Feeds:
Pos
Komentar

Posts Tagged ‘Walikota Bogor’


Surat terbuka di antara mereka yang saling mengaku Salafiyyun

Berikut kutipan surat terbuka dari mereka yang saling mengaku sebagai Salafiyyun yang dibuat oleh ulama mereka yang dipanggil Ust. Fathudin Ja’far dan ditujukan untuk ulama mereka yang dipanggil Ust. Yazid Jawaz terkait kasus pembekuan IMB Masjid Imam Ahmad Bin Hanbal yang dipublikasikan pada tanggal 30 Agustus 2017 dari https://www.eramuslim.com/suara-kita/suara-pembaca/surat-terbuka-al-ust-fathudin-jafar-untuk-ust-yazid-jawaz.htm

***** awal kutipan *****
Dari pihak Salafi, wa bil-husus akhil karim Yazid Jawaz hafizhohullah (kita sudah kenal dan bersaudara sejak tahun 1983/1984 kendati manhaj dakwah kita berbeda), sepatutnya mengevaluasi manhaj dan uslub dakwah yang dikembangkan. Tidak menutup kemungkinan, masyarakat bertindak brutal itu karena manhaj dan asalib dakwah yang antum kembangkan sendiri terlau banyak melukai hati dan pemikiran mereka sejak 15 tahun belakangan.

Sudah berapa banyak ormas/jamaah Islam lokal maupun global yang antum sesatkan? Sudah berapa banyak tokoh dakwah lokal ataupun global yang antum anggap sesat dan ahli neraka tanpa ampun..?!!

Antum wahai ikhwah yang mengklaim Salafiyyun harus bersyukur karena penolakan masyarakat kepada dakwah antum masih dalam batas toleransi dan terkontrol. Coba bayangkan jika semua ormas dan jama’ah Islam yang antum sesatkan itu mengamuk semuanya, mungkin tidak akan ada satu markaz pun atau masjid antum yang terisisa di nusantara ini.
***** akhir kutipan ******

Berikut kutipan tanggapan ulama mereka yang dipanggil Ust. Fathudin Ja’far dari link yang sama terkait pernyataan ulama mereka yang dipanggil Ust. Yazid Jawaz bahwa persatuan umat Islam dalam perayaan atau persatuan umat Islam dalam menghadapi suatu masalah adalah persatuan kebon binatang sebagaimana video dari kalangan mereka yang dipublikasikan pada http://video.genfb.com/594985214024002

***** awal kutipan *****
Kemudian……, rasa ujub dan sombong antum yang mengatakan bahwa PERSATUAN UMMAT ISLAM adalah sama dengan perkumpulan kebun binatang, ditambah lagi standar ganda yang antum terapkan kepada selain kelompok antum sendiri seperti jika ada yang mengkritik sebagian da’i kelompok antum selalu dikatakan kenapa tidak tabayyun, dst. Padahal hampir semua tuduhan sesat, bid’ah, khawarij, dll yang antum tuduhkan kepada ormas/jamaah Islam lainnya dan tokoh-tokoh mereka tidak ada yang antum lakukan tabayyun dan bahkan banyak di antara mereka yang sudah wafat.

Tidak heran jika ada yang mengatakan bahwa bagi antum dan kelompok antum ini halal segalanya dan haram bagi yang lain. Kunci surga dan neraka seakan ada di tangan antum. Semua umat harus ikut manhaj dan asalib dakwah antum kendati salah dan keliru sehingga seakan tidak ada peluang bagi umat untuk berbeda /khilaf dalam segala hal. Padahal, setiap yang belajar Islam dengan benar pasti tahu bahwa khilafiyah (khususnya dalam perkara furu’ dan perkara-perkara al-mutaghayyirat) sudah ada sejak zaman sahabat Rasulullah.

Oleh sebab itu, sebagai saudara antum fil Islam dan mencintai antum karena Allah, mari kita semua bergandeng tangan dalam berdakwah kepada Allah apalagi di akhir zaman yang penuh fitnah ini.

Mari kita belajar mendengarkan pendapat-pendapat ulama lain yang mungkin berbeda, bedakan hal-hal prinsip dengan yang tidak prinsip, pelajari fiqhud dakwah dan fiqhul aulawiyyar, terapkan prinsip step by step dalam praktek dakwah, al-wala’ wal baro’, tanamkan mahabbah/cinta kepada semua umat yang mengucap dua kalimah syahadah kendati mereka masih tergelincir dalam beberapa mukhalafaat. Pandanglah ummat ini dengan tatapan iba dan kasih sayang, bukan dengan kebencian dan penghinaan. ketahuilah bahwa qunut subuh, tahlilan, maulidan, yasinan, dll bukanlah perkara yang membatalakan Islam. Demikian juga faham Asy’ariyah itu tidaklah separah yang antum dakwakan.

Demi Allah, ana sampaikan ini karena situasi semakin memanas sedangkan ana belum bisa berjumpa dengan antum. Padahal sejak antum keluarkan kata-kata “persatuan kebun hinatang” ana sudah berniat silaturrahmi menemui antum karena banyak sahabat da’i yang panas telinganya mendengarkan ucapan antum yang tidak pantas itu, apalagi seorang USTAD BESAR yang sangat di hormati ditengah pengikut antum.
***** akhir kutipan *******

Kemudian surat terbuka tersebut “dibantah” oleh lainnya pada http://www.eramuslim.com/suara-kita/suara-pembaca/bantahan-atas-surat-terbuka-fathuddin-jafar-untuk-ustadz-yazid-bin-abdul-qadir-jawas.htm

Berikut berita terkait sidang ke 8, di Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung pada hari Senin, 5 Februari 2018 yang lalu dalam perkara No: 150/G/2017/PTUN antara Yayasan Pendidikan Islam Imam Ahmad bin Hanbal selaku Penggugat, dan Walikota Bogor selaku Tergugat di mana Majelis Hakim telah meminta dilakukan dialog antara Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas dengan meminta Walikota selaku Tergugat untuk memfasilitasi hal itu.

Lalu Panitia Mudzakarah Majelis Ulama Indonesia Kota Bogor melayangkan surat undangan No : 18.014/MUI-Kot.Bo/II/2018 tanggal 06 Februari 2018 terkait tuduhan sesat Asyairah, Maturidiyah dan Sufiiyah

Kemudian Tim Pembela MIAH (masjid Imam Ahmad bin Hanbal) dalam surat balasan dengan No : 002/TP-MIAH/II/2018 tanggal 07 Februari 2017 mengajukan penjadwalan ulang Selasa 13 Februari 2018 dengan catatan “(sebelumnya akan kami konfirmasi)”

“Padahal dialog hari ini (Selasa 6/2, red) saja awalnya sudah mereka iyakan, tapi sekarang bilang bentrok jadwal,” ungkapnya sebagaimana yang diberitakan oleh Radar Bogor dengan judul berita “Mangkir dari Tabayun” http://www.radarbogor.id/2018/02/10/mangkir-dari-tabayun/

Berikut kutipan berita selengkapnya

***** awal kutipan ******
Sekretaris Komisi Fatwa MUI Kota Bogor, Khotimi Bahri, menganggap dialog itu penting untuk dibawa ke persidangan PTUN selanjutnya. Namun sayangnya, Ustaz Jawas yang merupakan perwakilan dari jamaah Masjid Imam Ahmad bin Hanbal berhalangan hadir dengan berkirim surat di hari pelaksanaan.

“Besok (Rabu 7/2, red) tim Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dipanggil ke PTUN Bandung, pemanggilan saksi ahli dari FKUB dan Kemenag, sekaligus melaporkan dialog hari ini (Selasa 6/2, red). Tapi karena tidak jadi, ya tidak ada hasil yang bisa dilaporkan,” katanya saat ditemui di kantor MUI Kota Bogor, Rabu (7/2).

Surat permohonan yang meminta untuk mengundur agenda dialog itu pun dianggap Khotimi tidak konsisten. Sebab, dalam surat tersebut tercantum tanggal penundaan pada 13 Februari mendatang tetapi dibubuhi dengan keterangan yang menyatakan bahwa akan dikonfirmasi lagi kepastiannya.

“Kenapa ada tulisan nanti dikonfirmasi lagi?

Padahal dialog hari ini (Selasa 6/2, red) saja awalnya sudah mereka iyakan, tapi sekarang bilang bentrok jadwal,” ungkapnya
***** akhir kutipan*****

Sampai tulisan ini dibuat, kami belum mendapatkan kabar lebih lanjut realisasi dialog tersebut.

Wassalam

Zon di Jonggol, Kabupaten Bogor 16830

Read Full Post »

Older Posts »