Paham Anti Mazhab Ingin Meruntuhkan Syariah Islam
Jumat, 04 Desember 2009 00:46
Pertanyaan
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Maaf beribu maaf ustad,saya ingin tabayyun ke ustad.
Di situs pribadi ustad,ada artikel judulnya “Anti mazhab,Bid’ah paling merusak” dalam artikel tersebut disebutkan tokoh terbesar anti mazhab adalah Nashirudin Albani.padahal beliau (setahu saya yg ilmunya masih sedikit ini) diakui keilmuan dan keulamaannya oleh banyak kalangan termasuk oleh syekh bin Baz,syekh qardhawi,dll.mohon penjelasan.
Wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
tyo
Jawaban
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Artikel pada situs saya itu adalah bagian dari bedah buku yang ditulis oleh ulama besar Syria, Dr. Said Ramadhan Al-Buthy. Apa yang saya tulis di dalam artikel itu lebih merupakan buah pemikiran beliau sang penulis buku.
Dr. Said Ramadhan Al-Buthy sendiri juga mengakui ketokohan seorang Al-Albani. Justru karena dianggap sebagai tokoh itulah, maka kemudian perlu diajak berdialog untuk dicari titik temu. Barangkali seorang Al-Albani kurang memahami sepenuhnya tentang ilmu fiqih. Mengingat beliau itu memang bukan ulama syariah. Dan hal seperti ini bukan merupakan aib. Karena di masa sekarang ini, setiap ulama punya spesialisasi sendiri-sendiri.
Dan sebagai perwakilan dari para ulama ahli fiqih, Dr. Said Ramadhan Al-Buthy berupaya membangun dialog yang baik, agar tidak terjadi salah paham.
Al-Albani sendiri memang tokoh penting di dalam dunia hadits. Sudah banyak karya beliau yang memenuhi rak-rak buku para pelajar dan mahasiswa. Dan sudah banyak orang yang menjadikannya sebagai rujukan dalam masalah hadits.
Akan tetapi di dalam dunia ilmu fiqih, Al-Albani memang punya catatan tersendiri, dimana dirinya sering menyerang ilmu fiqih dan cenderung anti dan memusuhi mazhab-mazhab fiqih yang sudah ada. Hal ini dikemukakan oleh guru besar ilmu fiqih, Dr. Said Ramadhan Al-Buthy, ulama fiqih kenamaan dari Syria.
Buku ini menceritakan bagaimana terjadinya perdebatan seru antara kedua tokoh penting yang sama-sama tinggal di Syria. Al-Albani dengan pendiriannya yang ingin merobohkan bangunan besar ilmu Fiqih Islam, yang sudah berdiri sejak awal peradaban Islam. Sedangkan Dr. Said Ramadhan Al-Buthy berada pada posisi membela dan mempertahankan kedudukan ilmu Fiqih serta urgensinya dalam memahami Al-Quran dan Sunnah.
Menurut Al-Albani, semua orang haram hukumnya merujuk kepada ilmu fiqih dan pendapat para ulama. Setiap orang wajib langsung merujuk kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Dan untuk memahaminya, tidak dibutuhkan ilmu dan metodologi apa pun. Keberadaan mazhab-mazhab itu dianggap oleh Al-Albani sebagai bid’ah yang harus dihancurkan, karena semata-mata buatan manusia.
Tentu saja pendapat seperti ini adalah pendapat yang keliru besar. Ilmu fiqih dan mazhab pada ulama yang ada itu bukan didirikan untuk menyelewengkan umat Islam dari Al-Quran dan As-Sunnah. Justru ilmu fiqih itu sangat diperlukan sebagai metodologi yang istimewa dalam memahami Quran dan Sunnah.
Menurut Dr. Said Ramadhan Al-Buthy, kedudukan ilmu fiqih kira-kira sama dengan kedudukan ilmu hadits. Keduanya tidak pernah diajarkan secara baku oleh Rasulullah SAW. Ilmu hadits atau juga dikenal dengan ilmu naqd (kritik) hadits, juga merupakan produk manusia, hasil ijtihad, bukan ilmu yang turun dari langit.
Tapi dengan ilmu hadits, kita jadi tahu mana hadits yang shahih, mana hadits yang dhaif dan mana hadits yang maudhu’. Padahal yang menyusun ilmu hadits itu bukan Rasulullah SAW, juga bukan para shahabat, tetapi para ulama dengan ijtihad mereka.
Ketika menetapkan syarat-syarat hadits shahih agar bisa dimasukkan ke dalam kitab As-Shahih, sesungguhnya Al-Bukhari juga sedang berijtihad. Dan kita umat muslim sedunia mengikuti ijtihad beliau dan menggunakan syarat-syarat yang beliau tetapkan.
Maka ketika Al-Imam Asy-Syafi’i yang lahir jauh sebelum zaman Bukhari meletakkan syarat dan aturan dalam mengistimbath hukum dari Quran dan Sunnah, lalu mendirikan ilmu Ushul fiqih, sebenarnya beliau telah berjasa besar kepada umat Islam. Sama dengan Al-Bukhari yang juga berjasa agar umat Islam tidak salah dalam memilih hadits.
Demikian juga ketika Abu Hanifah menetapkan dasar-dasar istimbath hukumnya, agar setiap orang tidak asal main qiyas begitu saja, sebenarnya ilmu yang beliau tetapkan itu sangat bermanfaat buat umat Islam. Sama dengan Al-Bukhari yang juga berijtihad agar umat Islam tidak jatuh ke dalam hadits palsu atau lemah.
Sayangnya, ilmu fiqih dan ushul fiqih yang sudah sejak 14 abad dijadikan standar dalam mengistimbath hukum oleh seluruh umat Islam, oleh Al-Albani ingin dirobohkan begitu saja, dengan alasan kedua ilmu itu dianggap bid’ah dan hanya merupakan ijtihad manusia.
Karena itulah para ulama fiqih meradang dan marah besar kepada Al-Albani yang dengan naifnya ingin merobohkan asas-asas dan sendi pokok ilmu fiqih. Salah satunya adalah Dr. Said Ramadhan Al-Buthy yang akhirnya mengajak Al-Albani bertukar fikiran, agar jangan sampai terjadi salah paham.
Sayangnya, ternyata Al-Albani tetap ngotot dan bersikeras untuk meruntuhkan bangunan ilmu fiqih. Bahkan meski sudah berdialog semalam suntuk, dia tetap ‘keukeuh‘ dengan pendiriannya. Dia tetap ingin meruntuhkan ilmu fiqih karena dalam pandangannya ilmu fiqih itu bid’ah.
Maka Dr. Said Ramadhan hanya bisa menghela nafas panjang. Susah rasanya bicara dengan orang yang tidak mau mengalah dan tidak mau mengerti dengan realitas yang ada. Untuk itulah beliau kemudian menyusun tulisan sebagai counter dari serang-serangan yang selalu dilancarkan oleh Al-Albani, agar umat Islam sedunia mengerti dan paham, apa sesungguhnya misi dan visi seorang Al-Albani.
Judul buku itu dalam bahasa arab adalah : Al-Laa Mazhabiyah, Akhtharu Bid’atin Tuhaddidu As-Syariah Al-Islamiyah. Kalau kita terjemahkan secara bebas, kira-kira makna judul itu adalah : Paham Anti Mazhab, Bid’ah Paling Gawat Yang Menghancurkan Syariat Islam.
Dalam pandangan saya, kita memang tidak boleh terlalu fanatik dengan mazhab fiqih. Maksudnya, pendapat para ulama itu mungkin benar dan mungkin juga salah. Namanya juga ijtihad.
Tetapi alangkah kelirunya kalau pendapat para ulama itu kita benturkan dengan Quran dan Sunnah. Tidak akan pernah terjadi hal itu. Sebab pendapat para ulama itu justru lahir dari Quran dan Sunnah.
Yang sebenarnya terjadi adalah bahwa seorang Al-Albani ketika membaca Quran dan Sunnah, lalu dia pun berjtihad dengan pendapatnya. Apa yang dia katakan tentang Quran dan Sunnah, pada hakikatnya adalah hasil ijtihad dan ra’yu dia sendiri. Sumbernya memang Quran dan Sunnah, tapi apa yang dia sampaikan semata-mata lahir dari kepalanya sendiri.
Sayangnya, para pendukung Al-Albani diyakinkan bahwa yang keluar dari mulut Al-Albani itulah isi dan makna Quran yang sebenarnya. Lalu ditambahkan bahwa pendapat yang keluar dari mulut para ulama lain termasuk pada imam mazhab dianggap hanya meracau dan mengada-ada. Naudzu billahi min dzalik.
Disinilah letak ketidak-adilan para pendukung Al-Albani. Seolah-olah mereka mendudukkan Al-Albani sebagai orang yang paling mengerti dan paling tahu isi Quran dan Sunnah. Apa pun yang dikatakan Al-Albani tentang pengertian Quran dan Sunnah, dianggap kebenaran mutlak. Sedangkan kalau ada ulama lain berbicara dengan merujuk kepada Quran dan Sunnah juga, dianggap sekedar ijtihad dan penafsiran.
Padahal kapasitas Al-Albani yang sebenarnya bukan ahli tafsir, juga bukan ahli fiqih. Bahkan sebagai ahli hadits sekalipun, banyak para ulama hadits di masa sekarang ini yang masih mempertanyakan kapasitasnya. Sebab secara tradisi, seorang ahli hadits itu idealnya punya guru tempat dia mendapatkan riwayat hadits. Al-Albani memang tidak pernah belajar hadits secara tradisi lewat perawi dan sanad, sebagaimana umumya para ulama hadits. Al-Albani hanya sekedar duduk di perpustakaan membolak-balik kitab, kemudian tiba-tiba mengeluarkan statemen-statemen yang bikin orang bingung.
Al-Albani adalah tokoh hadits yang cukup kontroversial. Setidaknya menurut sebagian kalangan. Baik di kalangan ulama hadits sendiri, apalagi . di kalangan ulama fiqih. Tetapi yang menarik, Al-Albani memang sangat produktif dalam menerbitkan buku. Dan dahsyatnya, buku-buku karyanya memang cukup menghebohkan dunia ilmu syariah.
Selama ini para ulama dan ahli ilmu kebanyakan hanya diam saja dan tidak terlalu menanggapi ulah Al-Albani. Dan hanya sedikit ulama yang secara serius menanggapi dan meladeninya. Salah satunya yang pernah langsung menghadapinya adalah Dr. Said Ramadhan Al-Buthy.
Kalau tertarik membaca bukunya, silahkan download disini https://mutiarazuhud.files.wordpress.com/2011/01/al-laa-mazhabiyah-akhtharu-bidatin-tuhaddidu-as-syariah-al-islamiyah.pdf
Tapi mohon maaf buku ini masih dalam versi Arabnya. Dahulu pernah diterbitkan dalam bahasa Indonesia, tapi entah bagaimana, ketika saya baca versi terjemahannya, saya malah semakin bingung. Makanya saat ini saya sedang meminta salah seorang ustadz untuk menterjemahkan ulang dengan bahasa yang lebih komunikatif.
Namun artikel itu saya angkat bukan dengan niat untuk menjelekkan atau melecehkan, apalagi merendahkan seorang Al-Albani. Dalam beberapa tulisan, saya pun banyak memuji beliau, bahkan saya banyak juga mengutip pendapat beliau. Namun dalam dunia ilmiyah, mengkritik pendapat seseorang bukan hal yang tabu. Justru semakin terbuka seseorang atas kritik, semakin tinggi nilai kemampuan ilmiyahnya.
Kalau saya menampilkan kritik atas pendapat Al-Albani, jangan dianggap saya membenci beliau. Sebaliknya, justru karena saya menyukai beliau. Tapi kadang adik-adik kelas saya yang baru saja belajar agama, sering kali salah tanggap. Dikiranya kalau seseorang sudah mengkritik Al-Albani, seolah dianggap memusuhinya.
Nah, semoga tulisan ini tidak dianggap sebagai ‘serangan’ kepada mereka.
Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Ahmad Sarwat, Lc
Sumber:
Assalamu’alaikum wr.wb,
Saya suka membaca artikel di Mutiara Zuhud. Dengan membaca artikel disini saya semakin merasakan bertambahnya wawasan saya tentang Islam. Saya punya usul gimana kalau tulisan/artikel disini bisa saya bagikan / teruskan ke dunia maya misal : Fb,twitter dll, karena banyak sekali saya jumpai di masayarakat Islam yang masih awam diserang oleh kelompok yang tidak mau mengakui 4 Imam Madzab dalam ilmu fiqih , bahkan mereka dengan bangga mengatakan cukup dengan Al Qur’an dan Hadits, diluar itu hanya bid’ah yang diada adakan oleh ulama karena Islam itu sudah sempurna dan kebanyakan mereka meremehkan pendapat para Ulama aswaja.
Demikian usulan saya , terimakasih sebelumnya.
Walaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillah, silahkan di bagikan / diteruskan , seluas-luasnya, namun tentu dengan cara-cara yang dicintai Allah Azza wa Jalla. Jangan sampai menganggu orang lain.
Sejauh ini memang blog kami belum dikenal khalayak ramai. Bantulah untuk memperkenalkan agar dapat meredam propaganda paham anti mazhab.
silahkan lihat tulisan bagus juga : http://www.abul-jauzaa.blogspot.com/2010/01/ahmad-sarwat-al-buuthiy-dan-al-albaaniy.html
[…] Amat disayangkan dialog semalam suntuk, Al Albani tetap ‘keukeuh‘ dengan pendiriannya. Untuk itulah Dr. Said Ramadhan Al-Buthy kemudian menyusun tulisan untuk membantah pemikiran/pemahaman Al Albani. Judul buku itu dalam bahasa arab adalah : Al-Laa Mazhabiyah, Akhtharu Bid’atin Tuhaddidu As-Syariah Al-Islamiyah. Kalau kita terjemahkan secara bebas, kira-kira makna judul itu adalah : “Paham Anti Mazhab, Bid’ah Paling Gawat Yang Menghancurkan Syariat Islam“. Selengkapnya dalam tulisan pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/01/18/paham-anti-mazhab/ […]
kenapa orang yang Bid,ah itu dikatakan didalam api neraka?
وَكُلُّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ ، وَكُلُّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
“Dan semua perkara yang baru adalah bid’ah dan seluruh bid’ah adalah kesesatan dan seluruh kesesatan di neraka” (HR An-Nasaai no 1578)
saya sebagai orang awam malah tambah bingung…mana yg bener…setelah meliat tulisa di http://www.abul-jauzaa.blogspot.com/2010/01/ahmad-sarwat-al-buuthiy-dan-al-albaaniy.html dan di https://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/01/18/paham-anti-mazhab/ .Apa yang mesti dilakukan ??? Pernah mendengar dari seorang ustad “akan terjadi zaman yg penuh dgn fitnah ” apakah yg dimaksudkan itu jaman sekarang ini ya !!! mana yg bener dan yang salah,(bagi saya pribadi yang tidak berilmu ini) Tambah bingung…….Apa yang mesti dilakukan???? Mohon bimbingannya dari ustadz-ustadz sekalian….terimakasih dan semoga kita terhindar dari godaan syetan yg terkutuk…amin.
Pada hakikatnya, Ustadz Ahmad Sarwat Lc hanya mengulas buku Al Buuthy yang mengkritik atau bahkan meluruskan kesalahpahaman ulama Al Albani. Wajar tulisan Abul Jauzaa adalah dalam rangka pembelaan terhadap ulama Al Albani. Sedangkan banyak ulama yang membantah pemahaman ulama Al Albani dan ulama Al Albani adalah pengingkar beberapa hadits. Pengingkaran hadits yang dilakukan oleh ulama Al Albani diuraikan dalam tulisan pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/11/22/tidak-cukup/ atau penjelasan ulama lain pada https://mutiarazuhud.files.wordpress.com/2010/04/inilahahlussunnahwaljamaah.pdf
tahukah kalian siapa albuuty yg kalian maksud dan kalian puji sbg ulama besar? saat ini dia membela bashar assad membantai rakyat syuriah sehingga para ulama beramai-ramai membantah albuuty. sdh belasan ribu korban bashar didukun oleh albuuthy dan ahmad hassun mufti gadungan syuriah.
Nurul Azmi, sudah paham apa penyebab konflik di Suriah ?
Pihak Suriah sendiri menilai warga yang melakukan aksi anti-pemerintah, tidak lebih sebagai kelompok kriminal dan teroris yang tidak mencari kebebasan. Pemerintah pun merasa berhak untuk bertindak represif dalam melawan pengunjuk rasa.
Presiden Suriah Bashar Assad saat melakukan wawawancara dengan beberapa media, dirinya tidak pernah mengeluarkan perintah aksi kekerasan brutal terhadap para pengunjuk rasa.
Referendum direncanakan bulan Mei 2012
Kami pribadi belum mendalami penyebab konflik Suriah
Memahami agama dengan ilmu adalah suatu hal penting, namun mempraktekan ilmu agama dengan akhlak mulia adalah jauh lebih penting lagi. Banyak orang memiliki ilmu dan faham ttg agama ini (Islam), namun kenyataannya sedikit sekali orang yang memiliki akhalk mulia dengan ilmu yg dimilikinya. Rasulullah saw adalah orang yg paling paham dengan agama ini, sehingga akhlak beliau pun penuh dengan kebaikan dalam perkataan dan perbuatan.
Maka jika ingin menilai kebenaran seseorang tidak cukup dengan melihat kapasitas ilmunya semata, tapi lihatlah juga akhlaknya (termasuk saat berbicara maupun ketika melontarkan hujjah/argumentasi). Orang yg selalu merasa diri/kelompoknya paling benar, senang mencari-cari kelemahan dan menghujat orang lain krn perbedaan furu’ (termasuk menghina para ulama, ustad, mujahid dari kelompok2 lain), serta suka mengajak berdebat yg tdk perlu (padahal Rasulullah menyuruh menjauhi debat), tentulah bukan orang baik yang harus diikuti karena akhlaknya tidak sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah saw dan para sahabat (khusunya 10 org yang dijamin masuk Syurga tanpa hisab), sekalpun org tsb kelihatannya memiliki ilmu agama yang tinggi.
Karena kebanggaan dan pembelaan yang berlebihan terhadap seorang tokoh atau kelompoknya, seringkali banyak orang bersikap ‘sembrono’ dan hantam kromo saat menanggapi tulisan atau komentar orang lain. Tulisan dan komentar para ulama/ustad/mujahid yang sebenarnya cukup mudah dipahami maksudnya, akhirnya mereka ‘plintir’ dan diputar-putar sedemikian rupa (sesuai dengan hawa nafsunya) agar terlihat salah dan berbau bid’ah. Orang-orang jahil seperti ini banyak berkeliaran di dunia nyata dan dunia maya, dan telah menimbulkan keresahan di tengah umat dengan pendekatan dakwah nya yg kurang santun dan cenderung kasar ini.
Mudah-mudahan kita semua selalu dibimbing Allah dalam memahami agama ini, sehingga ilmu yang kita miliki dapat dipraktekan dengan akhlak mulia seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Amin YRA.
Syaikh Al Buthy berdusta, kemudian Ustadz Ahmad Sarwat taqlid padanya. silakan baca artikel :
http://abul-jauzaa.blogspot.com/2010/01/ahmad-sarwat-al-buuthiy-dan-al-albaaniy.html
kalaupun mereka berdusta harusnya yang buat rujukan Al Qur’an dan Hadits bro ……….bukan blog salafi wahabi ya ……he he he
ADA YANG TAQLID AMA http://abul-jauzaa.blogspot.com/2010/01/ahmad-sarwat-al-buuthiy-dan-al-albaaniy.html ………..
الْحَمْدُ للّهِ رَبِّ الْعَالَمِين
MOHON JANGAN MENCELA “SYAIKH” ALBANI KARENA :
“SYAIKH” ALBANI ITU ADALAH REFORMER
REFORMER ADALAH MUHDATSAH
MUHDATSAH ADALAH…………????????????????
“SYAIKH” ALBANI ITU MUHDATSAH ATAU MUHADITS ATAU MUHADATS TO, ANE KOK LUPA BOS, LA HAMPIR MIRIP SIH. ORANG AWAM KAYAK ANE KAN BINGUNG TO ?
Artikel ini penuh dengan kedustaan. lihat pembahasannya di : http://abul-jauzaa.blogspot.com/2010/01/ahmad-sarwat-al-buuthiy-dan-al-albaaniy.html
Wajar tulisan Abul Jauzaa adalah dalam rangka pembelaan terhadap ulama Al Albani. Sedangkan banyak ulama yang membantah pemahaman ulama Al Albani dan ulama Al Albani adalah pengingkar beberapa hadits. Pengingkaran hadits yang dilakukan oleh ulama Al Albani diuraikan dalam tulisan pada https://mutiarazuhud.wordpress.com/2011/11/22/tidak-cukup/ atau penjelasan ulama lain pada https://mutiarazuhud.files.wordpress.com/2010/04/inilahahlussunnahwaljamaah.pdf
“Tetapi alangkah kelirunya kalau pendapat para ulama itu kita benturkan dengan Quran dan Sunnah. Tidak akan pernah terjadi hal itu. Sebab pendapat para ulama itu justru lahir dari Quran dan Sunnah.”
Qur’an dan sunnah tidak akan berbenturan dengan pendapat ULAMA?
Subhanallah,,,
Bagaimana pendapat mas Seeker, tentang fatwa syekh Albani yg memerintahkan penduduk Palestina untuk keluar dari Palestine dan menganggap bahwa tanah Palestiine sudah menjadi milik Israel???
Apakah ulama yg berfatwa aneh seperti ini pantas menjadi muhadist?
Ingat mas hadist ttg Imam Mahdi yg akan memerangi Arab, Persia, Rhum dan Dajjal. Mengapa Arab yg akan diperangi terlebih dahulu? Apakah krn di Arab muncul fitnah?
Lahir dari Qur’an dan Sunnah , kalau pemahaman mereka benar
Sedangkan untuk memahami atau menggali dari Al Qur’an dan As Sunnah dibutuhkan kompetensi seperti
a. Mengetahui dan menguasai bahasa arab sedalam-dalamnya, karena al-quran dan as-sunnah diturunkan Allah dan disampaikan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dalam bahasa Arab yang fushahah dan balaghah yang bermutu tinggi, pengertiannya luas dan dalam, mengandung hukum yang harus diterima. Yang perlu diketahui dan dikuasainya bukan hanya arti bahasa tetapi juga ilmu-ilmu yang bersangkutan dengan bahasa arab itu seumpama nahwu, sharaf, balaghah (ma’ani, bayan dan badi’).
b. Mengetahui dan menguasai ilmu ushul fiqh, sebab kalau tidak, bagaimana mungkin menggali hukum secara baik dan benar dari al-Quran dan as-Sunnah padahal tidak menguasai sifat lafad-lafad dalam al-Quran dan as-Sunnah itu yang beraneka ragam seperti ada lafadz nash, ada lafadz dlahir, ada lafadz mijmal, ada lafadz bayan, ada lafadz muawwal, ada yang umum, ada yang khusus, ada yang mutlaq, ada yang muqoyyad, ada majaz, ada lafadz kinayah selain lafadz hakikat. Semua itu masing-masing mempengaruhi hukum-hukum yang terkandung di dalamnya.
c. Mengetahui dan menguasai dalil ‘aqli penyelaras dalil naqli terutama dalam masalah-masalah yaqiniyah qath’iyah.
d. Mengetahui yang nasikh dan yang mansukh dan mengetahui asbab an-nuzul dan asbab al-wurud, mengetahui yang mutawatir dan yang ahad, baik dalam al-Quran maupun dalam as-Sunnah. Mengetahui yang sahih dan yang lainnya dan mengetahui para rawi as-Sunnah.
e. Mengetahui ilmu-ilmu yang lainnya yang berhubungan dengan tata cara menggali hukum dari al-Quran dan as-Sunnah.
antm apa tdk tahu bashar assad adalah syiah dan dibantu sm Iran untuk bantai rakyat sunni di Syuriah? antara anta dan rakyat Syuriah jelas ana lbh tsiqah pd rakyat Syuriah. fakta berbicara, antm bs sdkt searching tntg kekejaman Assad, tdk pernah satu yahudipun pernah dibunuhnya tp sdh 16rb sunni yg sdh dibantai..
he he.. ahmad sarwat pengagum albuthy dan alqardhawy..saat ini alqardhawy membantah albuthy dan mengatakan albuthy bertanggung jawab terhadap ribuan rakyat syuriah yg dibantai.. buka mata dikit mas admin
Mas , kalau bahas politik, sebaiknya jangan ditopik yang ini
Silahkan pada topik seperti
Terimakasih ustad.saya pernah baca,katanya bl al qur an dgn hadits berlawanan dlm hukum,haditslah yg dipake.Krn hanya rosululloh yg tau makna ayat yg sebenarnya.Demikian jg bl al hadits berlawanan dgn ijma qiyas,maka ijma qiyas yg dipakae,krn hnya ulama yg mujtahid mutlak yg tau makna hadits.BL guru besar dibawah mazhab 4,apakah udah memenuhi syarat2 mujtahid mutlak?Sehingga dgn lantang teriak para imam mazhab ajarannya bi’ah?Mnrut sy yg awam ini,marilah pegang teguh al qur an,al hadits.ijma,qiyas ,meski jutaan gelombang menerjang.
Assalamu alaikum akhi…
Ana izin copy dan share beberapa tulisan antum di blog ini…semoga tercatat sebagai amal ibadah kita.
Ohya ana beberapa kali mencoba klik link download utk kitab Syaikh Said Romadhon Al Buthi yg versi arab : “al laa madzhabiyah akhtaru bid’atin tuhaddidu asy syariah al islamiyyah” tetapi selalu gagal .
Apakah karena koneksi internet di tempat ana (lombok – NTB) ataukah persoalan lain ,wallahu a’lam.
Ana mohon kemurahan hati antum sekiranya ada sedikit waktu luang sudi mengirimkan file (pdf) kitab tersebut via email ke ana : ubaidillah.ahmad70@gmail.com
Tapi andai itu akan mengganggu kesibukan antum ,silahkan di abaikan saja.
Demikian dari ana ,salam ukhuwah ..semoga kita tetap dalam ikatan ahlussunnah wal jamaah
Wassalamu alaikum ,
M. Ubaidillah
Walaikumsalam wr wb
Alhamdulillah, silahkan copas tulisan-tulisan dari blog ini
InsyaAllah pdf file akan kami kirim