Prabowo berjasa di era militer cenderung anti Islam
Sumber : http://nasional.inilah.com/read/detail/2098519/prabowo-berjasa-di-era-militer-anti-islam
****** awal kutipan ******
INILAHCOM, Jakarta – Aktivis 98 yang juga Ketua Umun PB HMI 1999-2001, Fakhrudin, mengatakan sebaiknya umat Islam tidak gampang terprovokasi gencarnya pemberitaan yang menyudutkan capres dari Gerindra, Prabowo Subianto. Bagaimanapun ada peran besar Prabowo saat militer Indonesia cenderung anti-Islam.
“Jangan gampang dikecoh,” kata Fakhrudin dalam pembicaraan telepon dengan Inilahcom. Menurut dia, umat Islam Indonesia sejatinya berutang budi kepada Prabowo. “Prabowo adalah prajurit yang secara terbuka berani berhadapan dengan faksi militer yang fasis dan anti Islam, di bawah mendiang Benny Moerdani.”
Prabowo-lah, kata Fakhrudin, yang berani mengambil risiko di saat kelompok Moerdani tengah kuat-kuatnya. “Dia tak rela umat Islam terus dikorbankan demi kepentingan politik mereka,” kata dia.
Berkenaan dengan penculikan sejumlah aktivis, Fakhrudin juga yakin segala sesuatu harus dilihat dalam kontek kekuasaan saat itu. “Ada dua faktor; pertama karena pesanan rezim yang berkuasa, kedua karena adanya pertarungan di elite militer. Jadi faksionalisasi di internal militer menjadi pemicu untuk saling mendiskeditkan sesama mereka.”
Keyakinan Fakhrudin bahwa isu HAM sudah jadi sekadar dagangan politik, karena waktu Megawati berkuasa, toh soal itu tak dimasalahkan. Ia menilai, mungkin karena Megawati pun tak lepas dari kedekatan dengan militer. Sayangnya, kata dia, Megawati lebih akomodatif kepada sayap militer yang anti-Islam. “Lihat figur-figur tentara yang di lingkaran Mega. Hampir sebagian besar loyalis Beny ada di sana. Ini menunjukkan bahwa PDIP kurang sensitif terhadap perasaan ummat Islam,” kata dia.
Menurutnya, kalau Megawati konsisten dengan penegakan HAM, kenapa dia tidak tampil untuk menyelesaikan berbagai kasus pelanggaran HAM saat mendapat mandat dari rakyat. “Jangankan pelanggaran HAM, penculikan, kasus priuk, tragedi lampung, kejadian di Aceh dan lain lain, kasus 27 Juli saja dia tidak bisa selesaikan dengan tuntas.” [dsy]
******* akhir kutipan *******
Berikut berita dari http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/05/02/092146/2571075/1562/sekretaris-dpw-jateng-mayoritas-warga-ppp-tak-ingin-koalisi-dengan-pdip Sekretaris DPW PPP Jateng, Suryanto SH menyampaikan sebagai berikut
****** awal kutipan *******
“Saya sekretaris DPW yang sering bertemu dengan konstituen di akar rumput hingga para pengurus struktural dari tingkat paling bawah hingga di tingkat pimpinan cabang maupun wilayah. Aspirasi paling kuat yang kami tangkap adalah mereka tidak menginginkan partai ini (PPP -red) berkoalisi dengan PDIP dalam Pilpres mendatang,” ujar Suryanto kepada wartawan di Solo, Jumat (2/5/2014) pagi.
Menurut Suryanto, ada berbagai alasan yang disampaikan oleh kader dan simpatisan PPP terkait aspirasi tersebut. Diantara yang sering disampaikan adalah sejumlah fakta bahwa selama ini PDIP dinilai kurang memperjuangkan aspirasi umat Islam, terutama dalam keputusan-keputusan politik yang diambil di parlemen. Sikap PDIP di parlemen itu dijadikan tolok ukur penting bagi warga PPP karena selama 10 tahun terakhir PDIP berada di luar pemerintahan sehingga kiprah perjuangan politiknya lebih banyak dilakukan di parlemen.
“PDIP dinilai banyak mementahkan UU yang mengatur kemaslahatan umat. PDIP sering menyampaikan sikap bertentangan dengan PPP dalam hal pengesahan regulasi bagi kemaslahatan umat. Hal-hal seperti itu menjadi catatan penting dan selalu diingat oleh konstituen kami untuk dijadikan pertimbangan menentukan arah pilihan dalam dukungannya terhadap bakal capres yang mengemuka saat ini,” paparnya.
Selain aspirasi akar rumput, masih menurut Suryanto, para kiai sepuh yang selama ini berafiliasi kepada PPP juga memperlihatkan kecenderungan untuk tidak mendukung koalisi dengan PDIP. Sebagai partai berbasis Islam, kata Suryanto, pandangan politik para kiai sepuh selalu dijadikan rujukan penting oleh konstituen untuk mengambil keputusan politik karena ada pertimbangan-pertimbangan yang mendalam sesuai syar’i dalam pandangan politik para ulama sepuh.
“Di Jawa Tengah ini setidaknya ada tiga kiai sepuh yang selalu kami dengar nasehat dan fatwanya, yaitu KH Kharis Shodaqoh, KH Ubab Maimun, dan KH Maimun Zubair. Meskipun belum ada pernyataan resmi dari beliau bertiga terkait Pilpres, namun kami menangkap sinyalemen yang beliau-beliau sampaikan sudah cukup jelas seiring dengan aspirasi mayoritas konstiuen kami. Aspirasi-aspirasi seperti ini tak layak diabaikan begitu saja, bahkan harus dijadikan pertimbangan penting para pimpinan partai kami dalam memutuskan arah koalisi di Rampimnas mendatang,” lanjut Suryanto.
****** akhir kutipan ******
Berikut berita dari http://www.beritajombang.net/2014/04/kyai-nu-jombang-dukung-mahfud-md_21.html
***** awal kutipan *****
Sejumlah Kiai Nahdlatul Ulama ( NU ) mendukung Mahfud MD maju dalam Pilpres 9 Juli mendatang sebagai Cawapres mendampingi Prabowo. Dukungan tersebut diberikan belasan kiai NU Jatim dan Jateng dalam pertemuan tertutup di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Aziziyyah seusai acara Tahlil 100 hari Alm KH Yusuf Zawawi, Desa Denanyar, Kecamatan/Kabupaten Jombang, Sabtu (19/4/2014) malam.
KH Salahudin Wahid atau yang akrab biasa disapa Gus Sholah mengatakan, Para kiai NU dalam pertemuan tertutup yang digelar sejak pukul 20.30 WIB telah menyepakati mendukung Mahfud MD mendampingi Prabowo sebagai Cawapres dalam Pilpres 9 Juli mendatang.
Dalam pertemuan tersebut para kiai pada umumnya lebih merapat kepada Prabowo. Namun dukungan tersebut masih belum final dan ada rencana pada minggu depan akan ada pertemuan kembali dengan para kiai lainnya terkait pencalonan Mahfud MD dalam Pilpres nanti. Karena masih dibutuhkan saran dari para kiai lainnya dan mudah-mudahan mendapatkan kejelasan yang lebih kongkrit untuk mendukung Mahfud MD dalam Pilpres mendatang.”Jelasnya.
**** akhir kutipan *****
Berikut berita dari http://nasional.inilah.com/read/detail/2098316/warga-nu-ke-prabowo-walau-pkb-dukung-jokowi
****** awal kutipan *******
INILAHCOM, Jakarta – Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memang mendukung dan memilih berkoalisi dengan PDI Perjuangan yang mengusung capres Jokowi pada Pemilu Presiden 2014. Namun suara warga Nahdliyin atau NU ini tidak akan ikut PKB.
Capres Prabowo Subianto lebih berpeluang mendapat dukungan dari warga NU. Ini karena kedekatan Prabowo dengan para ulama dan pengasuh pondok pesantren.
Pengamat politik Universitas Paramadhina Herdi Sahrasad mengemukakan alasan kuat kenapa warga NU memilih Prabowo. Walau, PKB yang notabene lahir dari rahim NU, memilih merapat ke PDIP dan Jokowi.
“Struktural PKB tidak mengakar mendukung Jokowi. Yang lebih mengakar para ulama dan kiai, yang punya massa dan struktural,” jelas Herdi kepada INILAHCOM, Rabu (7/5/2014).
Ini diperkuat dengan hasil surveli Lembaga Survei Nasional (LSN). Survei itu menyebut mayoritas pemilih NU merapat ke Prabowo.
Alasan kuat yang melatarinya adalah visi kerakyatan Prabowo untuk para nelayan, petani, lebih pas dengan warga NU.
Hal senada dikatakan aktivis 98, yang juga Ketua Umun PB HMI 1999-2001 M. Fakhrudin menjelaskan, ada sejarah yang membuktikan ketidakberpihakan PDIP pada kelompok Islam.
Prabowo saat masih di TNI adalah satu-satunya yang berani melawan faksi militer yang fasis dan anti-Islam. Saat itu, orang kuat itu adalah Benny Moerdani.
“Sementara Megawati lebih akomodatif terhadap sayap militer yang anti-Islam. Lihat figur-figur tentara yang di lingkaran Mega berkuasa. Hampir sebagian besar loyalis Benny ada di sana. Ini menunjukkan bahwa PDIP kurang sensitif terhadap perasaan umat Islam,” kata Fakhrudin kepada INILAHCOM. [gus]
******* akhir kutipan *******
Begitupula berdasarkan berita yang diarsip pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2014/04/29/isu-kudeta-prabowo/ Prabowo adalah perwira dari kelompok yang diistilahkan ABRI hijau yang diisi perwira yang dekat dengan Islam dan pesantren. Ada juga ABRI merah putih, mereka yang nasionalis dan bukan beragama Islam. Kedua kelompok ini selalu bersinggungan.
Prabowo dipermasalahkan karena menemui para tokoh-tokoh tanpa sepengetahuan dari Wiranto sebagai atasannya
Wiranto dalam bukunya “Bersaksi di Tengah Badai” mengakui mendapat laporan secara lengkap tentang aktivitas Pangkostrad Letjen TNI Prabowo pada saat-saat kritis. “Bahkan, saya telah mendapat informasi mengenai pertemuannya dengan Wakil presiden BJ Habibie dan pertemuannya dengan Amien Rais serta Gus Dur maupun dengan tokoh-tokoh lainnya. Bagi orang awam, barangkali hal itu biasa-biasa saja. Tidak ada yang aneh,” tulis Wiranto .
“Namun, di dalam kehidupan militer, kegiatan semacam itu jelas tidak dapat dibenarkan, karena menyalahi aturan. Seharusnya Pangkostrad berorientasi pada wilayah, tugas, dan tanggung jawabnya sebagai Pangkostrad yang menggerakkan pasukan atas perintah Panglima ABRI. Bukan ke sana kemari ngurusin masalah politik dan kenegaraan. Walaupun hal itu dilakukan, harus sepengetahuan pimpinan, bukan atas kehendak sendiri dan sama sekali tidak melaporkan kepada atasan.”
Kivlan menilai seharusnya Jenderal Wiranto tak perlu meninggalkan Jakarta. Terlebih kepergiannya hanya untuk menjadi Inspektur Upacara dalam rangka serah terima tanggung jawab Pasukan Pemukul Reaksi Cepat (PPRC) Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) di Malang pada tanggal 14 Mei 1998. Padahal saat itu Jakarta sudah genting. Pembakaran dan kerusuhan terjadi di mana-mana.
“Serah terima tanggung jawab PPRC ABRI dari Divisi I Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat) kepada Divisi II Kostrad walaupun Pangkostrad (Panglima Kostrad) Letjen Prabowo Subianto telah menyarankan agar tidak usah berangkat ke Malang,” tulis Kivlan pada halaman 85 di buku terbitan Institute for Policy Studies tahun 2004.
Prabowo menilai hal ini tidak penting karena Kivlan telah menyiapkan perpindahan itu semenjak Maret tahun 1998. Kala itu Kivlan masih menjabat Panglima Divisi II Kostrad di Malang.
Selain itu, menurut Kivlan, kekeliruan yang dilakukan oleh Wiranto adalah tidak memberikan izin Mabes ABRI untuk meminjamkan pesawat Hercules untuk membawa pasukan Kostrad dari Jawa Timur dan Makassar ke Jakarta.
“Karena Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin sebagai Pangdam Jaya kekurangan pasukan dan meminta ke Kostrad, maka Kostrad menyiapkan pasukan tersebut,” tulis Kivlan.
Karena tidak mendapatkan ijin dari Mabes ABRI, maka dengan menggunakan biaya pribadi Prabowo menyewa pesawat milik Mandala di Makassar dan pesawat milik Garuda di Surabaya. Hal ini dilakukan karena keadaan mendesak. Pasukan inilah yang dinilai Habibie sebagai pasukan liar dan bisa membahayakan. Sejumlah kalangan bahkan menuding Prabowo hendak melakukan kudeta.
Kivlan mencatat setidaknya ada dua kekeliruan Wiranto strategis militer selama menjadi Jenderal. Pertama adalah meninggalkan tempat dalam keadaan gawat dan tidak menggunakan pasukan cadangan di saat genting.
Menilai tidak bertanggungjawabnya Wiranto maka beberapa pihak memutuskan untuk bertemu dengan Prabowo di Markas Kostrad pada malam harinya. Setiawan Djodi , Adnan Buyung Nasution , Bambang Widjoyanto, Willibrordus Surendra Broto Rendra yang kerap disapa WS Rendra , Fahmi Idris , Maher Algadri, Hashim Djojohadikusumo, Amran Nasution, Din Syamsuddin , Fadli Zon , Amidhan, Iqbal Assegraf, Hajriyanto Thohari, Kolonel Adityawarman dan Kivlan sendiri.
Kedatangan mereka adalah untuk meminta Prabowo untuk mengambil alih keamanan, seperti yang dilakukan oleh mertuanya, Soeharto pada tahun 1965 yang saat itu menjabat sebagai Panglima Kostrad. Namun permintaan itu tidak langsung di-iya-kan oleh Prabowo. Sebabnya, dia menilai situasi tahun 1965 dan 1998 sangat berbeda.
“Masih ada Panglima ABRI Jenderal Wiranto , KSAD Jenderal Subagyo HS, Wakil KSAD Letjen Sugiono. Panglima Kostrad berada pada level ke-empat,” terang Kivlan.
Namun kenyataan berkata berbeda. Karena Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) menyimpulkan pertemuan di Markas Kostrad tersebut sebagai rapat untuk merancang kekacauan di Jakarta. Kivlan menilai TGPF melupakan hal terpenting dalam menyimpulkan pertemuan tersebut.
“Padahal kerusuhan di Jakarta sudah terjadi sejak 13 Mei 1998. Sementara pertemuan digelar 14 Mei” tulisnya.
Kasus penculikan 1998 membuat Prabowo tak hanya dicopot sebagai Pangkostrad. Berdasarkan rekomendasi Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Prabowo akhirnya dipecat dari dinas ketentaraan karena terlibat penculikan sejumlah aktivis. Sementara itu Mayjen Muchdi Pr dan Kolonel Chaerawan dibebaskan dari semua tugas dan jabatan struktural di ABRI.
Para pelaku yang dinamakan Tim Mawar juga diadili. Mayor Bambang Kristiono dihukum 22 bulan dan dipecat dari ABRI. Sebagian lain juga dipecat dan dihukum penjara 12 hingga 22 bulan oleh Mahkamah Militer.
Ini akhir karir Prabowo setelah lulus dari Akademi Militer di Magelang tahun 1974. Prabowo sudah bertugas selama 24 tahun, kebanyakan di pasukan tempur. Bertugas di medan tempur Timor Timur, Papua, hingga mengikuti berbagai pendidikan pasukan antiteror di luar negeri. Prabowo akhirnya meninggalkan Indonesia untuk berbisnis di Yordania.
Kawan dekat Prabowo, Fadli Zon menilai TGPF sengaja menjadikan Prabowo sebagai kambing hitam peristiwa Mei 98. Banyak kesimpulan TGPF yang sangat merugikan Prabowo.
Sebagian kalangan menganggap Prabowo adalah dalang kerusuhan Mei 98. Para aktivis HAM pun menjerat Prabowo sebagai pelanggar HAM karena menculik para aktivis.
Jelang peristiwa Mei, Prabowo sendiri mengaku mendapat BKO (Bawah Kendali Operasi) dari atasannya. Dari sini dia bergerak, ternyata gerakan ini kebablasan. Para aktivis dijemput dan disekap, tentu ini melanggar hukum. Prabowo mengakui kesalahannya.
Sebagaimana berita pada http://www.tempo.co/read/news/2013/10/28/078525234/Pernah-Diculik-Pius-Prabowo-Tak-Bersalah Pius Lustrilanang yang merupakan korban penculikan Tim Mawar mengaku bahwa Prabowo tidak bermasalah. Pius tidak ingat benar kapan pertama kali pertemuan dengan Prabowo terjadi. Namun dia memperkirakan kejadiannya sekitar 1999-2000 di sebuah apartemen di Kuala Lumpur, Malaysia. Kasus penculikan jadi bahan pembicaraan dengan Prabowo. “Prabowo berkata, saya hanya menculik yang ada saja, yang sudah dikembalikan,” kata Pius menirukan Prabowo. Dalam kesempatan itu pula Prabowo minta maaf pada Pius. Merasa tidak ada lagi masalah dengan Prabowo jugalah yang membuat Pius bergabung dengan Gerindra
Pertanyaan yang belum terungkap, siapa yang memberi perintah BKO itu? Apakah Panglima ABRI atau Soeharto selaku panglima tertinggi. Semua pihak tak ada yang pernah memberikan keterangan jelas.
Begitu juga dengan Tim Mawar. Mayor Bambang Kristiono yang saat itu menjabat Komandan Batalyon 42 Kopassus mengaku pembentukan Tim Mawar adalah inisiatif pribadi. Bambang tak pernah menemui Prabowo yang saat itu menjabat Danjen Kopassus. Dia hanya melapor pada Komandan Grup IV Kopassus Kolonel Chaerawan.
Menurut Prabowo saat kerusuhan Mei 1998, dirinya tidak pernah menjadi dalang di balik pemerkosaan dan pembunuhan terhadap etnis Tionghoa. Prabowo mengaku dia hanya menjadi korban fitnah.
“Saya bisa ungkap, tapi saya ingin kesejukan. Jika saya ungkap hanya akan mengungkit peristiwa yang lalu. Tidak ada untungnya,” katanya.
“Saya dulu dituduh membakar gereja, disebut saya anti kristen, tapi besoknya saya juga dituduh membunuh kyai-kyai Jawa, dituduh membom Istiqlal, tidak tahu besok dituduh apalagi,” ujar Prabowo.
Terkait isu kudeta dan anti-etnis Tionghoa saat menjadi Pangkostrad dengan 33 batalyon. Prabowo menegaskan tudingan itu hanya fitnah karena sebagai prajurit TNI, dirinya takut dengan UUD 1945.
“Saya waktu itu Pangkostrad dengan 33 batalyon, nyatanya apakah saya kudeta? Itu tidak akan saya lakukan karena sebagai prajurit sapta marga saya takut terhadap konstitusi UUD 1945,” kata Prabowo.
Menanggapi isu tersebut, mantan Danjen Kopassus itu hanya diam. Dia menilai, waktu dan sejarah yang akan mengungkap kebenaran tersebut. “Saya lebih memilih diam menanggapi fitnah itu, biarlah waktu dan sejarah yang akan membuktikan. ‘Becik ketitik ala ketara’,” jelas Prabowo.
Diterpa fitnah, Prabowo mengibaratkan dirinya sebagai Bapak Pembangunan RRC, Deng Xiao Ping. Deng Xiao Ping pernah difitnah 3 kali, dipecat 3 kali dan dipenjara 3 kali sebelum memimpin kebangkitan China. Prabowo mengaku dirinya sebagai Deng Xiao Ping-nya Indonesia, meskipun dituduh dan difitnah tetapi bisa membawa kebangkitan rakyat Indonesia.
“Kalau saya kan hanya 1 kali dipecat, Alhamdulillah. Dan saya ingin menjadi Deng Xiao Ping-nya Indonesia,” harapnya.
Begitupula Bondan Winarno yang biasa dikenal seputar dunia kuliner yang juga pernah menjadi pemimpin redaksi di tiga media nasional, serta diakui sebagai wartawan investigatif andal mengaku sudah meneliti rekam jejak Prabowo dan partai berlambang kepala burung Garuda itu.
Dari hasil penelusuran itu semua tudingan yang dialamatkan kepada Prabowo dinilainya hanya fitnah belaka.
Berikut bantahan Bondan soal tudingan miring kepada Prabowo yang termuat pada http://www.merdeka.com/politik/bondan-winarno-bantah-isu-miring-soal-prabowo-di-twitter.html
***** awal kutipan *****
1. Penculikan aktivis dan mahasiswa
Nama Prabowo Subianto selalu disebut-sebut sebagai dalang penculikan dan pembunuhan sejumlah aktivis di era tahun 1998. Prabowo yang mengkomandoi Tim Mawar disebut telah menculik sejumlah aktivis dan mahasiswa pro demokrasi.
Menurut Bondan Haryo Winarno, Tim Mawar yang dikomandoi oleh Prabowo tidak pernah menculik apalagi membunuh para aktivis.
“Tuduhan kedua: @Prabowo08 menculik & membunuh aktivis demokrasi. Sebenarnya: Tim Mawar bergerak cegah terorisme,” tulis Bondan dalam akun Twitter-nya, @PakBondan yang dikutip merdeka.com, Senin (31/3).
Calon legislatif DPR RI No 2 dari Gerindra Dapil DKI 2 menyebut, sebelum Tim Mawar dapat perintah mengamankan terduga teroris, terjadi peledakan bom di Jakarta Januari 1998. Menurutnya, peledakan bom ini salah satunya di Tanah Tinggi yang ditujukan untuk mengganggu Sidang Umum MPR bulan Maret 1998.
“Pada saat itu, perintah ‘mengamankan’ bisa diartikan ‘menghabisi’. Tim Mawar tidak menghabisi mereka yang diamankan. Malahan, mereka yang diamankan dan dilepas oleh Tim Mawar, sebagian sekarang bergabung di @Gerindra,” tulis Bondan lagi.
“Apakah mereka mau bergabung dengan @Gerindra jika @Prabowo08 benar kejam seperti dituduhkan?” tulisnya lagi.
2. Prabowo khianati Soeharto
Selain membantah tentang penculikan aktivis dan mahasiswa yang dilakukan Prabowo, caleg Partai Gerindra Bondan Winarno juga membeberkan perihal rumah tangga Prabowo. Bondan membeberkan mengapa Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu keluar dari Cendana.
Seperti diketahui, Prabowo sebelumnya menikah dengan Siti Hediyati Hariyadi alias Titiek Soeharto pada tahun 1983. Keduanya lalu bercerai di tahun 1998, tak lama setelah Soeharto lengser.
Menurut Bondan, tidak benar jika Prabowo cerai dengan Titiek Soeharto lantaran tidak mengurusi keluarga.
“Tuduhan pertama: @Prabowo08 cerai karena tidak becus mengurus keluarga,” ujar Bondan lewat akun Twitter-nya @PakBondan yang dikutip merdeka.com, Senin (31/3).
Menurut Bondan, yang benar Prabowo diusir dari Cendana. Prabowo diusir lantaran dua hal.
“@Prabowo08 dianggap mengkhianati keluarga Cendana karena dua hal: Berani menganjurkan Presiden Suharto untuk mundur. @Prabowo08 tidak gunakan senjata dan malah membiarkan demonstran masuk ke kompleks DPR/MPR,” tulis Bondan.
3. Prabowo dalang kerusuhan Mei 1998
Prabowo Subianto saat masih menjadi Pankostrad dituduh sebagai biang keladi kerusuhan Mei 1998. Namun Bondan membantah tegas kabar miring ini. Menurut Bondan, Prabowo adalah kambing hitam di tragedi kerusuhan itu.
“Kerusuhan Mei 1998 dipicu oleh naiknya harga BBM tanggal 4 Mei karena tekanan IMF untuk cabut subsidi. Sudah menjadi rahasia publik, bagaimana @Prabowo08 membujuk Panglima ABRI untuk turun tangan kendalikan situasi,” tulisnya.
“Namun pada saat-saat genting, Panglima ABRI malah tinggalkan Jakarta untuk upacara seremonial di Malang,” keluh Bondan.
4 . Prabowo dicopot karena ingin kudeta Habibie
Sesaat setelah dilantik jadi presiden menggantikan Soeharto, BJ habibie lalu mencopot Letjen Prabowo dari jabatan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Kostrad). Habibie mendapat informasi bahwa Prabowo akan melakukan kudeta sehingga menantu Soeharto itu akhirnya dicopot dari jabatan strategisnya.
Menurut Bondan, Prabowo bergerak membawa pasukan mendekati wilayah ring satu adalah untuk mengamankan Habibie.
“Sebagai Pangkostrad, @Prabowo08 mengikuti protap untuk mengamankan Ring-1 saat ibukota kembali memanas. Prosedur tetap ini dijalankan @Prabowo08 tanpa sepengetahuan Panglima ABRI. Panglima ABRI keliru analisa situasi,” tulis Bondan.
Menurut Bondan, Panglima ABRI Salah asumsi. Panglima ABRI berasumsi, pergerakan pasukan ke Ring-1 harus atas perintahnya. Beliau lapor ke Presiden Habibie. Karena informasi ini, Presiden Habibie menduga bahwa Prabowo ingin kudeta. Prabowo lalu dipanggil menghadap ke Istana.
“Jika @Prabowo08 benar ingin kudeta, apakah ia akan datang ke Istana dan datang sendirian tanpa pasukan?. Mendengar perintah Presiden Habibie untuk melepas jabatan sebagai Pangkostrad, @Prabowo08 kaget. Namun sebagai prajurit yang taat, ia ikuti perintah Presiden Habibie, lepaskan jabatan Pangkostrad dan jadi Dansesko ABRI,” bantah Bondan.
5. Prabowo ke Yordania kabur hindari hukuman
Usai dicopot dari Pangkostrad, Prabowo lalu memilih ke luar negeri. Pilihan Prabowo merantau ke negeri orang ini pun kembali ditumpangi isu tak sedap. Prabowo dikabarkan ke Yordania untuk menghindari hukuman.
“@Prabowo08 ke Yordania untuk menghindari hukuman. Kenyataan: Menghindari fitnah. @Prabowo08 adalah mantan Danjen Kopassus. Beliau terlatih di bidang intelijen dan kontra-inteligen,” tulis Bondan.
Menurut Bondan, kondisi saat itu banyak pihak-pihak yang membutuhkan kambing hitam. Kalau bisa semua masalah di era tahun 1998 itu akan dituduhkan kepada Prabowo.
“@Prabowo08 sadar, risikonya terlalu besar jika ia tetap di Jakarta. Rumahnya bisa ‘diisi’ senjata, dan sebagainya. Oleh karena itu beliau memilih untuk pergi ke luar negeri. Ke Yordania dan Malaysia. Menghindari fitnah,” ujar Bondan.
6. Prabowo kaya raya karena korupsi
Prabowo Subianto kini menjadi salah satu capres yang kaya raya. Tudingan miring bahwa kekayaan Prabowo didapat dari hasil korupsi di era orde baru pun menguat. Benarkah Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu kaya dari hasil korupsi?
Bondan pun membantah tegas desas-desus tersebut. Bahkan menurut pria yang populer dengan slogan maknyus ini, anak begawan ekonomi Soemitro Djojohadikusumo itu pernah bangkrut saat krisis moneter tahun 1998.
“Sebenarnya: Tahun 1998 Prabowo jatuh miskin. Rumah di Indonesia tidak punya, tabungan hanya cukup untuk hidup beberapa bulan saja di pengasingan,” tulis Bondan..
Prabowo lalu kerja keras sebagai pengusaha di luar negeri untuk dapat hidup layak. Prabowo lalu mengikuti jejak adiknya, Hashim Djojohadikusumo yang memang sudah malang melintang dalam dunia usaha di luar negeri.
“Karena pengalaman sebagai pengusaha di luar, @Prabowo08 jadi tahu benar bagaimana asing eksploitasi SDA Indonesia,” tulis Bondan.
7. Tak punya sumbangsih untuk bangsa
Setelah kerusuhan Tahun 1998 Prabowo lalu meninggal Indonesia. Isu miring pun lagi-lagi menyerang mantan Danjen Kopassus itu. Prabowo dinilai tidak punya sumbangsih untuk negeri ini.
“Sumbangsih yang terbesar adalah: Mendirikan @Gerindra, partai politik modern yang terbuka dan jelas visinya. Selain @Gerindra, @Prabowo08 juga fokus tingkatkan prestasi olahraga kita. Khususnya pencak silat dan berkuda,” tulis Bondan.
Menurut Bondan, sejak kepemimpinan Prabowo dalam tim pencak silat, Timnas Pencak Silat Indonesia tidak pernah kalah di turnamen internasional. Di tahun 2014 ini Prabowo juga berhasil mengantarkan tim Polo berkuda Indonesia terbaik di Asia yang bisa mengalahkan China, India, dan Korsel.
“Di bidang pertanian, @Prabowo08 sebagai Ketua HKTI kembangkan bibit-bibit unggul untuk tingkatkan panen per hektar. Di bidang pendidikan, sudah tidak terhitung lagi berapa banyak beasiswa sekolah dan kuliah yang diberikan @Prabowo08,” tulisnya lagi.
******* akhir kutipan *******
Begitupula kutipan berita dari http://nasional.inilah.com/read/detail/2099463/ini-alasan-forum-alumni-trisakti-dukung-prabowo
******* awal kutipan ******
Nasional – Sabtu, 10 Mei 2014
INILAHCOM, Jakarta – Di tengah isu Tragedi Trisakti yang kerap dilontarkan untuk menjatuhkan Calon Presiden (Capres) Prabowo Subianto, namun Forum Alumni Trisakti menyatakan dukungannya terhadap Prabowo Subianto sebagai Presiden RI 2014-2019.
Hal ini dikatakan oleh Deklarator Forum Alumni Trisakti, Todotua Pasaribu yang menyatakan keputusan politiknya berdasarkan parameter pertimbangan yang terukur.
Adapun alasan dukungan kepada Prabowo Subianto adalah, saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin yang berani dan tegas, lagi jujur. Dan semua kriteria itu dianggap sudah melekat kepada figur mantan Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus tersebut.
“Pemimpin negara itu bukan sesuatu yang instan, kita butuh pemimpin jujur, tegas dan berani serta memperkuat nilai-nilai kebangsaan. Bagi kami Bapak Prabowo adalah gambaran pemimpin yang memenuhi kriteria tersebut,” ujarnya, Sabtu (10/5/2014).
Menurutnya, Prabowo merupakan satu-satunya capres yang memiliki konsep visi misi jelas. Tak hanya itu, dirinya juga menegaskan memberikan dukungan dan akan ambil bagian dalam pemerintahan yang akan dijalani jika Prabowo terpilih sebagai Presiden RI 2014-2019.
Mengenai tragedi Trisakti 1998 silam merupakan perjuangan bangsa yang tak bisa dilupakan. Dan pihaknya mempercayai bahwa Prabowo tidak terlibat dalam peristiwa Trisakti yang menewaskan empat orang mahasiswa ketika itu.
“Tragedi Trisakti adalah bagian yang tak dapat dilupakan, namun kita harus terus maju dan membuka lembaran baru untuk kedepan lebih baik,” tandasnya.[bay]
******* akhir kutipan ******
Berikut berita dari http://www.merdeka.com/politik/empat-bekas-korban-penculikan-yang-merapat-ke-prabowo.html
******* awal kutipan *******
Empat bekas korban penculikan yang merapat ke Prabowo
Kamis, 8 Mei 2014
Merdeka.com – Menjelang pelaksanaan Pilpres 9 Juli mendatang, capres Partai Gerindra Prabowo Subianto kembali digoyang isu penculikan aktivis pada pergolakan 1997-1998. Bahkan, gabungan sejumlah LSM dengan tegas menolak Prabowo sebagai capres karena diduga melanggar HAM.
Atas hal itu, bekas Kakostrad Mayjen (Purn) Kivlan Zen membela Prabowo , mantan bosnya di kesatuan cadangan strategis tersebut. Kivlan menyatakan Prabowo tidak terlibat kasus penculikan 13 orang, sebagaimana disebut para aktivis LSM.
Dia menyebut Prabowo hanya melakukan tindakan ‘pengamanan’ terhadap 9 aktivis yang lain dan kini mereka sudah kembali. Beberapa diketahui sudah bergabung ke Gerindra . Tindakan oleh Prabowo itu, kata Kivlan, dilakukan untuk menghindari gangguan keamanan sebelum sidang umum MPR 1998.
Soal 13 yang masih hilang hingga kini, Kivlan menuding adanya ‘operasi sampingan’ yang bergerak. “Di mana-mana operasi militer itu dilakukan ada yang namanya double agent,” kata Kivlan yang pernah mendeklarasikan diri sebagai capres pada 2009 silam ini.
“Operasi sampingan intelijen (oleh) lawan kepada Prabowo , saya tahu benar siapa lawan Prabowo ,” imbuhnya.
Berikut 4 dari 9 orang aktivis korban penculikan yang kembali dan akhirnya masuk ke Gerindra:
1. Haryanto Taslam
Pada pergolakan 1998, Haryanto Taslam diculik oleh Tim Mawar Kopassus selama 40 hari. Namun, Hartas, sapaan akrabnya, akhirnya kembali.
Pada Pemilu 2009, Hartas yang sebelumnya politikus PDIP sudah bergabung ke Partai Gerindra. Tak tanggung-tanggung, dia menjabat sebagai anggota Dewan Pembina yang diketuai langsung oleh Prabowo Subianto.
Namun, kini dalam struktur Dewan Pembina Partai Gerindra tidak ada nama Hartas. Dia memang pernah diisukan mundur, namun hal itu dibantahnya.
2. Pius Lustrilanang
Di tengah marak demonstrasi menuntut kejatuhan Soeharto, pria kelahiran 10 November 1968 ini diculik oleh Tim Mawar Kopassus selama sekitar dua bulan. Setelah kembali, Pius langsung melarikan diri ke Belanda untuk menghindari kejadian serupa.
Pada Pemilu 2009, Pius akhirnya bergabung dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR lewat Partai Gerindra. Hingga kini Pius masih menjadi menjadi politikus Senayan. Bahkan menduduki beberapa jabatan di alat kelengkapan DPR
3.Desmond J Mahesa
Aksi menuntut kejatuhan Soeharto, membuat pria kelahiran Banjarmasin 12 Desember 1965 ini harus menjadi korban penculikan dalam pergolakan 1998. Setelah beberapa lama, Desmond akhirnya dilepas bersama 8 aktivis yang lain.
Setelah itu, Desmond yang lulusan Fakultas Hukum Universitas Lambung Amangkurat mendirikan kantor advokat di Jakarta. Dia bahkan sempat menjadi pengacara Muchdi Purwoprandjono, anak buah Prabowo, dalam dugaan kasus pembunuhan aktivis HAM, Munir.
Pada Pemilu 2009, Desmond bergabung dan mencalonkan diri sebagai anggota DPR lewat Partai Gerindra. Sukses lolos ke Senayan, Desmond hingga kini masih duduk di Komisi III DPR.
Di Partai Gerindra, Desmond juga menjabat sebagai Ketua DPP Bidang Kaderisasi.
4. Aan Rusdianto
Aan Rusdianto menjadi mantan korban penculikan terakhir yang akhirnya bergabung dengan Partai Gerindra. Bekas aktivis Partai Rakyat Demokratik (PRD) ini mencalonkan diri sebagai anggota DPR di Pemilu 2014 untuk Dapi Jateng IX.
Sejumlah bekas koleganya di PRD menyebut Aan kemungkinan bakal lolos ke Senayan.
******* akhir kutipan ******
fitnah pada capres prabowo penipu rakyat menjadi kenyataan, rakyat cerdas gak gambang tertipu dengan ular beludak parabowo….surat pemberentian prabowo bocor…mentro tv
Dari https://www.facebook.com/photo.php?fbid=799030133454899
**** awal kutipan *****
Nanik S Deyang :
Capai rasanya menjawab inbox, soal surat pemecatan Letjen Prabowo Subianto. Saya cuman mau bilang surat2 seperti itu dng mudah dibuat oleh siapaa saja. Wong Jokowi saja konon bisa menggunakan KTP palsu waktu daftar di KPU.
Mari kita bahas satu persatu dng logika yg waras, spy tdk termakan black campaign. Kalu dipecat, Prabowo tdk dapat pensiun, nah sampai saat ini tiap bulan Prabowo dapat gaji pensiunan sebagai Letjen sebesar 3,7 juta.
Kedua, kalau dipecat Prabowo tdk akan diundang resmi acara_acara resmi TNI, lihat di gambar atau foto ini, di hadir di acara Kopassus.
Yg ketiga di antara yg tandaa tangan di dokumen abal_abal itu, salah satunya Letjen Subagio HS.
Lha Subagio ituhampir tiap hari tilpon Prabowo, dan malah dukung Prabowo, dan sy sdh konfirmasi, tdk benar.
Biarlah mereka mau mengeluarkan bukti_bukti palsu, dan berbagai permainan, tapi ALLAH SWT tdk sare alias tdk tidur, nanti kebenaran akan terbuka dng baik.
***** akhir kutipan ******
Baca juga tulisan terkait pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2014/06/10/tanyalah-atasan-saya/