Mereka tampaknya menikmati PERAN mereka di DUNIA ini
Kami prihatin dengan mereka yang tidak sependapat dengan kami dalam sebuah diskusi, lalu melaporkan kepada pihak Facebook agar tanggapan (komentar) kami “diturunkan” atau “dihapus” secara sepihak oleh pihak Facebook.
Sebaiknya kalau tidak sependapat, marilah kita diskusikan secara gentle.
Akun FB yang lama kami dihapus secara sepihak oleh Facebook tampaknya karena banyaknya laporan “keberatan” atas tanggapan, komentar, status, tulisan atau postingan kami
Kami tidak membenci mereka yang “melaporkan” kepada pihak Facebook.
Namun kami berpandangan belas kasihan (ainu al Syafaqoh), sedih atau prihatin dengan mereka yang mendapatkan PERAN di DUNIA ini seperti apa yang mereka jalani
Sebagaimana lirik sebuah lagu, ibaratnya DUNIA INI “PANGGUNG SANDIWARA” yang distrudarai oleh Allah Ta’ala yang memiliki skenario dan yang MAHA MENGATUR dan MENGUASAI DUNIA INI.
Begitupula kita sebagai umat Islam sebaiknya prihatin, bersedih hati atau berpandangan belas kasihan (ainu al Syafaqoh) terhadap orang-orang yang mendapatkan “PERAN” di DUNIA INI sebagai orang-orang kafir.
Bahkan Rasulullah pernah menangis karena tidak dapat membawa dan menyelamatkan orang-orang yang mendapatkan “PERAN” sebagai orang-orang kafir di DUNIA INI.
“Wahai Rasullullah… Bukankah mayat yang diusung itu adalah seorang Yahudi? Dia bukan seorang Muslim Ya Rasulullah.. Mengapa kau menangis?”, tanya seorang Sahabat kepada baginda.
“Aku menangis karena tidak dapat membawanya ke arah iman. Aku tidak dapat menyelamatkannya dari api neraka Allah Subhanahu wa Ta’ala.”, jawab Nabi shallallahu alaihi wasalam.
Begitupula Habib Ali Al Jifri juga mengingatkan bahwa pandangan yang dibenarkan terhadap orang-orang kafir ataupun pelaku maksiat adalah dengan pandangan belas kasihan (ainu al Syafaqoh).
Habib Ali Al Jifri mengingatkan bahwa hinakanlah kekufuran NAMUN jangan kau menghina orang kafir karena selagi dia hidup maka dia tidak boleh dihina karena sesungguhnya kita tidak mengetahui bagaimana dia akan mati (boleh jadi bertaubat sebelum mati) MAKA sesungguhnya kita tidak dibenarkan menghina seseorangpun dari makhluk Allah.
Begitupula kita sebagai umat Islam sebaiknya berpandangan belas kasihan (ainu al Syafaqoh) terhadap orang-orang yang di DUNIA INI mendapatkan PERAN sebagai ORANG JAHAT.
Kita sebagai umat Islam tidak perlu TAKUT, SEDIH, KHAWATIR terhadap BAHAYA KEJAHATAN dari orang-orang yang di DUNIA INI mendapatakan PERAN sebagai ORANG JAHAT.
Pada hakikatnya BAHAYA KEJAHATAN dari manusia yang DIMUSUHI ALLAH itu adalah dalam pengaturan “skenario” kehidupan dari Allah Ta’ala sebagaimana salah satu untaian kalimat (matan/redaksi) doa QUNUT SUBUH yakni
وَقِنِيْ شَرَّمَا قََضَيْتَ،
Wa qinii syarramaa qadhaiit.
“Dan lindungi aku dari segala BAHAYA KEJAHATAN yang Engkau sudah pastikan” .
Jadi SETELAH SEMPURNA seluruh ajaran Islam diturunkan Allah Ta’ala kepada Rasulullah dan melalui para ulama muktabaroh sampai kepada kita pada ZAMAN NOW (zaman sekarang) MAKA PADA HAKIKATNYA kita tidak perlu MELAKNAT orang-orang yang di dunia ini mendapatakan PERAN sebagai ORANG JAHAT.
Oleh karenanya Rasulullah meninggalkan QUNUT MELAKNAT dan MENCUKUPKAN dengan QUNUT SUBUH sampai akhir hayatnya dan diwariskan kepada umat Islam.
Jadi Rasulullah BUKAN meninggalkan QUNUT SUBUH melainkan meninggalkan QUNUT MELAKNAT suatu kaum.
Imam Muslim meriwayatkan bahwa Rasulullah MENINGGALKAN QUNUT MELAKNAT (bukan QUNUT Subuh) suatu kaum BERTEPATAN turunnya firman Allah Ta’ala yakni QS Ali Imran [5] : 128 (HR Muslim No. 1082 atau Syarah Shahih Muslim No. 675)
Firman Allah Ta’ala yang artinya, “tidak ada urusanmu, entah Allah mengampuni mereka atau menyiksa mereka, sesungguhnya mereka orang-orang yang zhalim (QS. Ali Imran [3] : 128),
Jadi dapat kita ambil hikmah (pelajaran) bahwa “QUNUT SUBUH adalah doanya para Wali Allah (Kekasih Allah)” .
Para Wali Allah (Kekasih Allah) yang disabdakan oleh Rasullah sebagai “hamba-hamba Allah yang bercahaya” ADALAH sebagaimana firman Allah,
أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ
Ala inna auliya allahi
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu (QS Yunus [10] : 62) adalah,
Mereka TIDAK TAKUT seperti yang ditakuti oleh manusia lainnya.
Mereka TIDAK BERSEDIH seperti yang disedihi oleh manusia lainnya.
Mereka TIDAK KHAWATIR seperti yang dikhawatirkan oleh manusia lainnya.
Oleh karenanya sebaiknya janganlah meninggalkan QUNUT SUBUH karena kalau kita mau menyempatkan waktu mengambil HIKMAH (pelajaran) dengan memperhatikan arti dan makna dari setiap untaian kalimat (matan/redaksi) doa QUNUT SUBUH maka kita akan temukan KENYATAAN bahwa QUNUT SUBUH adalah DOA TERBAIK untuk mengawali kehidupan di pagi hari.
Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830
Tinggalkan Balasan