Mengapa Ahok berbohong seputar pelarangan pemotongan hewan kurban di lingkungan SD
Berita pelarangan pemotongan hewan kurban di lingkungan sekolah dasar di DKI Jakarta menjadi topik hangat dalam beberapa hari terakhir.
Berita tersebut segera menjadi viral dan membangkitkan protes umat Islam di media sosial.
Namun, Ahok membantah melalui akun twitternya @basuki_btp
“Saya tidak pernah melarang pemotongan hewan kurban. Tidak mungkin saya melarang umat Islam melaksanakan ibadah. Jgn sembarangan mainkan isu”
Berikut kutipan berita yang bersumber dari http://www.republika.co.id/berita/nasional/jabodetabek-nasional/14/09/24/nceg6v-ahok-saya-tak-larang-pemotongan-hewan-kurban-di-sekolah
***** awal kutipan *****
Ahok menjelaskan dalam Instruksi Gubernur Nomor 67 tahun 2014, hanya melarang pemotongan hewan jenis unggas di kampung-kampung. Hal tersebut karena rawan penularan penyakit.
Ahok pun menegaskan yang menandatangani instruksi itu adalah Jokowi bukan dirinya, sehingga salah jika ada yang mengatakan ia yang mengeluarkan larangan tersebut.
“Itu yang tanda tangan Jokowi bukan saya,” ucapnya.
Ahok melanjutkan, ia tidak pernah melarang pemotongan hewan kurban di sekolah. Namun memang saat menggelar rapat ada beberapa kepala sekolah yang merasa khawatir jika anak-anak murid melihat pemotongan hewan secara langsung maka akan meninggalkan trauma.
“Bukan saya yang larang. Kepsek dalam rapat mereka khawatir anak SD lihat pemotongan. Tapi itu terserah mereka, yang buat verbal ya silakan mereka yang laksanakan. Kalau di sekolah sudah biasa silakan aja,” jelasnya.
“Jadi bukan saya yang larang motong hewan kurban, mereka minta kalau bisa potong kurban jangan di SD biar anak-anak gak melihat, sama biar gak kotor,” katanya.
Ahok menambahkan, meski demikian ia tetap meminta pihak yang memotong hewan kurban di sekolah bisa memastikan kesehatan hewannya. Hal itu agar tidak ada penyakit yang tersebar karena hewan ke murid-murid sekolah.
***** akhir kutipan *****
Tampaknya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diduga melakukan kebohongan berlapis tentang larangan itu. Dari mengatakan tidak ada larangan, hingga melempar tanggung jawab kepada Jokowi setelah media-media Islam membongkar upaya pelarangan itu.
Ahok boleh membantah, tetapi di era keterbukaan seperti sekarang, informasi dengan mudah bisa didapat. Termasuk Instruksi Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta bisa didownload di situs resmi Pemprov DKI Jakarta pada http://www.jakarta.go.id/m/produkhukum/download/3334/INSGUB_NO_67_TAHUN_2014.pdf
Dalam Instruksi Gubernur DKI Jakarta nomor 67 Tahun 2014 tertera jelas pada poin 4.
***** awal kutipan *****
4. Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta agar:
a. mengatur dan mengendalikan lokasi pemotongan hewan kurban di sekolah, meliputi:
1) melarang kegiatan pemotongan hewan kurban di lokasi sekolah pendidikan dasar,
2) membuat intruksi kepada Kepala Bidang Sekolah Dasar agar menyelenggarakan pemotongan hewan kurban di Rumah Pemotongan Hewan Ruminantia (RPH-R) Cakung dan Pulogadung Jakarta Timur, dan
3) menetapkan tempat pemotongan hewan kurban di Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas berdasarkan standar minimal tempat pemotongan hewan kurban dan juru sembelih halal.
b. melaporkan pelaksanaan Instruksi Gubernur ini secara berjenjang kepada Gubernur melalui Kepala Dinas Kelautan dan Pertanian
****** akhir kutipan *****
Mengapa Ahok berbohong bahwa dia menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta agar melarang kegiatan pemotongan hewan kurban di lokasi sekolah pendidikan dasar ?
Sebagaimana yang diberitakan di atas, Ahok kemudian melempar masalah itu kepada Jokowi. Ia berdalih, yang menandatangani instruksi Gubernur DKI Jakarta nomor 67 Tahun 2014 adalah Jokowi bukan dirinya, sehingga salah jika ada yang mengatakan ia yang mengeluarkan larangan tersebut.
Namun dalam Instruksi Gubernur DKI Jakarta nomor 67 Tahun 2014 tertera jelas ditandatangai oleh Ahok selaku Plt Gubernur DKI Jakarta pada 17 Juli 2014.
Pertanyaannya sekarang, mengapa Ahok sebagai pemimpin berbohong atas Instruksi Gubernur yang ditanda tanganinya sendiri ?
Ada apa dibalik semua itu ?
Apakah sekedar “testing the water”, sengaja mengeluarkan instruksi tersebut untuk mengetahui reaksi umat Islam. Wallahu a’lam
Arsip Intruksi Gubernur DKI Jakarta nomor 67 Tahun 2014 selengkapnya dapat pula dibaca pada https://mutiarazuhud.files.wordpress.com/2014/09/insgub_no_67_tahun_2014.pdf
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah mengingatkan akan datang suatu masa dimana pendusta diberi amanah sedangkan orang jujur didustakan
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda , “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh tipu daya, dimana pendusta dipercaya dan orang jujur didustakan, pengkhianat diberi amanah dan orang yang amanah dikhianati.” (HR. Al-Hakim)
Asy‐Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar al‐Bantani Rahimahullah Ta’ala, di dalam kitabnya, Nasha‐ihul Ibad fi bayani al‐Faadzi al‐Munabbihaat ‘alal Isti’daadi Li Yaumil Ma’adi membawakan sepotong hadits tentang larangan meninggalkan para ulama
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Akan datang satu zaman atas umatku dimana mereka lari (menjauhkan diri) dari (ajaran dan nasihat) ulama’ dan fuqaha’, maka Allah Taala menimpakan tiga macam musibah atas mereka, iaitu
1. Allah mengangkat (menghilangkan) keberkahan dari rizki (usaha) mereka,
2. Allah menjadikan penguasa yang zalim untuk mereka dan
3. Allah mengeluarkan mereka dari dunia ini tanpa membawa iman
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa memilih seseorang menjadi pemimpin untuk suatu kelompok, yang di kelompok itu ada orang yang lebih diridhai Allah dari pada orang tersebut, maka ia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman.” (HR Hakim)
Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung KH Abdullah Gymnastiar menyampaikan bahwa memilih Prabowo berarti menjadikan Jokowi amanah mengemban tugasnya lima tahun di Jakarta sebagaimana yang diberitakan pada http://politik.rmol.co/read/2014/05/30/157495/Kata-Aa-Gym,-Memilih-Prabowo-Menjadikan-Jokowi-Amanah-
Berikut kutipan selanjutnya
****** awal kutipan *****
“Yang pilih Jokowi artinya memilih ahok jadi gubernur, yang pilih prabowo artinya memilih Jokowi jadi gubernur Jakarta,” kata Aa Gym dalam akun twitternya, @aagym (Jumat, 30/5).
Pencapresan Jokowi diusung koalisi PDIP, PKB, Nasdem, dan PKPI. Padahal, Jokowi belum genap dua tahun memimpin DKI Jakarta.
Janji memimpin Jakarta selama lima tahun atau satu periode disampaikan Jokowi saat kampanye pemilihan gubernur DKI Jakarta 2012 lalu. Dalam jumpa pers di rumah Megawati Soekarnoputri pada 20 September 2012, Jokowi menegaskan tidak akan menjadi kutu loncat dengan mengikuti Pemilu 2014. Janji ini merupakan satu dari 19 janji yang disampaikan Jokowi.
***** akhir kutipan *****
Habib Rizieq Syihab dalam ceramahnya di Perumahan Yasmin, Bogor, Sabtu (24/05/2014) menyampaikan nasehat bahwa dalam pemilihan presiden mendatang, umat Islam diharapkan untuk tidak memilih calon presiden yang bisa menjadikan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (Wakil Gubernur Jakarta) naik menjadi Gubernur. Alasannya, umat Islam haram dipimpin oleh orang kafir sebagaimana yang diberitakan pada http://fpi.or.id/120-Bila%20Komitmen%20Bela%20Islam,%20FPI%20akan%20Dukung%20Prabo
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) MUI Pusat, Tengku Zulkarnain dalam tulisan pada http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/03/21/n2siql-mui-muslim-jangan-memilih-pemimpin-nonmuslim menjelaskan bahwa “Larangan memilih pemimpin non-muslim jelas bukan larangan MUI, tapi larangan Allah dan Rasul-Nya yang wajib dipatuhi oleh semua golongan umat Islam, termasuk MUI sendiri”
Firman Allah Ta’ala yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS Al Maidah [5]:51 )
Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini: “Allah Ta’ala melarang hamba-Nya yang beriman untuk loyal kepada orang Yahudi dan Nasrani. Mereka itu musuh Islam dan sekutu-sekutunya. Semoga Allah memerangi mereka. Lalu Allah mengabarkan bahwa mereka itu adalah pemimpin terhadap sesamanya. Kemudian Allah mengancam dan memperingatkan bagi orang mu’min yang melanggar larangan ini Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim“” (Tafsir Ibni Katsir, 3/132).
Firman Allah Ta’ala yang artinya
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu). (QS Al Imran [3];28 )
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah”. (QS An Nisaa [4]:138-139)
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui“. (QS Al Mujaadilah [58]:14 )
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” , (QS Ali Imran, 118)
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati“. (QS Ali Imran, 119)
Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830
ssemoga kau menulispun tanpa kebencian kepada Ahok
Tulisan di atas sekedar mempertanyakan mengapa Ahok berbohong ?
Silahkan baca pula tulisan pada
https://mutiarazuhud.wordpress.com/2014/09/22/andaikan-pidato-itu-ada/
https://mutiarazuhud.wordpress.com/2014/09/27/kembali-demokrasi-pancasila/
Pertanyaannya adalah mengapa Ahok sebagai pemimpin berbohong atas Instruksi Gubernur yang ditanda tanganinya sendiri sebagai Plt Gubernur DKI Jakarta pada 17 Juli 2014
Instruksi Gubernur tersebut pada poin 4.a.1 menginstruksikan kepada Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta agar melarang kegiatan pemotongan hewan kurban di lokasi sekolah pendidikan dasar. Silahkan periksa pada https://mutiarazuhud.files.wordpress.com/2014/09/insgub_no_67_tahun_2014.pdf
Begitupula sebelumnya, Ahok mengakui dirinya sangat ingin menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) jika Joko Widodo alias Jokowi menjadi presiden terpilih.
“Kalau misalnya ditawari menteri, aku mau jadi Mendagri. Itu jika Jokowi jadi Presiden RI ke 7,” ujar Ahok di Balai Kota, Jakarta Pusat sebagaimana yang diberitakan pada http://www.harianterbit.com/read/2014/07/22/5565/45/26/Jokowi-RI1-Ahok-Mendagri-Boy-Sadikin-Gubernur-DKI
Namun sekarang Ahok menegaskan akan fokus mengurusi Jakarta. Dia akan menolak jika ada tawaran kursi menteri dari Jokowi sebagaimana yang diberitakan pada http://news.detik.com/read/2014/09/10/172134/2686787/10/pilih-urusi-jakarta-ahok-tolak-dicalonkan-jadi-menteri
***** awal kutipan *****
“Nggak lah. Saya mau beresin tugas di Jakarta. Kita berdua (Jokowi-Ahok) kan udah janji sama orang Jakarta kan,” ujar Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Barat, Rabu (10/9/2014).
Ahok yakin Jokowi juga tidak akan meliriknya menjadi menteri. Ahok yakin Jokowi akan lebih senang jika dirinya menyelesaikan masalah di Jakarta.
***** akhir kutipan *****
Bahkan Ahok mengatakan menjadi Gubernur DKI lebih strategis daripada menjadi menteri. Sehingga lanjut Ahok apabila disuruh memilih, dirinya ingin tetap menjadi Gubernur.
“Aduuh, aku sudah bilang, ini Jakarta, RI 3 bos, masa mau jadi pembantu RI 1 dan RI 2,” ujar Ahok sebagaimana yang diberitakan pada http://www.tribunnews.com/nasional/2014/09/12/ahok-bantah-keluar-dari-gerindra-karena-iming-iming-menteri
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah mengingatkan akan datang suatu masa dimana pendusta diberi amanah sedangkan orang jujur didustakan
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda , “Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh tipu daya, dimana pendusta dipercaya dan orang jujur didustakan, pengkhianat diberi amanah dan orang yang amanah dikhianati.” (HR. Al-Hakim)
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa memilih seseorang menjadi pemimpin untuk suatu kelompok, yang di kelompok itu ada orang yang lebih diridhai Allah dari pada orang tersebut, maka ia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman.” (HR Hakim)
Hamad bin Salamah meriwayatkan dari Adi bin Hatim, dia berkata, “Saya bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ihwal ‘bukan jalannya orang-orang yang dimurkai’. Beliau bersabda, “Yaitu kaum Yahudi.’ Dan bertanya ihwal ‘bukan pula jalannya orang-orang yang sesat’. “Beliau bersabda, ‘Kaum Nasrani adalah orang-orang yang sesat.’
Firman Allah Ta’ala, “Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.” ( QS Al Baqarah [2]:146 )
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam telah bersabda, “ Demi Allah, yang diriku ada dalam genggaman tanganNya, tidaklah mendengar dari hal aku ini seseorangpun dari ummat sekarang ini, Yahudi, dan tidak pula Nasrani, kemudian tidak mereka mau beriman kepadaku, melainkan masuklah dia ke dalam neraka.”
“Yang pilih Jokowi artinya memilih ahok jadi gubernur” ujar Pimpinan Pondok Pesantren Daarut Tauhid Bandung KH Abdullah Gymnastiar sebagaimana yang diberitakan pada http://politik.rmol.co/read/2014/05/30/157495/Kata-Aa-Gym,-Memilih-Prabowo-Menjadikan-Jokowi-Amanah-
Habib Rizieq Syihab dalam ceramahnya di Perumahan Yasmin, Bogor, Sabtu (24/05/2014) menyampaikan nasehat bahwa dalam pemilihan presiden mendatang, umat Islam diharapkan untuk tidak memilih calon presiden yang bisa menjadikan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok (Wakil Gubernur Jakarta) naik menjadi Gubernur. Alasannya, umat Islam haram dipimpin oleh orang kafir sebagaimana yang diberitakan pada http://fpi.or.id/120-Bila%20Komitmen%20Bela%20Islam,%20FPI%20akan%20Dukung%20Prabo
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjend) MUI Pusat, Tengku Zulkarnain dalam tulisan pada http://www.republika.co.id/berita/pemilu/hot-politic/14/03/21/n2siql-mui-muslim-jangan-memilih-pemimpin-nonmuslim menjelaskan bahwa “Larangan memilih pemimpin non-muslim jelas bukan larangan MUI, tapi larangan Allah dan Rasul-Nya yang wajib dipatuhi oleh semua golongan umat Islam, termasuk MUI sendiri”
Firman Allah Ta’ala yang artinya, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (QS Al Maidah [5]:51 )
Ibnu Katsir menjelaskan ayat ini: “Allah Ta’ala melarang hamba-Nya yang beriman untuk loyal kepada orang Yahudi dan Nasrani. Mereka itu musuh Islam dan sekutu-sekutunya. Semoga Allah memerangi mereka. Lalu Allah mengabarkan bahwa mereka itu adalah pemimpin terhadap sesamanya. Kemudian Allah mengancam dan memperingatkan bagi orang mu’min yang melanggar larangan ini Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang lalim“” (Tafsir Ibni Katsir, 3/132).
Firman Allah Ta’ala yang artinya
“Janganlah orang-orang mukmin mengambil orang-orang kafir menjadi wali (pemimpin) dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Barang siapa berbuat demikian, niscaya lepaslah ia dari pertolongan Allah, kecuali karena (siasat) memelihara diri dari sesuatu yang ditakuti dari mereka. Dan Allah memperingatkan kamu terhadap diri (siksa)-Nya. Dan hanya kepada Allah kembali(mu). (QS Al Imran [3];28 )
“Kabarkanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih, (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir sebagai pemimpin dengan meninggalkan orang-orang mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan di sisi orang kafir itu? Maka sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah”. (QS An Nisaa [4]:138-139)
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang menjadikan suatu kaum yang dimurkai Allah sebagai teman? Orang-orang itu bukan dari golongan kamu dan bukan (pula) dari golongan mereka. Dan mereka bersumpah untuk menguatkan kebohongan, sedang mereka mengetahui“. (QS Al Mujaadilah [58]:14 )
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil menjadi teman kepercayaanmu orang-orang yang, di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya (menimbulkan) kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya” , (QS Ali Imran, 118)
“Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata “Kami beriman”, dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari antaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati“. (QS Ali Imran, 119)
Asy‐Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar al‐Bantani Rahimahullah Ta’ala, di dalam kitabnya, Nasha‐ihul Ibad fi bayani al‐Faadzi al‐Munabbihaat ‘alal Isti’daadi Li Yaumil Ma’adi membawakan sepotong hadits tentang larangan meninggalkan para ulama
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda “Akan datang satu zaman atas umatku dimana mereka lari (menjauhkan diri) dari (ajaran dan nasihat) ulama’ dan fuqaha’, maka Allah Taala menimpakan tiga macam musibah atas mereka, iaitu
1. Allah mengangkat (menghilangkan) keberkahan dari rizki (usaha) mereka,
2. Allah menjadikan penguasa yang zalim untuk mereka dan
3. Allah mengeluarkan mereka dari dunia ini tanpa membawa iman