi wasallm bersabda “Iman paling afdol ialah apabila kamu mengetahui bahwa Allah selalu menyertaimu dimanapun kamu berada“. (HR. Ath Thobari)
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا حَفْصٌ عَنْ عَبْدِ الْمَلِكِ عَنْ عَطَاءٍ عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ رَآهُ بِقَلْبِه
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakar bin Abu Syaibah telah menceritakan kepada kami Hafsh dari Abdul Malik dari ‘Atha’ dari Ibnu Abbas dia berkata, “Beliau telah melihat dengan mata hatinya.” (HR Muslim 257)
Imam Sayyidina Ali r.a. pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zi’lib Al-Yamani, “Apakah Anda pernah melihat Tuhan?”
Beliau menjawab, “Bagaimana saya menyembah yang tidak pernah saya lihat?”
“Bagaimana Anda melihat-Nya?” tanyanya kembali.
Sayyidina Ali ra menjawab “Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan pandangan manusia yang kasat, tetapi bisa dilihat oleh hati”
Sebuah riwayat dari Ja’far bin Muhammad beliau ditanya: “Apakah engkau melihat Tuhanmu ketika engkau menyembah-Nya?” Beliau menjawab: “Saya telah melihat Tuhan, baru saya sembah”. “Bagaimana anda melihat-Nya?” dia menjawab: “Tidak dilihat dengan mata yang memandang, tapi dilihat dengan hati yang penuh Iman.”
Jika belum dapat melihat Allah dengan hati (ain bashiroh) atau bermakrifat maka yakinlah bahwa Allah Azza wa Jalla melihat kita.
Lalu dia bertanya lagi, ‘Wahai Rasulullah, apakah ihsan itu? ‘ Beliau menjawab, ‘Kamu takut (khasyyah) kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya (bermakrifat), maka jika kamu tidak melihat-Nya (bermakrifat) maka sesungguhnya Dia melihatmu.” (HR Muslim 11)
Firman Allah ta’ala yang artinya “Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama” (QS Al Faathir [35]:28)
Muslim yang takut kepada Allah karena mereka selalu yakin diawasi oleh Allah Azza wa Jalla atau mereka yang selalu memandang Allah dengan hatinya (ain bashiroh), setiap akan bersikap atau berbuat sehingga mencegah dirinya dari melakukan sesuatu yang dibenciNya , menghindari perbuatan maksiat, menghindari perbuatan keji dan mungkar hingga dia dekat dengan Allah ta’ala karena berakhlakul karimah meneladani manusia yang paling mulia Sayyidina Muhammad Rasulullah shallallahu alaihi wasallam
Sebaliknya akhlak buruk dapat ditimbulkan dari akibat termakan hasutan atau ghazwul fikri (perang pemahaman) yang dilancarkan oleh kaum Zionis Yahudi sehingga memahami apa yang Allah ta’ala mensifatkan apa yang ingin Dia sifatkan dengan makna dzahir/harfiah/tersurat/tertulis berakibat “Tuhan adalah jauh” bertentangan dengan firmanNya yang artinya “Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat”. (QS Al Baqarah [2]:186 ).
Mereka terindoktrinisasi bahwa Tuhan bertempat di suatu tempat yang jauh mengikuti aqidah Fir’aun sebagaimana yang telah diuraikan dalam tulisan pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2012/09/14/terhasut-aqidah-firaun/
Sehingga mereka secara psikologis atau alam bawah sadar mereka menjauhkan diri dari Allah atau berpaling dari Allah sehingga terbentuklah akhlak yang buruk
Akhlak yang buruk adalah mereka yang tidak takut kepada Allah atau mereka yang berpaling dari Allah atau menjauhkan diri dari Allah karena mereka memperturutkan hawa nafsu.
Firman Allah ta’ala yang artinya
“…Janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah..” (QS Shaad [38]:26)
“Katakanlah: “Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS An’Aam [6]:56 )
Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830
mas zon,ana adlah org jahil yg inginkan pengetahuan.bgaimanakah hizbut tahrir menurut anda? ana bagaikan sampan terombang ambing dlm lautan meminta kepastian arah tujuan!syukron sblmnya!