Sebaiknya dukungan janganlah atas nama NU karena ormas NU bukan untuk berpolitik praktis
Kalau ada yang bertanya siapakah paslon yang kami dukung pada pilpres 2019 maka jawabannya adalah,
“Pemilu berasas LUBER yakni langsung, umum, bebas dan RAHASIA”.
Siapapun yang dipilih dan termasuk yang tidak memilih alias membiarkan dan menyerahkan kepada pilihan orang banyak tentu akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
Kami bukanlah ahli poltik, bukan simpatisan atau anggota partai politik dan bukan pula anggota tim sukses.
Tulisan-tulisan kami terkait politik hanya sekedar menyampaikan kutipan berita.
Contohnya seperti tulisan sebelumnya yang berisikan kutipan berita yang dapat membangkitkan keingintahuan publik terhadap asal usul paslon sebagaimana yang telah disampaikan pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2019/01/22/asal-usul-paslon/
Begitupula tulisan sebelumnya kami mempertanyakan tidak bolehkah Warga NU mentaati fatwa MUI atau fatwa KH Ma’ruf Amin sebelum dipinang Jokowi sebagaimana yang telah disampaikan pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2019/01/18/warga-nu-mentaati-fatwa/
Apakah ormas NU kembali berpolitik praktis dan melanggar keputusan Muktamar NU di Situbondo 1984 untuk ‘Kembali ke Khittah 1926’. ?
“Khittah 26” adalah garis, nilai-nilai, dan model perjuangan NU yang dipondasikan pada tahun 1926 ketika NU didirikan.
Pondasi perjuangan NU tahun 1926 adalah sebagai gerakan sosial-keagamaan.
Salah seorang bertanya siapakah ulama NU yang istiqomah memperjuangkan “Khittah 1926” dan memperingatkan jangan mengkotak-kotakan ormas NU.
Justru ormas NU akan terkotak-kotak akibat elite atau petinggi ormas NU kembali berpolitik praktis dan melanggar keputusan Muktamar NU di Situbondo 1984 untuk ‘Kembali ke Khittah 1926’.
Oleh karenanya dukungan kepada paslon dalam pilpres 2019 sebaiknya janganlah atas nama NU karena NU bukan organisasi untuk berpolitik praktis.
Contohnya sejumlah anggota keluarga pendiri Nahdlatul Ulama (NU) memberikan dukungan kepada paslon nomor urut 2, Prabowo – Sandi bukan atas nama organisasi NU, melainkan pribadi. Sebab, NU bukan organisasi untuk berpolitik praktis sebagaimana yang disampaikan oleh calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno sebagaimana yang diberitakan pada http://nasional.kompas.com/read/2018/11/30/09582821/kata-sandiaga-ini-alasan-keluarga-pendiri-nu-berikan-dukungan
****** awal kutipan ******
Menurut Sandiaga, mereka menyatakan dukungan untuknya dan Prabowo Subianto karena kesamaan pandangan di bidang ekonomi.
“Yang kami tangkap, keluarga pendiri NU itu menyatakan mereka mendukung karena merasa ekonomi sebagai landasan utama,” kata Sandiaga di sela-sela kegiatan olahraga di Lapangan Tenis Bulungan, Jakarta, Jumat (30/11/2018).
Sandiaga mengatakan, salah satu yang menjadi perhatian mereka adalah peningkatan kualitas kehidupan ekonomi masyarakat menengah ke bawah. Menurut dia, keluarga pendiri NU menaruh perhatian karena ia dan Prabowo fokus pada peningkatan lapangan pekerjaan.
“Membuka lapangan kerja menjadi salah satu pegangan mereka. Setelah para keluarga ini shalat istikharah, diskusi, menelaah, mengkaji, akhirnya menjatuhkan pilihan. Dan kami sangat apresiasi,” kata Sandiaga.
Sandiaga juga menyampaikan apresiasinya atas sikap para anggota keluarga pendiri NU yang menegaskan dukungannya bukan atas nama organisasi NU, melainkan pribadi.
Sebab, NU bukan organisasi yang berpolitik praktis.
“Yang sangat melegakan, mereka menyatakan NU sendiri adalah NU yang kembali ke Khittah 1926, NU berada di atas semua golongan, tidak berpolitik praktis,” ujar Sandiaga.
“Jadi keluarga para dzurriyah (keturunan) pendiri NU ini mengatakan bahwa mereka mengambil keputusan ini tidak atas nama NU, tapi atas nama pribadi,” kata dia.
***** akhir kutipan ******
Sejumlah kiai dan warga Nahdlatul Ulama (NU) yang tergabung dalam Barisan Kiai dan Santri Nahdliyin mendeklarasikan dukungan terhadap pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno di Rumah Djoeang, Jakarta Pusat, Sabtu (1/12/2018) sebagaimana yang diberitakan pada http://nasional.kompas.com/read/2018/12/02/00022421/nyatakan-dukungan-cucu-pendiri-nu-janjikan-60-persen-suara-jatim-untuk
***** awal kutipan *****
Barisan Kiai dan Santri Nahdliyin tersebut dipimpin KH Solachul Aam Wahib Wahab. Ia merupakan cucu salah satu pendiri NU, almarhum KH Wahab Hasbullah.
Dalam kesempatan itu, ia menjanjikan 60 persen suara bagi pasangan Prabowo-Sandi di wilayah Jawa Timur pada Pilpres 2019 mendatang.
“Kami sudah melakukan konsolidasi selama kurang lebih tiga bulan di seluruh kabupaten di Jawa Timur. Semua berjalan baik dan lancar,” ujar KH Solachul Aam Wahib Wahab seperti dikutip dari siaran pers tim media pasangan Prabowo-Sandi, Sabtu (1/12/2018).
“Pada saatnya nanti kami targetkan di semua TPS itu di Jatim Prabowo-Sandi memperoleh 60 persen suara,” kata dia.
Solachul juga mengajak seluruh kalangan Nahdliyin untuk bahu-membahu memenangkan Prabowo-Sandi di wilayahnya masing-masing.
“Dengan ini kami mengajak para kiai dan santri simpatisan serta umat untuk bersama-sama memilih dan mencoblos capres cawapres nomer urut 02 dalam Pilpres 2019,” kata pria yang akrab disapa Gus Aam tersebut.
Menurut Gus Aam, sosok Prabowo-Sandi merupakan pemimpin yang mampu memberi solusi bagi kondisi bangsa yang semakin kehilangan jati diri.
“Wis wayahe (sudah saatnya) 2019 ganti presiden dengan Prabowo-Sandi,” kata dia.
***** akhir kutipan *****
Sebelumnya, sejumlah anggota keluarga keturunan pendiri Nahdlatul Ulama (NU) mengadakan pertemuan di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Rabu (28/11/2018) malam sebagaimana yang diberitakan pada http://nasional.kompas.com/read/2018/11/29/05050081/bertemu-prabowo-sandiaga-keluarga-pendiri-nu-nyatakan-dukungan
***** awal kutipan *****
Dalam pertemuan tersebut, keluarga pendiri NU menyatakan dukungan kepada pasangan Prabowo-Sandiaga pada Pilpres 2019.
“Perwakilan dzurriyah (keturunan) pendiri NU hadir di sini, bertukar pikiran, saling mendukung, saling memahami,” ujar KH Irfan Yusuf atau akrab disapa Gus Irfan saat memberikan keterangan seusai pertemuan.
Gus Irfan merupakan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asyari.
Ayah Gus Irfan, KH Yusuf Hasyim, dikenal sebagai salah satu tokoh NU sekaligus pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
Selain Gus Irfan, hadir pula KH Hasyim Karim atau Gus Aying, KH Fahmi Amrullah atau Gus Fahmi dan KH A. Baidhowi atau Gus Dhowi. Ketiganya adalah cucu dari KH Hasyim Asyari.
Ada pula KH Hasib Wahab, putra dari salah satu pendiri NU KH Wahab Hasbulloh dan Gus Billy, cicit dari KH Bisri Syansuri.
“Pak Prabowo tadi menjelaskan latar belakang beliau ingin menjadikan Indonesia menjadi lebih baik. Kami dari keluarga pendiri NU juga merasa terhormat karena beliau juga mengatakan bahwa Indonesia ini lahir juga dari perjuangan para ulama NU,” kata Gus Irfan.
“Kehadiran kami di sini semacam mengulang peristiwa perjuangan para pendahulu kita yang dulu,” kata dia.
Pada kesempatan yang sama, KH Hasib Wahab atau akrab disapa Gus Hasib berharap keputusannya itu dapat membawa Indonesia lebih baik.
Ia menilai, visi misi pasangan Prabowo-Sandiaga dapat membawa kesejahteraan dan kondisi ekonomi yang lebih stabil.
“Kok yang layak tampaknya Pak Prabowo dan Pak Sandi untuk calon presiden dan wakil presiden,” kata dia.
***** akhir kutipan *****
Begitupula janganlah atas nama NU karena warga NU selain menyampaikan aspirasi politik melalui PKB adapula melalui PPP.
Bahkan PPP hasil Muktamar Jakarta menyatakan dukungannya kepada pasangan capres-cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 sebagaimana yang diberitakan pada http://nasional.kompas.com/read/2018/11/28/21440661/ppp-hasil-muktamar-jakarta-deklarasi-dukungan-untuk-prabowo-sandiaga
Ketua Umum PPP hasil muktamar Jakarta Humphrey Djemat mengatakan, deklarasi dukungan tersebut merupakan hasil Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) pada 15-16 November 2018.
***** awal kutipan ****
Humphrey mengatakan bahwa keputusan untuk mendukung Prabowo berangkat dari adanya kesamaan visi dan misi.
Menurut dia, PPP hasil Muktamar Jakarta juga memiliki visi untuk mensejahterakan umat, khususnya konstituen PPP dan umat Islam.
“Pilihan ini tidak ragu dan tulus karena PPP ingin melihat kesejahteraan bagi umat,” kata Humphrey
***** akhir kutipan *****
Wassalam
Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830
Tinggalkan komentar