Catatan buat calon presiden
Berukit kutipan dialog dengan Gus Dur sebelum menjadi presiden yang bersumber dari http://pustakamuhibbin.blogspot.com/2014/04/wajib-dibaca-menjelang-pemilu-gus-dur.html?m=1
***** awal kutipan *****
Gus Dur menyampaikan bahwa “Indonesia dalam masa menuju kehancuran. Separatisme sangat membahayakan. Bukan separatismenya yang membahayakan, tapi yang memback up di belakangnya. Negara-negara Barat ingin Indonesia hancur menjadi Indonesia Serikat, maka mereka melatih para pemberontak, membiayai untuk kemudian meminta merdeka seperti Timor Timur yang dimotori Australia.”
Sejenak sang Kiai tertegun. Dan sambil membenarkan letak kacamatanya ia melanjutkan: “Tidak ada orang kita yang sadar bahaya ini. Mereka hanya pada ingin menguasai Negeri ini saja tanpa perduli apakah Negeri ini cerai-berai atau tidak. Maka saya harus jadi presiden, agar bisa memutus mata rantai konspirasi pecah-belah Indonesia. Saya tahu betul mata rantai konspirasi itu. RMS dibantu berapa Negara, Irian Barat siapa yang back up, GAM siapa yang ngojok-ojoki, dan saya dengar beberapa propinsi sudah siap mengajukan memorandum. Ini sangat berbahaya.”
Kemudiaan ia menarik nafas panjang dan melanjutkan: “Saya mau jadi presiden. Tetapi peran saya bukan sebagai pemadam api. Saya akan jadi pencegah kebakaran dan bukan pemadam kebakaran. Kalau saya jadi pemadam setelah api membakar Negeri ini, maka pasti sudah banyak korban. Akan makin sulit. Tapi kalau jadi pencegah kebakaran, hampir pasti gak akan ada orang yang menghargainya. Maka, mungkin kalaupun jadi presiden saya gak akan lama, karena mereka akan salah memahami langakah saya.”
Seakan mengerti raut wajah bingung para kiai yang menyimak, Gus Dur pun kembali selorohkan pemikirannya. “Jelasnya begini, tak kasih gambaran,” kata Gus Dur menegaskan setelah melihat semua hadirin tidak mudeng dan agak bingung dengan tamsil Gus Dur.
“Begini, suara langit mengatakan bahwa sebuah rumah akan terbakar. Ada dua pilihan, kalau mau jadi pahlawan maka biarkan rumah ini terbakar dulu lalu datang membawa pemadam. Maka semua orang akan menganggap kita pahlawan. Tapi sayang sudah terlanjur gosong dan mungkin banyak yang mati, juga rumahnya sudah jadi jelek. Kita jadi pahlawan pemyelamat yang dielu-elukan.”
Kemudian lanjutnya: “Kedua, preventif. Suara langit sama, rumah itu mau terbakar. Penyebabnya tentu saja api. Ndilalah jam sekian akan ada orang naruh jerigen bensin di sebuah tempat. Ndilalah angin membawa sampah dan ranggas ke tempat itu. Ndilallah pada jam tertentu akan ada orang lewat situ. Ndilalah dia rokoknya habis pas dekat rumah itu. Ndilalalah dia tangan kanannya yang lega. Terus membuang puntung rokok ke arah kanan dimana ada tumpukan sampah kering.”
Lalu ia sedikit memajukan duduknya, sambil menukas: “Lalu ceritanya kalau dirangkai jadi begini; ada orang lewat dekat rumah, lalu membuang puntung rokok, puntung rokok kena angin sehingga menyalakan sampah kering, api di sampah kering membesar lalu menyambar jerigen bensin yang baru tadi ditaruh di situ dan terbakarlah rumah itu.”
“Suara langit ini hampir bisa dibilang pasti, tapi semua ada sebab-musabab. Kalau sebab di cegah maka musabab tidak akan terjadi. Kalau seseorang melihat rumah terbakar lalu ambil ember dan air lalu disiram sehingga tidak meluas maka dia akan jadi pahlawan. Tapi kalau seorang yang waskito, yang tahu akan sebab-musabab, dia akan menghadang orang yang mau menaruh jerigen bensin, atau menghadang orang yang merokok agar tidak lewat situ, atau gak buang puntung rokok di situ sehingga sababun kebakaran tidak terjadi.”
Sejenak semua jamaah mangguk-mangguk. Kemudian Gus Dur melanjutkan: “Tapi nanti yang terjadi adalah, orang yang membawa jerigen akan marah ketika kita cegah dia naruh jerigen bensin di situ: “Apa urusan kamu, ini rumahku, bebas dong aku naruh di mana?” Pasti itu yang akan dikatakan orang itu.”
“Lalu misal ia memilih menghadang orang yang mau buang puntung rokok agar gak usah lewat situ, Kita bilang: “Mas, tolong jangan lewat sini dan jangan merokok. Karena nanti Panjenengan akan menjadi penyebab kebakaran rumah itu.” Apa kata dia: “Dasar orang gila, apa hubungannya aku merokok dengan rumah terbakar? Lagian mana rumah terbakar?! Ada-ada saja orang gila ini. Minggir! saya mau lewat.”
Kini makin jelas arah pembicaraannya dan semua yang hadir makin khusyuk menyimak. “Nah, ini peran yang harus diambil NU saat ini. Suara langit sudah jelas, Negeri ini atau rumah ini akan terbakar dan harus dicegah penyebabnya. Tapi resikonya kita tidak akan popular, tapi rumah itu selamat. Tak ada selain NU yang berpikir ke sana. Mereka lebih memilih: “Biar saja rumah terbakar asal aku jadi penguasanya, biar rumah besar itu tinggal sedikit asal nanti aku jadi pahlawan maka masyarakat akan memilihku jadi presiden.”
“Poro Kiai ingkang kinormatan.” kata Gus Dur kemudian. “Kita yang akan jadi presiden, itu kata suara langit. Kita gak usah mikir bagaimana caranya. Percaya saja, titik. Dan tugas kita adalah mencegah orang buang puntung rokok dan mencegah orang yang kan menaruh bensin. Padahal itu banyak sekali dan ada di banyak negara. Dan pekerjaan itu secara dzahir sangat tidak popular, seperti ndingini kerso. Tapi harus kita ambil. Waktu yang singkat dalam masa itu nanti, kita gak akan ngurusi dalam Negeri.”
“Kita harus memutus mata rantai pemberontakan Gerakan Aceh Merdeka di Swiss, kita harus temui Hasan Tiro. Tak cukup Hasan Tiro, presiden dan pimpinan-pimpinan negara yang simpati padanya harus didekati. Butuh waktu lama,” lanjut Gus Dur.
“Belum lagi separatis RMS (Republik Maluku Sarani) yang bermarkas di Belanda, harus ada loby ke negara itu agar tak mendukung RMS. Juga negara lain yang punya kepentingan di Maluku,” kata Gus Dur kemudian.
“Juga separatis Irian Barat Papua Merdeka, yang saya tahu binaan Amerika. Saya tahu anggota senat yang jadi penyokong Papua Merdeka, mereka membiayai gerakan separatis itu. Asal tahu saja, yang menyerang warga Amerika dan Australia di sana adalah desain mereka sendiri.”
Kemudian Gus Dur menarik nafas berat, sebelum melanjutkan perkataan berikutnya. “Ini yang paling sulit, karena pusatnya di Israel. Maka, selain Amerika saya harus masuk Israel juga. Padahal waktu saya sangat singkat. Jadi mohon para kiai dan santri banyak istighatsah nanti agar tugas kita ini bisa tercapai. Jangan tangisi apapun yang terjadi nanti, karena kita memilih jadi pencegah yang tidak populer. Yang dalam Negeri akan diantemi sana-sini.”
Sekonyong beliau berdiri, lalu menegaskan perkataan terakhirnya: “NKRI bagi NU adalah Harga Mati!”
“Saya harus pamit karena saya ditunggu pertemuan dengan para pendeta di Jakarta, untuk membicarakan masa depan negara ini. Wasalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh…” tutup Gus Dur.
Sekitar 3 bulan kemudian, Subhanallah… safari ke luar ternyata Gus Dur benar-benar jadi Presiden. Dan Gus Dur juga benar-benar bersafari ke luar negeri seakan maniak plesiran. Semua negara yang disebutkan di PCNU Wonosobo itu benar-benar dikunjungi. Dan reaksi dalam negeri juga persis dugaan Gus Dur saat itu bahwa Gus Dur dianggap foya-foya, menghamburkan duit negara untuk plesiran. Yang dalam jangka waktu beberapa bulan sampai 170 kali lawatan. Luar biasa dengan fisik yang (maaf) begitu, demi untuk sebuah keutuhan NKRI.
Pernah suatu ketika Gus Dur lawatan ke Paris (kalau kami tahu maksudnya kenapa ke Paris). Dalam negeri, para pengamat politik dan politikus mengatakan kalau Gus Dur memakai aji mumpung. Mumpung jadi presiden pelesiran menikmati tempat-tempat indah dunia dengan fasilitas negara.
Apa jawab Gus Dur: “Biar saja, wong namanya wong ora mudeng atau ora seneng. Bagaimana bisa dibilang plesiran wong di Paris dan di Jakarta sama saja, gelap gak lihat apa-apa, koq dibilang plesiran. Biar saja, gitu aja koq repot!”
Masih sangat teringat bahwa pengamat politik yang paling miring mengomentrai lawatan Gus Dur sampai masa Gus Dur lengser adalah Alfian Andi Malarangeng, Menpora yang sekarang kena kasus. Tentu warga NU gak akan lupa sakit hatinya mendengar ulasan dia. Sekarang terimalah balasan dari Tuhan.
Salah satu pengamat politik yang fair melihat sikap Gus Dur, ini sekaligus sebagai apresiasi kami warga NU, adalah Hermawan Sulistyo, atau sering dipanggil Mas Kiki. terimakasih Mas Kiki.
Kembali ke topik. Ternyata orang yang paling mengenal sepak terjang Gus Dur adalah justru dari luar Islam sendiri. Kristen, Tionghoa, Hindu, Budha dll. mereka tahu apa yang akan dilakukan Gus Dur untuk NKRI ini. Negeri ini tetap utuh minus Timor Timur karena jasa Gus Dur. Beliau tanpa memikirkan kesehatan diri, tanpa memikirkan popularitas, berkejaran dengan sang waktu untuk mencegah kebakaran rumah besar Indonesia.
Dengan resiko dimusuhi dalam negeri, dihujat oleh separatis Islam dan golongan Islam lainnya, Gus Dur tidak perduli apapun demi NKRI tetap utuh. Diturunkan dari kursi presiden juga gak masalah bagi beliau walau dengan tuduhan yang dibuat-buat. Silakan dikroscek data ini. Lihat kembali keadaan beberapa tahun silam era reformasi baru berjalan, beliau sama sekali gak butuh gelar “Pahlawan”. Karena bagi seluruh warga NU “Beliau adalah Pahlawan yang sesungguhnya.”
****** akhir kutipan *******
Tampak begitu besar “gempuran” dari sisi luar bagi NKRI.
Namun pada suatu titik Gus Dur mengeluarkan Keputusan Presiden RI Nomor 69 Tahun 2000, Tentang pencabutan Keputusan Presiden RI No. 264 Tahun 1962, tentang larangan adanya organisasi Liga Demokrasi, Rotary Club, Divine Life Society, Vrijmetselaren-Loge (Loge Agung Indonesia), Moral Rearmament Movement, Ancient Mystical Organization of Rosi Crucians (AMORC) dan Organisasi Baha’i
Larangan terhadap organisasi-organisasi bentukan atau pendukung kaum Yahudi atau yang kita kenal sekarang Zionis Yahudi ditambah organisasi Baha’i (organisasi yang berusaha menyatukan semua agama) dikeluarkan oleh Presiden I RI, Sukarno.
Salah satu analisa mengatakan bahwa sesungguhnya “kejatuhan” Sukarno ditenggarai karena terbitnya Keppres No. 264 tahun 1962, yang “mengusik” kaum Yahudi dan menggerakkan “konspirasi”.
Begitu pula dengan “kejatuhan” Suharto, ada sebuah analisa mengatakan bahwa kejatuhan Suharto (semula “a good boy” Amerika) karena adanya kemungkinan jika kekuasaan Suharto “diperpanjang” maka akan terjadi kebangkitan Islam di Indonesia. Untuk itu Rakyat Indonesia harus “diusik” dengan sesuatu.
Amerika mulai “terusik” oleh kelakuan Suharto, diawali pada tahun 1992, gerakan Non Blok putuskan untuk mengirim utusan Palestina ke negara-negara Arab adalah untuk langsung terlibat dalam negosiasi-negosiasi yang mendukung usaha Palestina memperoleh haknya kembali yang mana keputusan yang diambil oleh Ketua GNB – Presiden Soeharto mendapat dukungan dari Menlu Palestina Farouk Kaddoomi seusai sidang Komite Palestina GNB di Bali yang dalam hal ini menurutnya keputusan tersebut menunjukkan dukungan Gerakan Non Blok kepada rakyat Palestina dalam memperoleh haknya kembali dan akan berusaha membuat warga Israel mundur dari kawasan yang diduduki. Komite Palestina GNB terdiri dari Aljazair, India, Bangladesh, Senegal, Gambia, Zimbabwe, Palestina dan Indonesia, komisi GNB untuk Palestina diketuai oleh Indonesia.
Para Futurolog memprediksikan pada abad ke-21 Islam akan bangkit mendunia yang diawali dari timur (Indonesia/Malaysia). Karena Soeharto (selaku kepala negara mayoritas muslim terbesar di dunia) merangkul Islam atau “menggunakan” Islam , maka sesegera mungkin sebelum memasuki abad ke-21 rezim Orba harus diturunkan. Langkah pertama yang diambil adalah menciptakan krisis moneter, lalu krisis ekonomi, lalu merembet pada krisis kepercayaan, lalu menggelombang menjadi krisis politik nasional yang mendesak untuk dilakukannya penjatuhan rezim dan reformasi total. Fakta krisis ini disetting dalam konteks kawasan, bukan semata Indonesia, sehingga tampak gelombang krisis ini bukan karena skenario tapi gelombang internasional yang bersifat natural.
Ada pihak yang berpendapat lebih spesifik dari sekedar “Soeharto jatuh karena krisis ekonomi”. Mereka berpendapat “Soeharto jatuh karena IMF?” Pendapat ini antara lain dikemukakan Prof. Steve Hanke, penasehat ekonomi Soeharto dan ahli masalah Dewan Mata Uang atau Currency Board System (CBS) dari Amerika Serikat.
Menurut ahli ekonomi dari John Hopkins University itu, Amerika Serikat dan IMF-lah yang menciptakan krisis untuk mendorong kejatuhan Soeharto. Ini dibuktikan dari pengakuan Direktur Pelaksana IMF Michael Camdessus sendiri.
Dalam wawancara “perpisahan” sebelum pensiun dengan The New York Times, Camdessus yang bekas tentara Prancis ini mengakui IMF berada di balik krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
“Kami menciptakan kondisi krisis yang memaksa Presiden Soeharto turun,” ujarnya. Pengakuan ini tentu saja menyambar kesadaran banyak orang. Tak dinyana, krisis di Indonesia ternyata bukan semata kegagalan kebijakan ekonomi Soeharto, tapi juga berkat “bantuan” IMF. Sumber: http://www.antara.co.id/print/1210836368
Jadi kesimpulannya siapapun penguasa negeri yang mengusik kaum Yahudi atau yang kita kenal sekarang Zionis Yahudi maka mereka akan terkena “gempuran”.
Salah satu “gempuran” adalah melalui kekuatan media massa yang telah mereka kuasai.
Protokol Zionis yang ketujuh,
“Kita harus memaksa pemerintahan bukan-Yahudi untuk menerima langkah-langkah yang akan meningkatkan secara luas rencana yang telah kita buat yang telah kian dekat dengan tujuannya dengan cara meletakkan tekanan pada pendapat umum (opini) yang telah kita agendakan yang harus didorong oleh kita dengan bantuan apa yang dinamakan ‘kekuatan besar’ media massa (pers.) Dengan sedikit perkecualian, tak perlu terlalu dipikirkan, kekuatan itu telah berada dalam genggaman kita”.
Protokol Zionis yang kelimabelas
…Dibawah pengaruh kita, pelaksanaan hukum kaum non_yahudi harus dapat diredusir seminim mungkin. Penghormatan kepada hukum harus dirongrong dengan cara interpretasi sebebas mungkin sesuai dengan apa yang telah kita perkenalkan pada bidang ini. Pengadilan akan memutuskan apa yang kita dikte, bahkan dalam kasus-kasus yang mungkin mencakup prinsip-prinsip dasar atau isu-isu politik melalui jalur pendapat surat kabar dan jalur lainnya..
Sebuah analisa mengatakan bahwa keadaan gunjang-ganjing di Timur Tengah adalah upaya untuk memudahkan mewujudkan Israel Raya setelah negara-negara kaum muslim di sekitar Zionis Yahudi Israel, hancur luluh berantakan karena kaum muslim saling bunuh membunuh
****** awal kutipan ******
Agen-agen Israel diduga akan melakukan false-flag operation di sejumlah wilayah di Mesir yang mengesankan kelompok Islam telah melakukan aksi-aksi kekerasan. Pemerintah Mesir akan terpancing untuk mengirim pasukan ke wilayah-wilayah yang “memanas” tersebut.
Propaganda media pun akan dijalankan, dimana media mainstream akan menayangkan “kelompok pemberontak” (baca:agen Israel) sedang beraksi. Selanjutnya media akan menayangkan mobilisasi militer Mesir untuk memerangi pemberontak.
Berikutnya akan disebarkanlah gambar-gambar dan video-video palsu ala Hollywood melalui jejaring sosial yang menampilkan kekejaman tentara Mesir terhadap pemberontak dan penduduk sipil.
Kelompok-kelompok Islam yang asli akan percaya terhadap propaganda media tadi. Keluarlah seruan jihad dari negara-negara kaum muslim lainnya untuk membantu “saudara” mereka yang tertindas di Mesir. Jadilah sekarang Mesir sebagai Suriah ke-2.
****** akhir kutipan *******
Silahkan download file dari situs http://www.dropbox.com/s/57leve7b1vxa8xw/Pemalsuan%20data%20konflik%20syria2.pdf atau baca tulisan pada http://kabarislam.wordpress.com/2013/07/18/kumpulan-pemalsuan-data-foto-konflik-suriah/ bagaimana dengan menggunakan media massa, melalui dunia nyata seperti televisi, surat kabar atau melalui dunia maya (internet) untuk menghasut kaum muslim di Timur Tengah saling bunuh membunuh sehingga memudahkan Zionis Yahudi mewujudkan Israel Raya
Salah satu organisasi bentukan Zionis Yahudi yang dilarang oleh presiden Sukarno adalah Rotary Club
Nama resminya adalah Rotary International (RI). Komunitas lokal Rotary International yang mereka bentuk di 162 negara dinamakan ‘club’, sehingga nama lengkapnya Rotary International Club, biasa disingkat Rotary Club (RC). didirikan pada tahun 1905, markas besarnya berada di Kota Evanston, Illinois, USA, Nomor Telp. (312) 866-300.
Organisasi ini awalnya didirikan untuk menunjang perjuangan untuk mendapatkan tanah air bagi orang-orang Yahudi. Anggota Rotary Club adalah kalangan pengusaha. Mereka menunjang dari segi dana bagi terbentuknya negara zionis Israel. Rotari Club bertugas mengumpulkan kalangan bisnis dan berfungsi sebagai ‘kontak bisnis’ (clearing house) dan merupakan sarana pengumpulan dana bagi keperluan zionis.
Rotary Club adalah organisasi bawah tanah Zionis Israel, yang beranggotakan kaum usahawan, tenaga ahli, Intelektual (mahasiswa dan dosen) sebagai anggota penuhnya, sedangkan orang-orang umum dan pelajar sebagai anggota kelas lebih rendah.
Rotary Club didirikan oleh Paul P Harris, seorang keturunan Yahudi Amerika, sekitar bulan Februari 1905 di kota Chicago Amerika Serikat. Organisasi ini telah menyebar ke seluruh penjuru dunia dengan dukungan dana yang kuat, dan telah mempunyai cabang di 80 negara termasuk Indonesia, sekitar 6800 Rotary Club ada di dunia, dengan anggota sekitar 327.000 aktifis.
Pemerintah Spanyol pernah melarang Rotary Club. Bahkan Vatikan dikabarkan pernah mengeluarkan aturan untuk melarang kaum Katolik di dunia untuk masuk ke dalam keanggotaan Rotary Club.
Di Indonesia Rotary Club sudah tidak dilarang lagi karena telah terbitnya Kepres Nomor 69 Tahun 2000.
Contohnya sebagaimana yang dikutip dari Harian Joglosemar, Kamis (23/2/2012), Rotary Club (RC) Solo Kartini melantik Istri Walikota Surakarta pada waktu itu, Iriana Joko Widodo sebagai anggota kehormatan mereka, bersamaan dengan ulang tahun ke-107 Rotary Internasional.
Sebuah sinyalemen disampaikan pengamat intelijen Laksamana Pertama (Purn) Mulyo Wibisono(Mantan Komandan Satgas Intel Badan Intelijen Strategis) kepada itoday (24/01). “Rotary Club dan Lions Club itu kegiatan subversif. Kelompok ini berusaha mengatur dunia. Itu organisasi yang secara terselubung dikendalikan gerakan internasional, Freemasonry. Itu dikendalikan Amerika Serikat dan Yahudi. Club itu alat asing, maka mereka itu agen asing termasuk istri Jokowi,” tegas Wibisono. Sumber: http://www.itoday.co.id/politik/pengamat-intelijen-jokowi-disetir-kelompok-zionis-dan-freemasonry
Peneliti Zionisme, Ridwan Saidi dalam buku bertajuk ‘Jaringan Yahudi di Nusantara’ menyebut Rotary Club Internasional sebagai perabot Zionis. Menurut Ridwan Saidi, sebagai organisasi elit yang menjalankan misi kemanusiaan, Rotary Club sepenuhnya dikendalikan oleh Freemasonry dan Zionisme.
Sebagaimana “gempuran” yang disampaikan di atas, Zionis Yahudi mempergunakan kekuatan media massa yang telah mereka kuasai untuk menggiring pendapat umum (opini) masyarakat dengan pola pencitraan.
Berdasarkan sebuah analisa intelijen, tidak lama lagi media massa Internasional akan menurunkan artikel-artikel untuk memuji calon presiden yang mereka akan dudukkan. Ungkapan mereka “no free lunch” artinya semuanya ada maksud tujuannya.
Berdasarkan beberapa survey alasan orang akan memilih Jokowi adalah berdasarkan “sepak terjang” Jokowi yang dipublikasikan oleh media massa. Contoh alasan orang akan memilih Jokowi adalah “dekat dengan rakyat”, “suka blusukan”, “penampilannya sederhana”
Hal yang kita khawatirkan dengan pemilihan secara langsung akan terulang kembali rakyat memilih akibat pencitraan atau berdasarkan penampilan bukan berdasarkan pencapaian.
Dalam tulisan pada http://poskotanews.com/2014/03/18/rakyat-indonesia-terjebak-pencitraan-jokowi/ pengamat Politik dari LIPI, Siti Zuhro mengaku rakyat dan media di Indonesia nampaknya sudah muak dengan pencitraan. Hanya faktanya rakyat Indonesia terjebak lagi dalam pencintraan Jokowi saat ini.
”Masyarakat kan selalu mengkritik SBY karena selalu melakukan politik pencitraan. Lha kok ini mau memiliki Jokowi yang menerapkan ilmu yang sama dengan SBY. Kalau tidak suka dengan gaya politik pencitraan, maka seharusnya kita anti dengan gaya politik ini. Kok ini seperti mengulang,” tutur Siti kepada wartawan di Jakarta, Selasa (18/3).
“Rakyat harus dibimbing dan didampingi untuk benar-benar bisa memilih dengan rasional. Jangan sampai angan yang begitu besar saat SBY muncul akan terulang kepada Jokowi, itu yang harus disadari rakyat Indonesia” tambahnya
Berikut kutipan dari sebuah tulisan pada http://politik.kompasiana.com/2014/03/22/pencitraan-jokowi-dan-peran-medialembaga-internasional-641464.html bahwa
**** awal kutipan *****
Adanya kemungkinan James Riady bersama dengan Stanley Benhard Greenberg, teman karibnya di Arkansas Connection tidak akan pernah kesulitan untuk melambungkan nama seorang tokoh dari Indonesia yang sudah dipersiapkan dengan matang kekancah media internasional untuk diusung sebagai ”tokoh Indonesia yang mendunia” Adalah bukan secara kebetulan bila kemudian James Riady memilih seorang Joko Widodo untuk diusung sebagai “ Tokoh Indonesia yang mendunia” . Profil seorang Jokowi yang lugu, jujur dan merakyat tapi disatu sisi juga patuh pada seniornya mewakili budaya jawa yang santun, menjadi pilihan utama yang akan mampu membius sebagian besar rakyat Indonesia yang sudah terbawa arus budaya membebek luar negeri disatu sisi dan disisi yang lain merasa muak terhadap sosok pemimpin yang sok jaim dan dianggap “ tidak merakyat”
Membentuk image sosok merakyat tidaklah sulit untuk pemilik wajah dan karakter seperti Jokowi, tinggal memasukkan Jokowi langsung ketengah-tengah kehidupan Rakyat jelata melalui program “blusukan” maka jadilah seorang tokoh yang merakyat. Adalah tugas Stanley Benhard Greenberg untuk mendulang Jokowi keranah dunia. Menjadi “Tokoh yang mendunia” menjadi tokoh idola yang akan membanggakan sebagian besar Rakyat Indonesia melalui The City Mayors Foundation, Jokowi diwisuda sebgai 10 besar Walikota terbaik sedunia.
Sebagian besar orang Indonesia percaya James Riady terlibat pembiayaan kampanye Bill Clinton sampai sejumlah US$ 200 ribu karena disiarkan langsung oleh New York Times edisi 7 Oktober 1996 secara terbuka, itulah demokrasi yang sudah berjalan di Amerika. Hanya orang yang kurang pergaulan dan hidup dijaman batu yang tidak mengenal siapa James Riady dan siapa Taipan Hoakiau yang nangkring dalam urutan orang terkaya di Indonesia versi majalah Forbes.
***** akhir kutipan *****
Sudah bukan rahasia lagi, jika Freemasonry mempunyai tujuan utama menghapuskan semua agama, menghapus tiang-tiang kebajikan kehidupan dan menggantikannya dengan “New World Order” , “ Tatanan Dunia Baru” menurut versi mereka.
Strategi dibidang ekonomi, salah satunya tertuang pada protokol zionis yang keenam
“Membangun kekuatan Zionisme melalui manipulasi ekonomi, terutama melalui monopoli perbankan dan kekuatan keuangan”
Protokol Zionis yang kedelapan
…Untuk sementara waktu sampai saat yang cukup aman tiba untuk memberikan jabatan-jabatan pemerintahan kepada saudara-saudara kita kaum Yahudi, kita akan mempercayakan jabatan-jabatan itu kepada mereka yang track-record dan wataknya sedemikian rupa, yaitu adanya jurang yang lebar antara mereka dengan rakyatnya…
…Kita akan mengepung pemerintahan yang ada dengan para ekonom kita. Karena alasan inilah ilmu ekonomi menjadi mata pelajaran utama yang dituntut dan diajarkan oleh kaum Yahudi. Kita akan dikelilingi oleh galaksi yang terdiri dari para banker, industrialis, kapitalis, dan terutama kaum milyuner, karena sebenarnya segala sesuatu akan ditentukan oleh daya tarik kepada angka-angka…
“Berikan kepada saya kewenangan mencetak uang dan mengatur keuangan suatu negara, dan sesudah itu terjadi saya tidak perlu ambil peduli kepada para pembuat hukum di Negara tersebut”. (Meyer Amschel Rothschild, 1743-1812, pendiri dinasti Rothschilds)
Untuk mewujudkan mimpi-mimpinya, sejak tahun 1999, seluruh wilayah belahan bumi sudah dikuasai oleh jaringan kekuasaan Lucifer.
Semua umat manusia harus memandang pada satu arah, yaitu kekuatan mata uang, sebagaimana yang dilambangkan oleh mata uang satu dolar Amerika –novus ordo seclorum.
Seluruh struktur perekonomian global telah dikuasai oleh kaum Iluminasi, gerak World Bank dan IMF telah menjadi “dewa Lucifer” yang akan menyelamatkan umat manusia sekaligus menguasainya.
Prof. J.S. Malan dalam tulisannya, New Age Reforms bahwa seluruh sumber daya alam dunia, seperti moneter dan industri harus dikontrol sepenuhnya oleh “pemerintahan dunia” karena dengan cara seperti ini, sistem persamaan ekonomi serta kesejahteraaan dunia dapat dilaksanakan serta dinikmati secara merata. Seluruh dunia hanya mempunyai satu sistem moneter yang pengawasannya di bawah satu badan yang tersentralisasi. Dengan cara seperti ini memungkinkan “pemerintahan dunia” menjalankan kebijaksanaannya untuk mengendalikan seluruh negara dan rakyatnya. Inilah yang dinamakan the New World Order (NWO); tatanan dunia baru.
Dunia harus “tunduk” dan “menyembah” kepada dolar sebagai medium untuk mendapatkan karunia dari tuhan (setan) Lucifer. Mereka yang mendapatkan limpahan dolar akan mampu menjadi manusia unggul. Dan mereka yang menguasai dolar –di bidang ekonominya– adalah mereka yang menguasai dunia.
Seluruh lembaga keuangan internasional yang telah dirintis oleh Meyer Rothchild harus menunjukkan keperkasaannya dalam bidang finansial. Pemilikan saham perbankan, multinasional, dan teknologi termasuk microchip harus dimiliki secara mayoritas oleh persaudaraan anggota freemason.
Keberhasilan mereka “memutuskan” hubungan alat tukar/uang dengan karunia Allah adalah ketika mereka tidak lagi menggunakan emas sebagai patokan alat tukar. Sesungguhnya emas adalah salah satu bentuk referensi terhadap karunia Allah.
Salah satu firman Allah yang mengutarakan tentang alat tukar emas,
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan mati sedang mereka tetap dalam kekafirannya, maka tidaklah akan diterima dari seseorang diantara mereka emas sepenuh bumi, walaupun dia menebus diri dengan emas (yang sebanyak) itu. Bagi mereka itulah siksa yang pedih dan sekali-kali mereka tidak memperoleh penolong.” (Ali Imran (3):91)
Tujuan serta misi dari New World Order (tatanan dunia baru) sangat sederhana.
– Menciptakan satu pemerintahan dunia.
– Satu pemimpin dunia.
– Satu kepercayaan dunia.
– Menjaga dan melindungi ras unggul melalui pengendalian jumlah penduduk.
– Warga negara dunia ketiga akan menjadi pembantu dan buruh.
Pemikiran/kepercayaan mereka pada umumnya adalah,
– Manusia ada dengan sendirinya, tidak diciptakan Allah. (mereka umumnya menyebarluaskan teori evolusi Darwin.)
– Manusia mati kembali menjadi materi tanah.
– Manusia harus peduli dengan kemanusiaannya demi menjadi manusia unggul sehingga mereka menyebar luaskan hak asasi manusia (HAM) tanpa peduli dan percaya akan hak Allah.
– Tidak ada karunia atau rezeki dari Allah, yang ada adalah tukar menukar usaha/upaya antar manusia.
– Manusia dalam perwujudan tertinggi menyerupai Tuhan.
– Manusia yang paling unggul adalah sebagai pemimpin atau raja manusia di muka bumi.
Dengan penguasaan mereka dalam militer, farmasi dan bidang-bidang lainnya, mereka merasa berhak menentukan mana manusia yang berhak hidup maupun diakhiri hidupnya (dibunuh).
Hal ini contohnya diperlihatkan ketika mereka melenyapkan ras suku Indian dari benua Amerika. Ditengarai Amerika melakukan pemusnahan masal dan perang biologi melalui penyebaran kuman-kuman dan penyakit-penyakit terhadap penduduk asli, suku Indian.
Beberapa data yang tertuang dalam The Atlas of the North American Indian, and the Conspiracy of Pontiac and the Indian War after the Conquest of Canada, menunjukkan bahwaJenderal Amherts, telah “menyetujui” pendistribusian selimut dan sapu tangan yang telah terkontaminasi bibit cacar untuk digunakan sebagai alat perang wabah penyakit terhadap Indian Amerika. Bahkan ada bukti tertulis berupa surat yang ditulis sendiri oleh Jeffrey Amherst. Dalam suratnya kepada Kolonel Henry Bouquet, Komandan angkatan bersenjata Inggris, Jenderal Amherts bertanya : “Tidak bisakah diatur suatu cara bagi pengiriman bibit campak kepada suku-suku Indian yang tidak menyenangkan itu? Dalam hal ini kita harus menggunakan berbagai strategi untuk dapat mengurangi jumlah mereka.” Bouquet menjawab, “Saya akan mencoba untuk menularkan penyakit tersebut kepada mereka melalui selimut-selimut yang akan jatuh ke tangan mereka dan berusaha semaksimal mungkin untuk tidak ikut tertular.”.
Wallahu ‘alam
Setau saya klo mau bicara masalah freemason,illuminati or NWO..ga usah jauh2 bill clinton segala…obama pun salah satu dari mrk..bicara rothschild..yg deket sm rothschild di indonesia adl tak lain Prabowo sendiri yg mpunyai kepentingan dengan pihak rothschild..bgtu pun dengan abdurizal bakrie,hary tanoe,dan adik prabowo jg..sudahlah skrg tuh udh akhir jaman smua pemerintahan sdh dikuasai oleh illuminati…new world order itu akan dipimpin oleh org yg brtangan besi…dan negara2 di dunia akan di pimpin oleh org2 bertangan besi/militer…jadi ga heran klo rothschild mengatur or mngendalikan pemilu di indonesia dgn memilih prabowo sbg capres di indonesia..krn dia butuh sorg wakil NWO pemimpin tangan besi di indonesia.
Pendiri dan Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tahid Bandung KH Abdullah Gymnastiar menjelaskan bahwa Prabowo adalah perwira militer yang tak rela melihat umat Islam dipinggirkan sebagaimana diberitakan pada http://nasional.inilah.com/read/detail/2101958/aa-gym-sambut-gembira-deklarasi-prabowo-hatta
Berikut kutipannya
****** awal kutipan *****
Menurut Aa Gym dirinya sudah mengenal Prabowo pada tahun 1990-an, saat Prabowo menyandang jabatan Danjen Kopassus.
Pada saat itu, ada seorang jenderal petinggi TNI yang amat disegani dan selalu menjadikan umat Islam sebagai target kebenciannya.
“Setahu saya, pada waktu itu hanya Prabowo yang terang-terangan membela umat Islam. Ini kenangan luar biasa saya tentang sosok Prabowo yang sulit dilupakan. Ia perwira militer yang tak rela melihat umat Islam dipinggirkan. Karena alasan ini, saya mendukung Prabowo,” ujarnya.
******* akhir kutipan ******
Perjuangan reformasi di Indonesia pada kenyataan ada dua kubu
Prabowo termasuk tokoh reformasi yang dipermasalahkan karena menemui para tokoh-tokoh tanpa sepengetahuan dari Wiranto sebagai atasannya sebagaimana arsip berita pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2014/04/29/isu-kudeta-prabowo
Wiranto dalam bukunya “Bersaksi di Tengah Badai” mengakui mendapat laporan secara lengkap tentang aktivitas Pangkostrad Letjen TNI Prabowo pada saat-saat kritis. “Bahkan, saya telah mendapat informasi mengenai pertemuannya dengan Wakil presiden BJ Habibie dan pertemuannya dengan Amien Rais serta Gus Dur maupun dengan tokoh-tokoh lainnya. Bagi orang awam, barangkali hal itu biasa-biasa saja. Tidak ada yang aneh,” tulis Wiranto .
“Namun, di dalam kehidupan militer, kegiatan semacam itu jelas tidak dapat dibenarkan, karena menyalahi aturan. Seharusnya Pangkostrad berorientasi pada wilayah, tugas, dan tanggung jawabnya sebagai Pangkostrad yang menggerakkan pasukan atas perintah Panglima ABRI. Bukan ke sana kemari ngurusin masalah politik dan kenegaraan. Walaupun hal itu dilakukan, harus sepengetahuan pimpinan, bukan atas kehendak sendiri dan sama sekali tidak melaporkan kepada atasan.”
Oleh karena Prabowo bertemu dan bergabung dengan tokoh-tokoh reformasi salah satu akibatnya adalah kehilangan keluarga
Tahun 1990an, tak ada bintang muda TNI dengan karir secemerlang Prabowo Subianto . Karir Prabowo melesat cepat. Tahun 1995 Brigadir Jenderal Prabowo dilantik menjadi komandan Komando Pasukan Khusus (Kopassus).
Prabowo kemudian memekarkan Kopassus dari tiga grup menjadi lima grup. Dengan jumlah personel Kopassus yang bertambah, otomatis satuan itu harus dipimpin seorang komandan jenderal berpangkat mayor jenderal. Prabowo pun naik pangkat lagi.
Tahun 1996, prestasi Prabowo mencuri perhatian dunia saat tim gabungan TNI berhasil membebaskan 12 peneliti yang disandera Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Mapenduma. TNI banyak mendapat pujian atas keberhasilan operasi militer tersebut.
Tak lama, bintang di bahunya bertambah lagi menjadi tiga. Tanggal 20 Maret 1998, Prabowo dilantik menjadi Panglima Kostrad dengan pangkat Letnan Jenderal. Hanya tinggal selangkah menjadi jenderal penuh dengan menduduki posisi Kepala Staf Angkatan Darat, disusul menjadi Panglima. Posisi nomor satu ini rasanya tinggal menunggu waktu.
Tapi tragedi 1998 membuat Prabowo terusir dari keluarga Cendana. Soeharto dan anak-anaknya merasa Prabowo adalah pengkhianat karena menemui Gus Dur, Amien Rais, Adnan Buyung Nasution dan sejumlah tokoh yang mendukung reformasi. Keluarga Cendana juga mengira Prabowo sengaja mendekati Habibie untuk mendukungnya sebagai presiden menggantikan Soeharto.
Prabowo sempat mengadu pada ayahnya, Soemitro Djojohadikusumo. Dia dikhianati Soeharto, mertuanya sendiri.
“Papi tidak akan percaya kalau saya dikhianati mertua. Dia bilang pada Wiranto singkirkan saja Prabowo dari pasukan,” tulis Soemitro dalam buku Jejak Perlawanan Begawan Pejuang terbitan Pustaka Sinar Harapan tahun 2.000.
Kisah lain dituturkan dalam buku Hari-hari Terpanjang, Menjelang Mundurnya Presiden Soeharto yang ditulis James Luhulima dan diterbitkan Kompas tahun 2001.
Tanggal 20 Mei 1998 malam, pulang dari kediaman Habibie, Prabowo ke rumah keluarga Soeharto di Jl Cendana. Dia bermaksud berkumpul bersama anggota keluarga yang lain, tetapi yang didapatnya malah makian.
Putri bungsu Soeharto, Siti Hutami Endang Hadiningsih atau Mamiek menghampiri Prabowo dengan marah. “Kamu pengkhianat, pengkhianat. Jangan injak kakimu di rumah saya lagi.”
Prabowo mengaku tak pernah berniat menjatuhkan Soeharto dengan para tokoh itu. “Kami mendiskusikan cara terbaik untuk meredakan kerusuhan,” kilahnya.
Begitupula Bondan Winarno yang pernah pemimpin redaksi di tiga media nasional, serta diakui sebagai wartawan investigatif andal mengaku sudah meneliti rekam jejak Prabowo dan partai berlambang kepala burung Garuda itu.
Dari hasil penelusuran itu semua tudingan yang dialamatkan kepada Prabowo dinilainya hanya fitnah belaka. Berikut kutipan bantahannya yang dimuat pada http://www.merdeka.com/politik/bondan-winarno-bantah-isu-miring-soal-prabowo-di-twitter.html
***** awal kutipan *****
2. Prabowo khianati Soeharto
Selain membantah tentang penculikan aktivis dan mahasiswa yang dilakukan Prabowo, caleg Partai Gerindra Bondan Winarno juga membeberkan perihal rumah tangga Prabowo. Bondan membeberkan mengapa Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu keluar dari Cendana.
Seperti diketahui, Prabowo sebelumnya menikah dengan Siti Hediyati Hariyadi alias Titiek Soeharto pada tahun 1983. Keduanya lalu bercerai di tahun 1998, tak lama setelah Soeharto lengser.
Menurut Bondan, tidak benar jika Prabowo cerai dengan Titiek Soeharto lantaran tidak mengurusi keluarga.
“Tuduhan pertama: @Prabowo08 cerai karena tidak becus mengurus keluarga,” ujar Bondan lewat akun Twitter-nya @PakBondan yang dikutip merdeka.com, Senin (31/3).
Menurut Bondan, yang benar Prabowo diusir dari Cendana. Prabowo diusir lantaran dua hal.
“@Prabowo08 dianggap mengkhianati keluarga Cendana karena dua hal: Berani menganjurkan Presiden Suharto untuk mundur. @Prabowo08 tidak gunakan senjata dan malah membiarkan demonstran masuk ke kompleks DPR/MPR,” tulis Bondan.
******* akhir kutipan *******
Ketika PAN dan Amin Rais yang termasuk tokoh Reformasi mendukung Prabowo maka akan terlihatlah tokoh reformasi “kubu lain” yang menolaknya seperti Goenawan Mohamad sebagaimana berita pada http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/05/15/goenawan-muhammad-mundur-dari-pan
Serupa dengan kubu Goenawan Muhammad adalah
http://www.beritasatu.com/nasional/183410-aktivis-ham-kecewa-amien-rais-dukung-prabowo.html
atau
http://www.tribunnews.com/nasional/2014/05/16/tim-penuntasan-kasus-tragedi-trisakti-protes-dukungan-alumni-trisakti-ke-prabowo
“Latar berlakang” perjuangan reformasi kubu Goenawan Muhammad dapat dibaca pada https://mutiarazuhud.files.wordpress.com/2014/05/goenawan-muhammad-background.pdf
Dari “latar belakang” tersebut kita dapat simpulkan bahwa kubu Goenawan Muhammad adalah pejuang reformasi yang membawa misi pihak asing untuk menegakkan hak asasi manusia dengan semangat kebebasan (liberalisme. pluralisme, sekularisme) termasuk kebebasan memahami Al Qur’an dan AS Sunnah dengan semangat kebebasan (liberalisme)
Perjuangan reformasi menegakkan hak asasi manusia dengan semangat kebebasan tampaknya melatarbelakangi wakil walikota Surabaya Wisnu Sakti Buana yang juga ketua DPC PDI-P menolak kebijakan atasannya terkait rencana penutupan lokalisasi terbesar di Surabaya, Dolly, sebagaimana yang diberitakan pada http://www.merdeka.com/peristiwa/perang-urat-saraf-risma-dan-wisnoe-jelang-penutupan-dolly.html
Bebas berpendapat bahkan menerjang kebijakan atasannya Walikota Surabaya Tri Rismaharini yang didukung Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur berserta 48 ormas sebagaimana yang dikabarkan pada http://www.merdeka.com/peristiwa/wakilnya-menolak-penutupan-dolly-risma-didukung-mui.html
Salah satu alasannya adalah seperti kutipan dari http://www.fiskal.co.id/berita/fiskal-2/2289/wakil-walikota-surabaya-tak-setujui-dolly-ditutup
******* awal kutipan ********
Menurut pandangan Wisnu, warga Putat Jaya selama ini masih banyak yang menggantungkan hidup dari lingkaran bisnis esek-esek gang Dolly. Usaha seperti warung makan, tempat cuci hingga usaha lain milik warga putat jaya mayoritas mengandalkan pelanggan dari lokalisasi tersebut.
“Yang kita pikirkan itu warga kota Surabaya yang kena dampak terhadap kehidupannya yang mengantungkan perputaran ekonomi disana, kalau mucikari dan PSK memang gampang, cukup diberi pelatihan dan pesangon, beres dan selesai, tetapi bagaimana dengan masyarakat sekitar yang asli warga kota Surabaya,” ucapnya.
******** akhir kutipan *******
Alasan wakil walikota Surabaya Wisnu Sakti Buana tampaknya membenarkan berita pada http://news.detik.com/read/2005/03/31/174714/331176/10/kongres-pdip-untungkan-psk
******* awal kutipan ******
Kongres PDIP Untungkan PSK
Gede Suardana – detikNews
Sanur – Kongres PDIP di Bali membawa berkah. Setidaknya, untuk para PSK (penjaja seks komersial). Para wanita malam itu mendapatkan rupiah lebih banyak dibanding hari biasa, karena banyaknya penggembira dan utusan kongres PDIP yang melakukan transaksi.
Sejak hari pertama kongres, sebagian penggembira dan utusan kongres PDIP memang tampak menyerbu kawasan PSK tak resmi di beberapa kawasan Sanur, Bali.
Antara lain di Padang Galak, Pasiran, Belanjong, dan Semawang. Kawasan PSK ini terkenal dengan tarif hemat. Sementara beberapa utusan kongres PDIP yang berkantong tebal memilih mendatangi kawasan PSK di kawasan wisata Kuta. Tempat ini dikenal sebagai kawasan PSK yang bertarif mahal.
Para penggembira kongres PDIP yang bermalam di lapangan Matahari Terbit, biasanya menghabiskan malam-malam indahnya di Pulau Dewata ini dengan mendatangi rumah-rumah PSK di Padang Galak, yang berada di pinggir pantai Sanur itu.
Mereka minum-minum, ngobrol, dan juga yang sampai melakukan transaksi dengan PSK. Umumnya, mereka mencari ayam kampung (gadis Bali). Sayang, gadis Bali susah didapatkan. Soalnya, sebagian besar PSK di daerah ini memang berasal dari daerah Banyuwangi dan sejumlah daerah dari Jawa Timur lainnya.
Menurut seorang PSK di Padang Galak, Susi, kepada detikcom, Kamis (31/3/2005), dirinya telah melayani tiga orang yang merupakan tiga penggembira kongres PDIP. Sebenarnya banyak penggembira PDIP yang mendatangi dirinya. Tapi, banyak penggembira yang tidak membayar, karena pura-pura mabuk. Maklum, penggembira memang tidak berduit banyak.
Di kawasan PSK Padang Galak dan Pasiran, biasanya penggembira kongres berdatangan secara perorangan atau bergerombol. Karena sama-sama orang Jawa, transaksi pun lebih mudah.
Sementara penggembira di kawasan by pass Sanur memilih menyerbu beberapa rumah bordil di kawasan Semawang dan Belanjong. Mereka tidak perlu bersusah payah untuk mendapatkan para wanita malam itu. Setiap rumah yang memiliki alamat berakhir huruf X, maka itu dipastikan rumah bordil.
Salah seorang PSK di Semawang, Linda, mengaku melakukan transaksi dengan sejumlah penggembira dan utusan kongres. Bahkan, dia mengaku juga mendapat order untuk datang ke hotel tempat menginap para utusan. “Pokoknya ini berkahlah, karena lebih ramai dari hari-hari biasa,” ungkapnya.
Sedangkan beberapa satgas Kongres PDIP yang berpakaian ala pecalang juga ketiban rezeki dari sejumlah utusan kongres. Seorang satgas, Putu Wardana, mengaku sempat beberapa kali menerima order dari para utusan kongres untuk mencarikan rumah bordil itu. Putu pun mendapatkan rupiah yang lumayan. Sebagian utusan juga mencari kawasan PSK elit yang berada di kawasan Kuta. Bahkan, sejumlah utusan masih mengenakan ID card kongres saat mendatangi kawasan PSK elit di Kuta itu.
****** akhir kutipan ******
Sedangkan kubu yang lain yang mendukung Prabowo contohnya http://nasional.inilah.com/read/detail/2100018/keluarga-pahlawan-reformasi-dukung-prabowo
http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/05/10/forum-alumni-dan-mahasiswa-trisakti-dukung-prabowo-subianto
Aktivis 98 yang juga Ketua Umun PB HMI 1999-2001, Fakhrudin menyampaikan dalam berita pada http://nasional.inilah.com/read/detail/2098519/prabowo-berjasa-di-era-militer-anti-islam bahwa isu HAM sudah jadi sekadar dagangan politik, karena waktu Megawati berkuasa, toh soal itu tak dimasalahkan. Berikut kutipan selengkapnya
****** awal kutipan ******
INILAHCOM, Jakarta – Aktivis 98 yang juga Ketua Umun PB HMI 1999-2001, Fakhrudin, mengatakan sebaiknya umat Islam tidak gampang terprovokasi gencarnya pemberitaan yang menyudutkan capres dari Gerindra, Prabowo Subianto. Bagaimanapun ada peran besar Prabowo saat militer Indonesia cenderung anti-Islam.
“Jangan gampang dikecoh,” kata Fakhrudin dalam pembicaraan telepon dengan Inilahcom. Menurut dia, umat Islam Indonesia sejatinya berutang budi kepada Prabowo. “Prabowo adalah prajurit yang secara terbuka berani berhadapan dengan faksi militer yang fasis dan anti Islam, di bawah mendiang Benny Moerdani.”
Prabowo-lah, kata Fakhrudin, yang berani mengambil risiko di saat kelompok Moerdani tengah kuat-kuatnya. “Dia tak rela umat Islam terus dikorbankan demi kepentingan politik mereka,” kata dia.
Berkenaan dengan penculikan sejumlah aktivis, Fakhrudin juga yakin segala sesuatu harus dilihat dalam kontek kekuasaan saat itu. “Ada dua faktor; pertama karena pesanan rezim yang berkuasa, kedua karena adanya pertarungan di elite militer. Jadi faksionalisasi di internal militer menjadi pemicu untuk saling mendiskeditkan sesama mereka.”
Keyakinan Fakhrudin bahwa isu HAM sudah jadi sekadar dagangan politik, karena waktu Megawati berkuasa, toh soal itu tak dimasalahkan. Ia menilai, mungkin karena Megawati pun tak lepas dari kedekatan dengan militer. Sayangnya, kata dia, Megawati lebih akomodatif kepada sayap militer yang anti-Islam. “Lihat figur-figur tentara yang di lingkaran Mega. Hampir sebagian besar loyalis Beny ada di sana. Ini menunjukkan bahwa PDIP kurang sensitif terhadap perasaan ummat Islam,” kata dia.
Menurutnya, kalau Megawati konsisten dengan penegakan HAM, kenapa dia tidak tampil untuk menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM saat mendapat mandat dari rakyat. “Jangankan pelanggaran HAM, penculikan, kasus priuk, tragedi lampung, kejadian di Aceh dan lain lain, kasus 27 Juli saja dia tidak bisa selesaikan dengan tuntas.” [dsy]
******* akhir kutipan *******
Sebuah analisa mengatakan bahwa pilpres 2014 ini adalah perjuangan khususnya umat Islam dan rakyat Indonesia pada umumnya melawan pihak aseng dan asing
PIhak aseng adalah para konglomerat cina yang menginginkan negara Indonesia sebagai pasar dan investasi bagi kemakmuran mereka
Pihak asing adalah orang-orang berpemahaman SPILIS (Sekularisme, Pluralisme, Liberalisme) yang mengatasnamakan perjuangan hak asasi manusia tanpa batas dengan semangat kebebasan (liberalism)
Mereka ingin menggiring opini bahwa Islam bukanlah solusi
Salah satu contohnya pernyataan
Astaghfirullah, Menteri Agama korupsi penyelenggaraan ibadah haji, pengadaan Al Qur’an dikorupsi Depag, petinggi PPP yang juga Bupati Bogor korupsi izin lahan dan sebelumnya petinggi PKS korupsi pengadaan sapi. Islam banget gitu loh
Tentulah perbuataan korupsi bukanlah perbuatan yang Islami. Penggiringan opini masyarakat sehingga mereka tidak lagi mempercayai banyak ulama lainnya yang tidak melakukan korupsi. Apalagi masih ada asas praduga tak bersalah. Andaikan terbukti korupsi maka itu adalah oknum muslim dan tidak dapat digeneralisir untuk seluruh muslim. Hali ini serupa dengan ketika melihat seorang muslim melakukan tindakan teror di negara yang bukan wilayah peperangan seperti teror bom bunuh diri tidaklah dapat untuk menggeneralisir bahwa muslim adalah teroris.
Kita menyadari bahwa departemen agama memang ada ditemukan oknum-oknum khususnya dibidang penyelenggaraan haji. Jadi kalau menteri Agama tidak mengatasinya maka akan terseret arus. Namun kembali lagi kita sebaiknya menjunjung asas praduga tak bersalah.
Pihak KPK mengaku bahwa mereka tidak mempolitisasi dan memilah-milah kasus
Namun dengan cara KPK begerak berdasarkan dua buah bukti yang masuk kepada mereka maka pihak diluar KPK “mengendalikan” KPK dengan dua bukti yang “dimasukkan” kepada mereka dan kebenarannya akan dibuktikan dalam penyelidikan dan persidangan.
Gerindra sebagai partai politik berbasis nasionalis menerima anggota dari latar belakang agama, etnis apapun seperti etnis cina bahkan korban penculikan pun tertarik masuk Gerindra sebagaimana berita pada http://www.tempo.co/read/news/2013/10/28/078525234/Pernah-Diculik-Pius-Prabowo-Tak-Bersalah
***** awal kutipan *****
Mantan aktivis Pius Lustrilanang pernah mengalami penculikan oleh Tim Mawar Kopassus yang berada di bawah kendali Prabowo Subianto. Meski menjadi korban penculikan, Pius menganggap mantan Komandan Jenderal Kopassus itu tidak bersalah.
“Saya tetap berpandangan, yang bersalah dalam penculikan itu adalah Jenderal Soeharto sebagai Panglima tertinggi ABRI,” kata Pius, seperti diberitakan dalam laporan utama majalah Tempo edisi 28 Oktober 2013. Merasa tidak ada lagi masalah dengan Prabowo jugalah yang membuat Pius bergabung dengan Gerindra. Kini dia menjadi anggota DPR dari partai besutan Prabowo itu.
***** akhir kutipan *****
Prabowo mengusulkan Ahok sebagai wakil gubernur DKI Jakarta tentu dengan asumsi Jokowi akan memimpin sampai akhir masa jabatannya
Tidak terbayangkan bagi Prabowo bahwa Megawati akan mengabaikan perjanjian batu tulis
Tokoh-tokoh lainnya yang semula mendukung Jokowi-Ahok namun kemudian berubah benci, setelah Jokowi nyapres adalah
Nachrowi Ramli atau Nara sebagai Ketua Badan Musyawarah Betawi. Sempat mendukung namun sikap ini kembali mengeras saat Jokowi mendeklarasikan diri sebagai capres PDIP.
“Kalau saya sudah sumpah, demi Allah itu kan berjanji sama Tuhan, janjinya seperti apa,” ujarnya.
Kemudian, budayawan asal Betawi, Ridwan Saidi semula mendukung Jokowi-Ahok juga karena memajukan banyak kebudayaan Betawi namun akhirnya tidak sependapat atas pencapresan Jokowi sebagaimana diberitakan pada http://www.merdeka.com/politik/4-tokoh-yang-berubah-benci-setelah-jokowi-setelah-nyapres/ridwan-saidi.html
Anggota DPD Andi Mapetahang Fatwa yang kecewa setelah Jokowi maju menjadi capres. Bahkan AM Fatwa kekecewaannya disampaikan lewat sepucuk surat.
“Ada hal yang tidak konsekuen dengan janji politiknya semasa kampanye ‘akan memimpin Jakarta selama lima tahun’, maka saya kritik,” tegasnya
Begitupula sebagaimana yang diberitakan pada http://news.metrotvnews.com/read/2014/05/11/240460/ini-sikap-rhoma-irama-terhadap-koalisi-pkb-pdip-nasdem Rhoma Irama menolak keras koalisi PKB-PDIP alasannya, Gubernur DKI Jakarta yang biasa disapa Jokowi itu calon capres yang tidak amanah terhadap warga DKI. Menghianati janji gubernur.
“Rhoma Irama dan seluruh pendukungnya baik yang struktural (Forsa, Fahmitamami, Pamfata, Seniman, Fuhab) dan nonstruktural, menarik dukungan dari PKB dalam pemilu presiden nanti,” tulis Rhoma dalam rilis yang diterima Metrotvnews.com, Ahad (11/5/2014).
Fans Rhoma Irama dan Soneta (Forsa) dipersilakan menyampaikan aspirasi kekecewaan melalui media asalkan tidak sampai anarkis dan disusupi pihak ketiga.
“Utamakan media online, televisi dan koran lokal masing-masing. Bisa konferensi pers, demo damai, kirim FB-twitter, spanduk dan yang lain,” tulis Rhoma.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) MUI Pusat, Tengku Zulkarnain dalam tulisan pada http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/03/21/n2siql-mui-muslim-jangan-memilih-pemimpin-nonmuslim menjelaskan bahwa “Larangan memilih pemimpin non-muslim jelas bukan larangan MUI, tapi larangan Allah dan Rasul-Nya yang wajib dipatuhi oleh semua golongan umat Islam, termasuk MUI sendiri”
Firman Allah ta’ala yang artinya
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu). (QS Al Imran [3];28 )
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah”. (QS An Nisaa [4]:138-139)
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS Al Maidah [5]:51 )
Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini: “Allah Ta’ala melarang hamba-Nya yang beriman untuk loyal kepada orang Yahudi dan Nasrani. Mereka itu musuh Islam dan sekutu-sekutunya. Semoga Allah memerangi mereka. Lalu Allah mengabarkan bahwa mereka itu adalah auliya terhadap sesamanya. Kemudian Allah mengancam dan memperingatkan bagi orang mu’min yang melanggar larangan ini Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim“” (Tafsir Ibni Katsir, 3/132).
Boleh jadi akan muncul gerakan “asal bukan Jokowi” dengan tujuan untuk mengembalikan Jokowi memenuhi amanah sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Salah satu isi fatwa ulama adalah pilih pemimpin yang amanah .
Fatwa Ijtima’ Ulama di Padang Panjang tahun 2009
1. Pemilihan Umum dalam pandangan Islam adalah upaya untuk memilih pemimpin atau wakil yang memenuhi syarat-syarat ideal bagi terwujudnya cita-cita bersama sesuai dengan aspirasi umat dan kepentingan bangsa.
2. Memilih pemimpin dalam Islam adalah kewajiban untuk menegakkan imamah dan imarah dalam kehidupan bersama.
3. Imamah dan Imarah dalam Islam menghajatkan syarat-syarat sesuai dengan ketentuan agar terwujud kemaslahatan dalam masyarakat.
4. Memilih pemimpin yang beriman dan bertakwa, jujur (siddiq), terpercaya (amanah), aktif dan aspiratif (tabligh), mempunyai kemampuan (fathonah), dan memperjuangkan kepentingan umat Islam hukumnya adalah wajib.
5. Memilih pemimpin yang tidak memenuhi syarat-syarat sebagaimana disebutkan dalam butir 4 (empat) atau tidak memilih sama sekali padahal ada calon yang memenuhi syarat hukumnya adalah haram.
Sebagaimana informasi dari http://mui.or.id/mui/homepage/berita/partisipasi-pemilih-jangan-sampai-menurun.html bahwa pemimpin yang selayaknya dipilih adalah pemimpin yang beriman, bertaqwa, jujur, amanah, aspiratif, mampu, berakhlakul karimah dan memiliki komitmen kenegarawanan dan kebangsaan yang tinggi.
Sebagaimana yang disampaikan oleh Anggota Komisi Fatwa MUI Pusat K.H Sholahuddin al-Ayyubi bahwa memilih pemimpin dilalui dengan berjerih payah, termasuk dalam memelihara imamah dan imarah. Oleh karenanya, kalau tidak ada yang ideal maupun yang mendekati ideal, MUI berpaku pada kaidah Fiqhiyyah “akhaffu al dhararain” “Misalnya, kalau kita memilih “A” berisiko ada kerusakan dan memilih “B” juga mempunyai risiko, maka kita harus memilih seseorang yang dampak risiko (kerusakan)nya sekecil mungkin,”
Jadi berdasarkan tuntunan Majelis Ulama Indonsia maka kaum muslim dapat memilih capres yang terbaik dan paling kecil mudharatnya di antara pilihan yang ada.
Jusuf Kalla dan sekretaris jenderal DPP PKB Abdul Malik Haramain sebelumnya mengakui bahwa Jokowi belum cukup pantas untuk diusung sebagai calon presiden sehingga kesimpulannya Jokowi dijadikan calon presiden adalah semata-mata karena popularitas dan elektabilitasnya yang tinggi
Jusuf Kalla sebelumnya menegaskan bahwa Jokowi belum pantas diusung jadi capres. Dia menyarankan agar Jokowi konsentrasi dulu dengan pekerjaannya sebagai gubernur DKI Jakarta. “Jangan berpikir dulu jadi presiden. Karena masyarakat mendukung itu baru dalam tahap harapan, nah harapannya itu harus dibuktikan,” kata JK kepada Okezone di kantor pusat Palang Merah Indonesia (PMI), Jakarta, baru-baru ini sebagaimana yang diberitakan pada http://news.okezone.com/read/2013/03/27/339/782050/jk-belum-ada-bukti-jokowi-sukses
Berikut kutipan selanjutnya
****** awal kutipan ******
Selama ini, kata dia, Jokowi dihargai lalu didukung jadi calon presiden bukan karena bukti bahwa kinerjanya membangun Ibu Kota sukses. “Macet masih macet, banjir masih banjir, kumuh masih. Belum ada buktinya sukses,” tegasnya.
Jika berhasil menjadi Gubernur DKI, pria kelahiran Bone itu yakin pada waktunya Jokowi akan dipercaya masyarakat untuk jadi presiden. Menurut JK, keyakinannya bukan bualan semata, tapi sudah ada bukti. Lee Myung-bak bisa jadi presiden Korea Selatan karena sukses jadi wali Kota Seoul. Contoh lainnya yakni Presiden Iran, Ahmadinejad yang sebelumnya berhasil membenahi Teheran.
“Kalau banjir, macet, kekumuhan teratasi, perkelahian tidak ada, langsung tidak usah pakai kampanye lah. Itu terbukti bukan hanya Jokowi,” ujarnya.
Mantan menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat itu mengatakan, jika Jokowi terpengaruh dengan desakan untuk jadi calon presiden, maka ketika tidak berhasil mantan walikota Solo itu akan merasakan sakit luar biasa. “Jadi sabar untuk membuktikan,” ungkapnya.
“Saya yang mengajak Jokowi ke Jakarta. Saya punya harapan pada dia, kalau dia terlalu cepat bergeser banyak orang yang kecewa, nanti orang menyalahkan saya,” tambahnya seraya tersenyum.
****** akhir kutipan *******
Begitupula wakil sekretaris Jenderal DPP PKB Abdul Malik Haramain mengatakan bahwa Jokowi belum terbukti kapasitasnya mempimpin institusi besar sebagaimana yang diberitakan pada http://nasional.inilah.com/read/detail/2055451/pkb-mohon-maaf-jokowi-belum-pantas-jadi-capres
Berikut kutipan selanjutnya
******* awal kutipan *******
Ia melanjutkan, Jokowi baru mempunyai pengalaman dalam memimpin Kota Solo, sementara kinerjanya dalam memimpin wilayah yang lebih besar yakni Provinsi DKI Jakarta belum terbukti.
“Saat ini belum ada hasil kerja besar Jokowi di Jakarta, jadi kapasitasnya masih meragukan,” katanya.
Menurutnya, jika dibandingkan dengan dua tokoh yang saat ini menjadi kandidat Capres dari PKB yakni Jusuf Kalla dan Mahfud MD, maka Jokowi kalah. Malik mengklaim Jusuf Kalla dan Mahfud MD mempunyai sarat lengkap untuk diusung menjadi Capres.
******** akhir kutipan ******
Apalagi budayawan asal Betawi, Ridwan Saidi yang semula mendukung pasangan Jokowi-Ahok namun tidak sependapat terhadap pencapresan Jokowi karena melihat kinerja Jokowi – Ahok lebih berantakan dibandingkan zaman Foke. Menurutnya, kondisi Jakarta semakin parah dalam sejarah Indonesia sebagaimana yang diberitakan pada http://www.tribunnews.com/metropolitan/2013/12/06/budayawan-betawi-selama-dipimpin-jokowi-jakarta-acak-acakan
Salah satu cara meraih popularitas dan elektabilitas yang tinggi adalah dengan politik pencitraan
Pengamat Politik dari LIPI, Siti Zuhro menyampaikan pada http://poskotanews.com/2014/03/18/rakyat-indonesia-terjebak-pencitraan-jokowi/ bahwa masyarakat kan selalu mengkritik SBY karena selalu melakukan politik pencitraan. Lha kok ini mau memiliki Jokowi yang menerapkan ilmu yang sama dengan SBY. Kalau tidak suka dengan gaya politik pencitraan, maka seharusnya kita anti dengan gaya politik ini. Kok ini seperti mengulang,”
Sejak awal Siti mengaku sudah melihat bahwa Jokowi memang berniat untuk menjadi presiden dengan menggunakan pilkada DKI Jakarta sebagai batu loncatan dan barometer langkah selanjutnya. ”Jokowi sudah mempersiapkan diri menjadi capres itu sejak kedatangannya ke Jakarta dengan mobil Esemkanya dan didukung oleh tim media sosial profesional dari Politicalwave. Ada Didi dan Sony di belakang tim media sosial. Dia menang di DKI dan itu membuatnya makin PD,” tegasnya.
Masih beruntung, Jokowi dengan kompetensinya didamping oleh cawapres Jusuf Kalla, sosok yang telah dikenal kompetensi dan integritasnya
Contoh dalam kasus century, JK dengan tegas berpendapat bahwa century adalah perampokan dan dengan kewenangannya memerintahkan Kapolri untuk menangkap Robert Tantular (pemilik Bank Century)
Namun sayangnya jauh-jauh hari PDIP telah mempersiapkan sanksi jika Jusuf Kalla melampaui kewenangannya sebagaimana yang disampaikan oleh Politisi PDI Perjuangan Eva Kusuma Sundari pada http://www.tribunnews.com/pemilu-2014/2014/05/19/pdip-siapkan-sanksi-jika-jk-suka-over-kewenangan
Jadi jika kebijakan Jusuf Kalla tidak sejalan atau bertentangan dengan kebijakan PDIP maka akan dikenakan sanksi.
Megawati telah menegaskan bahwa Jokowi adalah petugas partai alias capres boneka sebagaimana berita pada http://www.jpnn.com/read/2014/05/14/234485/Pernyataan-Megawati-Tegaskan-Jokowi-Capres-Boneka
***** awal kutipan ******
JAKARTA – Pernyataan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang menyebut Joko Widodo (Jokowi) tetap merupakan petugas partai jika terpilih menjadi Presiden RI menuai kritik.
Anggota DPR RI Taslim Chaniago menilai pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Jokowi merupakan presiden boneka Megawati.
“Kalau terpilih sebagai Presiden Jokowi hanya jadi boneka Megawati dan PDI-P saja. Itu artinya apapun kebijakan Jokowi harus sesuai perintah Megawati. Jokowi tidak punya kewenangan saat memimpin negeri,” kata Taslim, saat dihubungi, Rabu (14/5).
Selain itu, Taslim juga menilai pernyataan Megawati tersebut mengindikasikan dirinya belum legowo menunjuk Jokowi sebagai calon presiden PDI-P.
“Sepertinya Megawati tidak pede (percaya diri) elektabilitasnya lebih rendah dibandingkan Jokowi. Megawati masih menganggap dirinya jadi presiden, cuma badan saja yang tidak jadi presiden. Saya menangkap, apa yang disampaikan Megawati itu membuktikan bahwa Megawati ingin menjadi presiden,” ujarnya.
Padahal, lanjut politisi PAN itu, siapa pun Presiden RI terpilih tidak boleh disetir oleh siapa pun. Temasuk partai yang mengusungnya. Taslim mengingatkan, pengabdian pada negara jauh lebih penting dari pada pengabdian pada partai.
“Megawati seharusnya belajar dari negarawan Inggris, Winston Churchill yang terkenal dengan prinsipnya, ketika pengabdian kepada negara dimulai, maka berakhirlah pengabdian kepada partai,” tutupnya.
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri berpesan kepada bakal capres Joko Widodo, untuk tidak melupakan perannya sebagai kader.
“Saya pesan ke Pak Jokowi, sampeyan tak (saya) jadikan capres, tapi jangan lupa ingat capres-nya saja, Anda adalah petugas partai yang harus melaksanakan apa yang ditugaskan partai,” ucap Mega dalam pidatonya saat deklarasi koalisi PDIP, Partai Nasdem, dan PKB di kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Rabu (14/5). (fas/jpnn)
****** akhir kutipan ******
Penegasan dari Megawati bahwa Jokowi adalah petugas partai dapat disaksikan dalam video pada http://www.youtube.com/watch?v=WmAR62SEYZ
Penegasan dari Megawati bahwa Jokowi adalah petugas partai alias capres boneka membenarkan pernyataan Jokowi sebelumnya yang sering diulang yakni “copras capres copras capres nggak mikir”
Jokowi mengaku dan berjanji hanya mikir banjir, mikir macet dan mikir permasalahan lainnya sebagai “petugas” Gubernur sebagaimana contoh yang termuat dalam video pada http://www.youtube.com/watch?v=kh1fQqDEMfs dan sebagaimana yang diberitakan pada http://www.merdeka.com/politik/sandiwara-copras-capres-dan-ga-mikir-ala-jokowi.html
****** awal kutipan *******
Sandiwara politik yang dimainkan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo cukup ciamik memukau khalayak. Jokowi selama ini selalu mengaku tidak memikirkan urusan capres ternyata menyatakan diri siap menjadi capres dari partainya, PDIP .
Padahal selama ini dalam berbagai kesempatan, Jokowi mengaku tidak pernah memikirkan jadi capres. “Copras-capres, copras-capres. Gak mikir. Mikir banjir, mikir macet saja pusing,” ujar Jokowi beberapa waktu lalu kepada wartawan.
Namun semua pernyataannya yang selalu diulang-ulang itu ternyata hanya sandiwara. Jokowi mengaku mendapatkan mandat dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri untuk menjadi capres. Jokowi pun tanpa tedeng alih-alih langsung menerimanya dan melupakan soal ‘copras-capres’ yang dia dengungkan selama ini.
****** akhir kutipan *******
Ada dua kemungkinan alasan Jokowi mengatakan “Copras-capres, copras-capres. Gak mikir”
1. Memang Jokowi tidak memikirkan capres karena dia hanya petugas partai untuk memikirkan pekerjaan gubernur.
2. Jokowi berbohong kepada publik karena sebenarnya dia memikirkan capres
Kita tidak tahu isi hati Jokowi namun jika yang kedua adalah benar maka melengkapi kebohongan publik yang disarankan oleh dosen Universitas HAMKA (UHAMKA), Jakarta, Alfian Tanjung agar Jokowi tidak lagi melakukan kebohongan publik sebagaimana berita pada http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2014/05/13/21484/terkuaknya-kasus-revolusi-mental-jokowi-sebaiknya-tak-bohong-lagi.html
****** awal kutipan *******
Terkuaknya kasus “Revolusi Mental”, Jokowi sebaiknya Tak Bohong Lagi
Hidayatullah.com—Sebagai calon pemimpin bangsa besar, Joko Widodo (Jokowi ) disarankan untuk tidak lagi melakukan kebohongan publik. Pernyataan ini disampaikan dosen Universitas HAMKA (UHAMKA), Jakarta, Alfian Tanjung menanggapi polemik munculnya satu artikel berjudul “Revolusi Mental” yang muncul di dua media nasional baru-baru ini.
“Dalam kasus revolusi mental ini jelas sebuah pelacuran intelektual. Dengan kasus itu menunjukkan tidak adanya orisionalilas pada Jokowi,” demikian di sampaikan Alfian Tanjung.
Menurut Alfian, Jokowi adalah calon pemimpin dari sebuah bangsa besar Indonesia, tidak seharusnya melakukan ‘kebohongan’, apalagi mengeluarkan gagasan yang bukan miliknya di depan publik. Sebab itu sama halnya dengan kebohongan dan tidak sehat bagi bangsa Indonesia.
Menurutnya, kasus pembohongan publik seperti ini tak boleh terus dilakukan Jokowi. Apalagi sebelum ini, ia dinilai melakukan pembohong dalam beberapa kasus, termasuk Mobil ESEMKA yang diklaim produk lokal yang faktanya justru produk China.
******* akhir kutipan ******
Arsip berita lainnya tentang dua tulisan berjudul revolusi mental dengan nama penulis yang berbeda ada pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2014/05/13/revolusi-mental/
Arsip berita tentang mobil esemka ada pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2014/05/01/riwayat-kiat-esemka/
Penegasan Megawati bahwa Jokowi adalah pertugas partai dapat kita simpulkan bahwa Jokowi kelak jika terpilih akan memimpin negeri ini di bawah arahan Megawati dan kepentingan partai.
Apakah aspirasi dan kepentingan partai yang akan dibawa oleh petugas partai ?
Contohnya,
“Kami satu-satunya partai yang dengan gagah berusaha agar RUU (pornografi) itu tidak diundangkan dan tidak diberlakukan,” kata Megawati sebagaimana yang diberitakan pada http://news.detik.com/read/2009/06/27/171232/1155093/700/mega-cerita-kegagahan-pdip-tolak-ruu-pornografi
“Sebagai bangsa yang pluralis, dengan keanekaragaman suku bangsa, agama dan etnis. Tidak mungkin hal itu diberlakukan,” tegas Mega.
Contoh lainnya yang terekam sejarah pada http://nasional.kompas.com/read/2008/10/30/13264812/akhirnya.ruu.pornografi.disahkan
****** awal kutipan *****
JAKARTA, KAMIS — Setelah melalui proses sidang yang panjang, Kamis (30/12) siang, akhirnya RUU Pornografi disahkan. RUU tersebut disahkan minus dua Fraksi yang sebelumnya menyatakan walk out, yakni Fraksi PDS dan Fraksi PDI-P.
Menteri Agama Maftuh Basyuni mewakili pemerintah mengatakan setuju atas pengesahan RUU Pornografi ini.
Menurutnya, RUU ini nondiskriminasi tanpa menimbulkan perbedaan ras, suku, dan agama. Substansi RUU juga dirasa tepat dan definisi dirasa sangat jelas. RUU ini untuk melindungi masyarakat dan sebagai tindak lanjut UU perlindungan anak dan penyiaran.
****** akhir kutipan ******
Jadi jelaslah bahwa Fraksi PPDI-P “sepemahaman” dengan Fraksi PDS
Contoh salah seorang menyampaikan alasan walk out Fraksi PDI-P dan Fraksi PDS adalah seperti
***** awal kutipan *****
Penyeragaman budaya RUU ini juga dianggap tidak mengakui kebhinnekaan masyarakat Indonesia yang terdiri dari berbagai macam suku, etnis dan agama.
RUU dilandasi anggapan bahwa negara dapat mengatur moral serta etika seluruh rakyat Indonesia lewat pengaturan cara berpakaian dan bertingkah laku berdasarkan paham satu kelompok masyarakat saja. Padahal negara Indonesia terdiri diatas kesepakatan ratusan suku bangsa yang beraneka ragam adat budayanya. Ratusan suku bangsa itu mempunyai norma-norma dan cara pandang berbeda mengenai kepatutan dan tata susila.
Selain mendiskreditkan perempuan dan anak-anak, RUU pornografi secara sistematik juga bertentangan dengan landasan kebhinekaan karena mendiskriminasikan pertunjukan dan seni budaya tertentu dalam kategori seksualitas dan pornografi.
Dari sudut pandang hukum, RUU Pornografi dinilai telah menabrak batas antara ruang hukum publik dan ruang hukum privat. Hal ini tercermin dari penggebirian hak-hak individu warga yang seharusnya dilindungi oleh negara sendiri. RUU pornografi mengabaikan kultur hukum sebagai salah satu elemen dasar sistem hukum. Hukum merupakan hasil dari nilai-nilai hidup yang berkembang secara plural di masyarakat.
***** akhir kutipan *****
Seni, budaya, adat istiadat, kebhinekaan, keberagaman, hak asasi manusia , kepercayaan, cara pandang, etika, norma, hak individu, kultur hukum, hukum publik, hukum privat, hukum buatan manusia harus berlandaskan hukum Allah sebagai konsekwensi berketuhanan yang Maha Esa
Jadi bagi siapa saja yang mengingkari hukum Allah maka dia termasuk anti Islam
Allah Azza wa Jalla yang menciptakan manusia tentulah Dia lebih mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk bagi manusia sehingga manusia diberikan petunjukNya dalam bentuk hukum Allah
Allah Azza wa Jalla hanya mengharamkan beberapa bagian saja, itu pun karena hikmah tertentu untuk kebaikan manusia itu sendiri. Dengan demikian wilayah haram dalam syariat Islam itu sangatlah sempit, sedangkan wilayah halal sangatlah luas.
Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya, “Katakanlah! Tuhanku hanya mengharamkan hal-hal yang tidak baik yang timbul daripadanya dan apa yang tersembunyi dan dosa dan durhaka yang tidak benar dan kamu menyekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak turunkan keterangan padanya dan kamu mengatakan atas (nama) Allah dengan sesuatu yang kamu tidak mengetahui.” (QS al-A’raf [7]: 33)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya Rabbku memerintahkanku untuk mengajarkan yang tidak kalian ketahui yang Ia ajarkanpadaku pada hari ini: ‘Semua yang telah Aku berikan pada hamba itu halal, Aku ciptakan hamba-hambaKu ini dengan sikap yang lurus, tetapi kemudian datanglah syaitan kepada mereka. Syaitan ini kemudian membelokkan mereka dari agamanya,dan mengharamkan atas mereka sesuatu yang Aku halalkan kepada mereka, serta mempengaruhi supaya mereka mau menyekutukan Aku dengan sesuatu yang Aku tidak turunkan keterangan padanya”. (HR Muslim 5109)
Tidak ada yang perlu dikhawatirkan bagi non muslim jika sistem pemerintahan dan hukum-hukum buatan manusia berlandaskan hukum Allah karena sejak zaman Rasulullah yang menerapkan hukum Allah, kaum non muslim tetap mendapatkan perlindungan, kebebasan beragama dan perlakuan yang baik.
Jadi kalau muslim yang koruptor, teroris atau muslim yang menindas adalah oknum muslim yang salah memahami Al Qur’an dan Hadits karena tujuan beragama adalah menjadi muslim yang ihsan atau muslim yang berakhlakul karimah meneladani Rasulullah sebagaimana yang telah disampaikan dalam tulisan pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2014/04/11/sanad-dan-akhlak/
Pihak yang dapat mengeluarkan fatwa sebuah peperangan adalah jihad (mujahidin) atau jahat (teroris) hanyalah ulil amri setempat yakni para fuqaha setempat karena ulama di luar negara (di luar jama’ah minal muslimin) tidak terbebas dari fitnah sebagaimana yang telah disampaikan dalam tulisan pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2014/04/28/tegakkan-syariat-islam/
Sedangkan sebaliknya kaum muslim yang berada di negeri non muslim, pada kenyataannya ada kita temukan tidak mendapatkan kebebasan beragama.
Sebagaimana yang diberitakan pada hhttp://news.detik.com/read/2006/10/04/130218/688872/10/ Kivlan Zein menyampaikan bahwa ketidak-senangan “Singapura Link” yang merancang kejatuhan Suharto
Berikut kutipan selengkapnya
***** awal kutipan *****
Mayjen (Purn) Kivlan Zein gusar. Dia merasa kok sepertinya dirinya dan Letjen (Purn) Prabowo Subianto ditulis BJ Habibie sebagai orang yang tidak mendukungnya naik menjadi presiden. Padahal, dari awal keduanya mendukung Habibie dan berusaha mencegah Jenderal Benny Moerdani menjadi presiden.
“Saya kupas nanti bagaimana Habibie bisa menjadi wapres, kemudian menjadi presiden, supaya dia tahu kita back up dia. Agar kita tahu mengapa dia mengambil keputusan seperti itu terhadap kita dan Prabowo yang mendukung dia. Tapi, mengapa Habibie tak berdaya untuk membela kita. Tapi saya bilang, kalau tak berdaya membela kita janganlah pula kita ditendang begitu,” kata Kivlan.
Pernyataan Kivlan ini disampaikan dalam diskusi Kontroversi Mei 98 di Institute for Policy Studies, di Jl. Penjernihan IV No 8, Jakarta, Selasa (3/10/2006) kemarin. Diskusi ini digelar secara tidak langsung menanggapi buku ‘Detik-detik yang Menentukan’ tulisan Habibie. Menurut dia, peristiwa jatuhnya Soeharto dan naiknya Habibie menjadi presiden, sebenarnya merupakan pertarungan antara kanan dan kiri. “Yang kiri itu Kristen, yang kanan itu Islam. Ada yang mengatakan kiri itu nasionalis, yaitu kubu Benny Moerdani dan Pak Harto,” ujar Kivlan yang sudah biasa ceplas-ceplos itu. Kivlan, yang saat itu merupakan perwira muda, berada dalam kelompok kanan bersama para perwira muda lainnya, termasuk Prabowo.
“Para perwira muda ini berharap janganlah Orde Baru ini anti Islam, paling tidak netral. Maka berkumpullah para perwira yang eks-PII (Pelajar Islam Indonesia) dan HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Prabowo, walaupun dia sempat ikut KAPPI, ya ikut saya. Kemudian Adityawarman, kemudian Sjafrie Sjamsoeddin. Ini kita yang perwira mudalah, kita yang Akabri 70 ke atas. Kemudian ada Muchdi PR dan Syamsul Maarif. Semua perwira-wira muda itu,” jelas dia.
Suatu saat, pada tahun 1984, Prabowo dicopot dari Kopassus dipindahkan ke Kasdim. “Itu kan sakit, orang dari lapangan dipindahkan ke Kasdim. Karena apa? Karena Prabowo melaporkan ke Pak Harto ada gerakan Benny Moerdani tahun 1984.
Dia (Prabowo) sunyi, lonely, maka dia mencari kawan. Dicarilah saya yang merupakan kakak kelasnya,” ujar Kivlan. Kivlan mengaku sangat dekat dengan Prabowo. “Dia itu adik kelas yang saya asuh, mulai dari tingkat satu, saya lindungi dari senior, supaya tidak dihancurkan sama senior dalam plonco dan dalam kehidupan. Itulah Prabowo yang dalam keadaan lonely mencari orang yang bisa diajak ngomong,” aku Kivlan.
Beberapa saat kemudian di tahun 1984, Kivlan bertemu Prabowo di Malang. “Prabowo yang sakit hati dikeluarkan dari Den 81, ketemulah sama kita, saya, Sjafrie Sjamsoeddin, Ismet Huzairi, dan banyak yang lain, sampai terbentuklah grup 7 untuk melawan Benny Moerdani,” terang dia.
Gerakan penolakan terhadap gerakan Benny ini terus berjalan hingga pada tahun 1988. Bagaimana cara menyaingi grup Benny?
“Kita naikkanlah Pak Wiranto yang saat itu Asisten Operasi Timor Timur dan batalyon yang dipimpin Prabowo, serta Ismet Huzairi. Terus bagaimana caranya Prabowo bisa sukses? Kita kasih perlengkapan tempur, helikopter yang bagus, peralatan yang lengkap.
Pak Wiranto diusulkan sama Prabowo disusupkan sebagai ajudan Pak Harto. Okelah, kata saya. Jadilah dia (Wiranto) sebagai ajudan Soeharto,” kata dia.
Namun, Kivlan dan Prabowo cs kok melihat Wiranto semakin lama semakin dekat dengan Benny. Akhirnya, pihaknya mencari jenderal baru yang bisa mengimbangi Benny Moerdani. Dapatlah nama ZA Maulani, yang rencananya akan diusahakan sebagai KSAD terlebih dulu. Tapi, ZA Maulani tidak berani. “Lantas, kita carilah yang lain, ketemu nama Feisal Tanjung. Saya diminta Prabowo menemui Feisal Tanjung untuk menyampaikan pesannya. Saat itu, Feisal masih di Timor Timur. Setelah pesan Prabowo saya sampaikan, Feisal terkejut: masak letkol dan mayor menawarkan saya (jabatan panglima). Feisal yang saat itu Dan Seskoad yang telah dimasukkan kotak oleh grup Benny Moerdani, kita angkat,” terang Kivlan.
Pada bulan Januari 1989, Kivlan dkk berencana mempertemukan Feisal Tanjung dengan Habibie.
“7 Perwira naik pesawat terbang dari Halim sekitar 28 Januari 1989 untuk ketemu Habibie. Sunarto (angkatan 68), saya, Ismet Huzairi, Prabowo, Sjafrie Sjamsoeddin, Ampi Nur Kamal, Suaedy Marasabesy. 7 Perwira itu terbang ke IPTN Bandung malam-malam,” ujar dia.
Habibie yang saat itu masih menjabat sebagai Menristek menerima mereka. “Kita sampaikan kepada Pak Habibie bahwa Pak Harto ingin ada yang bisa mengimbangi Benny, dan Feisal Tanjung yang kita majukan. Kita mengatakan hal itu agar Feisal diangkat,” kata dia. Setelah itu, Kivlan dkk mempertemukan Habibie dan Feisal Tanjung dalam acara Seskoad tahun 1989. Tapi, setelah pertemuan itu hingga tahun 1992, tidak ada kabar dari Habibie kalau Feisal Tanjung punya peluang untuk diangkat sebagai Panglima TNI.
Akhirnya, Feisal Tanjung pun menanyakan hal itu kepada Habibie. “Nah, pada tahun 1991, muncullah peristiwa Dili. Kejadian ini merupakan kesempatan kita untuk mengajukan Feisal Tanjung sebagai Ketua Dewan Kehormatan (untuk memeriksa pelanggaran TNI itu). Bertemulah dengan Pak Harto. Di situ, Prabowo meminta agar Feisal ditunjuk sebagai ketua DK. Nah di DK itulah, dicopotlah Sintong Panjaitan sebagai Pangdam. Sakit hatinya Sintong Panjaitan,” ujar dia. Hingga 3 Juni 1992, tidak ada kabar bahwa Feisal Tanjung bisa naik menjadi panglima.
Tanggal 5 Juni 1992, kubu Kivlan menghadap Pak Harto saat acara peresmian Stasiun Gambir. “Saya dihubungi Pak Azwar Anas, disetujui bahwa Feisal Tanjung akan naik. Jam 09.00 dia dilantik menjadi letjen, dilantiklah dia jadi bintang 3. Kemudian, tanggal 11 Juni 1992, ketemulah dengan Habibie, naiklah dia jadi Kasum ABRI,” ujar dia.
Upaya untuk menaikkan Feisal Tanjung terus dilakukan. Saat Sidang Umum MPR tahun 1993, Feisal belum juga dilantik menjadi panglima. Saat itu, jabatan Panglima ABRI masih dirangkap oleh Jenderal Edi Sudradjat yang menjabat sebagai KSAD dan Menhankam. “Tapi, itulah pintarnya Pak Harto. Tanggal 15 Juni, diangkatlah Feisal Tanjung sebagai Panglima ABRI, dan jabatan KSAD diberikan kepada Wismoyo Arismunandar,” jelas dia. Setelah itu hubungan Feisal Tanjung dengan Habibie semakin dekat. Januari 1998, terjadilah pertemuan tokoh-tokoh masyarakat dengan Kopassus untuk menaikkan Habibie sebagai wakil presiden.
“Reaksi dari Singapura ribut, perwira yang tak senang yang berada di grup Benny juga ribut,” tutur dia. Dan akhirnya, tanggal 2 Maret 1998, dengan dukungan Fraksi ABRI dan Panglima ABRI, Habibie diangkat sebagai wakil presiden.
“Saya sampaikan di kantor Habibie tanggal 2 Maret 1998. Saya yang menjadi penghubung. Itulah kejadiannya mengapa dia menjadi wakil presiden. Dia menjadi wakil presiden, karena dirancang oleh perwira-perwira muda ini,” jelas mayjen purnawirawan mantan Kepala Staf Kostrad ini.
Dengan fakta ini, Kivlan mempertanyakan mengapa Habibie malah melupakan para perwira muda ini. “Kalau mau dicopot, copotlah. Jangan dibilang kudeta. Jadi, memang Habibie ini naiknya oleh perwira muda.
Pengangkatan Feisal Tanjung kita rancana untuk menghadang Benny, karena Benny sejak 1988 ingin jadi wapres, tapi terus kita gagalkan,” tegas dia.
Tentang Gerakan Benny Kivlan menceritakan bahwa pada tahun 1988, ada kabar Benny Moerdani ingin jadi presiden. Isu panas ini dibahas oleh Kivlan dan Prabowo cs di Restoran Rindu Alam, 12 Februari 1988. “Saya bilang, Wo (Prabowo-Red), kamu hadap Pak Harto, (minta) copot Benny jadi Pangab sebelum SU MPR tanggal 1 November 1988,” kata Kivlan kepada Prabowo saat itu.
“Wah bahaya, nanti dia kudeta,” ujar Prabowo. “Kalau dia kudeta, kita balas dengan kudeta. Saya pegang satu batalyon, si Ismet satu batalyon, Sjafrie satu batalyon, kau satu batalyon. Kalau dia kudeta, kita kontrakudeta. Kita rebut semua ini,” kata Kivlan saat itu.
Tidak berapa lama kemudian, terbuktilah semua ini. Isu keinginan Benny menjadi presiden didengar Soeharto. “Setelah pulang dari Yugoslavia, Pak Harto bilang biar menteri, biar jenderal, kalau dia inkonstitusional akan saya gebuk. Itu laporan saya, karena dia (Benny) mau melakukan kudeta. Tahun 1989, Benny pun diberhentikan,” ungkap dia. Kasus Benny ini, kata Kivlan, berlanjut saat Habibie naik menjadi wakil presiden.
“Habibie naik jadi wakil presiden, maka tidak senanglah Singapura. Dirancanglah bagaimana supaya Soeharto jatuh, Habibie ikut jatuh. Koalisi Nasional pimpinan Barnas, di belakangnya Benny Moerdani, di depan ada Ratna Sarumpaet. Itulah duduk soalnya mengapa terjadi kerusuhan,” kata dia.
***** akhir kutipan ******
Kivlan Zein di atas menyatakan bahwa “Singapura Link” yang merancang kejatuhan Suharto salah satunya karena ketidak-senangan terhadap Habibi menjadi wakil presiden dari kalangan cendekiawan Islam
“Singapura Link” yang merancang kejatuhan Suharto menjawab sebuah analisa yang mengatakan bahwa kejatuhan Suharto (semula “a good boy” Amerika) karena adanya kemungkinan jika kekuasaan Suharto “diperpanjang” maka akan terjadi kebangkitan Islam di Indonesia. Untuk itu Rakyat Indonesia harus “diusik” dengan sesuatu.
Amerika mulai “terusik” oleh kelakuan Suharto, diawali pada tahun 1992, gerakan Non Blok putuskan untuk mengirim utusan Palestina ke negara-negara Arab adalah untuk langsung terlibat dalam negosiasi-negosiasi yang mendukung usaha Palestina memperoleh haknya kembali yang mana keputusan yang diambil oleh Ketua GNB – Presiden Soeharto mendapat dukungan dari Menlu Palestina Farouk Kaddoomi seusai sidang Komite Palestina GNB di Bali yang dalam hal ini menurutnya keputusan tersebut menunjukkan dukungan Gerakan Non Blok kepada rakyat Palestina dalam memperoleh haknya kembali dan akan berusaha membuat warga Israel mundur dari kawasan yang diduduki. Komite Palestina GNB terdiri dari Aljazair, India, Bangladesh, Senegal, Gambia, Zimbabwe, Palestina dan Indonesia, komisi GNB untuk Palestina diketuai oleh Indonesia.
Para Futurolog memprediksikan pada abad ke-21 Islam akan bangkit mendunia yang diawali dari timur (Indonesia/Malaysia).
Oleh karena Soeharto (selaku kepala negara mayoritas muslim terbesar di dunia) merangkul Islam maka sesegera mungkin sebelum memasuki abad ke-21 rezim Orba harus diturunkan.
Langkah pertama yang diambil adalah menciptakan krisis moneter, lalu krisis ekonomi, lalu merembet pada krisis kepercayaan, lalu menggelombang menjadi krisis politik nasional yang mendesak untuk dilakukannya penjatuhan rezim dan reformasi total. Fakta krisis ini disetting dalam konteks kawasan, bukan semata Indonesia, sehingga tampak gelombang krisis ini bukan karena skenario tapi gelombang internasional yang bersifat natural.
Ada pihak yang berpendapat lebih spesifik dari sekedar “Soeharto jatuh karena krisis ekonomi”. Mereka berpendapat “Soeharto jatuh karena IMF?”
Pendapat ini antara lain dikemukakan Prof. Steve Hanke, penasehat ekonomi Soeharto dan ahli masalah Dewan Mata Uang atau Currency Board System (CBS) dari Amerika Serikat.
Menurut ahli ekonomi dari John Hopkins University itu, Amerika Serikat dan IMF-lah yang menciptakan krisis untuk mendorong kejatuhan Soeharto. Ini dibuktikan dari pengakuan Direktur Pelaksana IMF Michael Camdessus sendiri.
Dalam wawancara “perpisahan” sebelum pensiun dengan The New York Times, Camdessus yang bekas tentara Prancis ini mengakui IMF berada di balik krisis ekonomi yang melanda Indonesia.
“Kami menciptakan kondisi krisis yang memaksa Presiden Soeharto turun,” ujarnya. Pengakuan ini tentu saja menyambar kesadaran banyak orang. Tak dinyana, krisis di Indonesia ternyata bukan semata kegagalan kebijakan ekonomi Soeharto, tapi juga berkat “bantuan” IMF. Sumber: http://www.antara.co.id/print/1210836368
“Singapura Link” tampaknya berkeinginan NKRI dipimpin oleh orang yang “baik” seperti SBY atau Jokowi namun kurang “kuat” untuk mewujudkan angan-angan kemakmuran rakyat Indonesia. Sehingga “Singapura link” menjadikan NKRI sebagai pasar dan investasi bagi kemakmuran mereka
Sebagaimana contoh berita pada http://www.tribunnews.com/bisnis/2014/05/21/pengamat-kondisi-politik-penyebab-melemahnya-rupiah bahwa analisa pengamat pasar uang terhadap pelemahan rupiah terhadap dollar AS sejalan dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang memerah karenanya adanya kondisi politik yang membuat keraguan para investor. Investor condong kepada Jokowi daripada ke Prabowo.
Mengapa partai-partai politik berbasis ormas Islam sekarang dapat bersatu padu mendukung visi misi dan program kerja pasangan Prabowo Hatta?
Padahal Jokowi sudah dicitrakan sebagai orang yang baik, sederhana bahkan dikenal sangat nurut, patuh dan taat kepada Megawati.
Begitupula sebelumnya bersatunya partai-partai berbasis ormas Islam dinafikan oleh beberapa pihak termasuk Muhaimin dari PKB sebagaimana diberitakan pada http://pemilu.metrotvnews.com/read/2014/04/17/232019/8203-muhaimin-koalisi-partai-islam-sulit-direalisasikan
Jawabannya tentulah adanya kepentingan yang sama yang mempersatukan mereka yang disimpulkan dalam gerakan yang diberi nama “selamatkan Indonesia” sebagaimana yang mereka uraikan pada http://selamatkanindonesia.com/
Oleh karena sistem pemilihan langsung maka misi “selamatkan Indonesia” harus dapat tersosialisaikan kepada seluruh rakyat pemilih dalam waktu relatif singkat sehingga dapat merebut hati dan meyakinkan rakyat pemilih.
“Rakyat harus dibimbing dan didampingi untuk benar-benar bisa memilih dengan rasional. Jangan sampai angan yang begitu besar saat SBY muncul akan terulang kepada Jokowi, itu yang harus disadari rakyat Indonesia” ujar pengamat Politik dari LIPI, Siti Zuhro pada http://poskotanews.com/2014/03/18/rakyat-indonesia-terjebak-pencitraan-jokowi/
Kalau upaya sosialisai “selamatkan Indonesia” gagal maka akan terpilih pemimpin negeri yang memimpin dengan membawa aspirasi dan kepentingan partai.
Cuma sekedar mengingatkan, Hati2 dgn status-
status ‘dhaif’ yg banyak beredar menjelang pilpres
kali ini. Sebuah status musti dikaji terlebih dulu
‘matan’ dan ‘sanad’-nya serta dipastikan tdk
mngandung ‘illat’ dan ‘syad’.Status yang dianggap
‘mutawatir’ oleh satu pihak, belum tentu dianggap
‘mutawatir’ oleh pihak lain, Ini dikarenakan yang di
jadikan rujukan kebanyakan yang sepihak.
Misal:mereka yg selalu mnjadikan Ar-Rahmah
atau VOA-Islam sbg sumber tunggal berita.Ada
status yang ‘mutawatir’ di thabaqah ke 3(Jejaring
sosial) tapi dia cuma ‘masyhur’ dithabaqah ke 2
(Media massa). Ada juga statusyang ‘mutawatir’ di
thabaqah ke-3 (jejaringsosial), tapi ‘gharib’ di
thabaqah ke-1(narasumber berita).Status yang
dianggap ‘Sahih/Hasan’ oleh satupihak, Bisa
dianggap ‘dhaif’ oleh pihak lain. Ini karena ada
perawi yang diragukan ke-tsiqah-annya. Perawi
yang ‘muttaham bilkidzbi’ (Tertuduh kerap
berdusta), Maka status-statusnya ‘dhaif’.